jlk – Mereka duduk di tepi jalan yang ramai, di bawah payung usang yang mereka beli dari pasar loak seminggu lalu.
Sinar matahari memancar dengan kejam, tapi itu tidak menghentikan percakapan mereka yang mendalam.
“Pendidikan atau militer, ya?” tanya Masduni, sambil menyilangkan kakinya dan mencoba menghindari panas yang menusuk. “Banyak yang bilang militer, tapi kalau dipikir-pikir, pendidikan itu kayak akarnya dari segala-galanya.”
Morahman mengangguk, seraya menggelengkan kepala, “Betul juga, Ni. Pendidikan tuh kayak bibit. Kalau bibitnya bagus, pohonnya juga bakal subur. Nah, kalau pendidikan kita bagus, sumber daya manusianya pasti berkualitas. Bukannya begitu?”
Mereka berdua diam sejenak, merenungkan kata-kata yang baru saja mereka ucapkan. Semilir angin berbisik di kuping mereka, seolah memberi restu pada pembicaraan yang agak mendalam ini.
“Tapi, militer juga penting, kan?” sela Morahman, memecah keheningan. “Tanpa militer yang kuat, gimana kita bisa merasa aman? Gimana negara ini bisa terjaga dari ancaman luar?”
Masduni mengangguk setuju, “Iya, betul juga. Tapi lihatlah, Moh. Pendidikan itu bikin manusia jadi lebih cerdas, lebih kreatif. Kalau kita punya banyak orang pintar, pasti bisa cari cara buat jaga negara tanpa harus terus-terusan berperang.”
Mereka berdua terdiam lagi, kali ini dalam pikiran yang penuh pertimbangan. Pendidikan atau militer, dua hal yang seolah saling bertentangan tapi juga berjalan beriringan.
“Tapi, Ni,” ujar Morahman, dengan raut wajah yang penuh tanda tanya. “Kalau begitu, kenapa kita masih sering denger berita soal pendidikan yang kurang memadai? Gimana bisa kita berharap punya sumber daya manusia yang berkualitas kalau pendidikannya aja belum tentu bagus?”
Masduni mengangguk pelan, seolah sadar akan ironi yang tersembunyi di balik kata-kata Morahman. “Iya, Mo. Masalah pendidikan itu memang kompleks. Tapi mungkin, kalau kita mulai memprioritaskan pendidikan dari sekarang, masa depan kita bisa lebih baik. Militer tetap penting, tapi kalau pendidikan udah oke, mungkin kita bisa lebih bijak memanfaatkannya.”
Mereka berdua tersenyum, seolah menemukan titik terang di tengah kerumitan pertanyaan mereka. Mungkin, memang tak ada jawaban pasti antara pendidikan atau militer.
Yang penting, mereka sepakat bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang bagi sebuah bangsa. Dan dengan pendidikan yang berkualitas, siapa tahu, masa depan bisa lebih cerah.