jlk –Idrus Marham adalah seorang politisi Indonesia yang lahir pada 14 Agustus 1962 di Patampanua, Pinrang, Sulawesi Selatan. Ia dikenal sebagai mantan Sekretaris Jenderal Partai Golkar dan pernah menjabat sebagai Menteri Sosial di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo. Karier politiknya diwarnai oleh kontroversi, terutama terkait dengan kasus korupsi yang membuatnya divonis penjara.
Latar Belakang Pendidikan dan Karier Awal
Idrus menempuh pendidikan di berbagai lembaga, termasuk Fakultas Syariah di IAIN Alauddin Makassar dan IAIN Walisongo Semarang. Ia meraih gelar doktor dalam ilmu politik dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 2009. Sebelum terjun ke dunia politik, Idrus adalah seorang akademisi dan dosen di beberapa universitas di Jakarta.
Karier Politik
Idrus Marham memulai karier politiknya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada tahun 1999 hingga 2011. Ia kemudian menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Golkar dari 2009 hingga 2018. Pada tahun 2018, ia diangkat menjadi Menteri Sosial, namun hanya menjabat selama tujuh bulan sebelum mengundurkan diri akibat terjerat kasus korupsi terkait proyek PLTU Riau-1.
Kasus Korupsi
Idrus Marham terlibat dalam skandal korupsi yang berkaitan dengan proyek pembangkit listrik PLTU Riau-1. Ia ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Agustus 2018 dan divonis tiga tahun penjara pada April 2019 setelah terbukti menerima suap sebesar Rp 2,25 miliar. Meskipun ia mengajukan banding, hukumannya diperberat menjadi lima tahun sebelum akhirnya dikurangi menjadi dua tahun oleh Mahkamah Agung, dan ia dibebaskan pada September 2020.
Kehidupan Pribadi
Idrus Marham menikah dengan Ridho Ekasari pada 4 Juni 2009. Ridho adalah mantan presenter televisi yang dikenal melalui acara keagamaan. Pernikahan mereka dilaksanakan di Masjid Dian al Makhri, Depok, dengan saksi dari pihak Idrus adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dari pihak Ridho adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla. Mereka memiliki tiga orang anak.
Hubungan Keluarga dan Kekerabatan
Idrus Marham memiliki hubungan yang erat dengan beberapa politisi lainnya dalam Partai Golkar. Ia sering dikaitkan dengan perseteruan internal partai, terutama dengan Ketua Umum Airlangga Hartarto. Perseteruan ini mencerminkan dinamika politik dalam tubuh Golkar yang kerap terjadi di antara para pemimpin partai.
Selain itu, Idrus juga memiliki koneksi politik yang kuat melalui jaringan organisasi keagamaan dan kepemudaan yang pernah ia ikuti, seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Karang Taruna. Keterlibatannya dalam organisasi-organisasi ini telah membantunya membangun relasi yang luas dalam dunia politik Indonesia.
Dengan latar belakang pendidikan yang solid dan pengalaman politik yang panjang, Idrus Marham merupakan contoh kompleksitas seorang politisi yang terjebak dalam praktik korupsi meskipun memiliki potensi untuk berkontribusi positif bagi masyarakat.