Demi IKN, Golden Visa Jadi Solusi

zajpreneur By zajpreneur
4 Min Read
visa, visa card, payment
Photo by ignartonosbg on Pixabay

jlk – Pada 25 Juli 2024, Presiden Joko Widodo menggemparkan dunia dengan meluncurkan Golden Visa Indonesia.

Program ini dirancang untuk menggaet investasi asing dan talenta global dengan tujuan mulia: menggenjot ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Tapi, apakah ini benar-benar solusi jitu atau hanya angin surga belaka?

Golden Visa

Bayangkan, kamu seorang ekspat yang punya tabungan sebesar $350.000. Dengan Golden Visa, kamu bisa tinggal di Indonesia selama lima tahun, dan kalau punya $700.000, bisa tinggal selama sepuluh tahun! Asyik, kan? Kamu bisa menikmati nasi padang tiap hari, main surfing di Bali, dan (mungkin) jadi pengusaha sukses di sini.

Golden Visa ini juga memberikan akses yang lebih mudah untuk berinvestasi di berbagai sektor seperti properti dan bisnis.

- Advertisement -

Tak hanya itu, fasilitas dan perlindungan hukum yang lebih baik bikin kamu bisa tidur nyenyak tanpa khawatir properti diambil alih.

Namun, di balik kemudahan ini, ada perbedaan hak milik properti yang harus diwaspadai. WNI punya hak milik penuh, sedangkan WNA hanya diberi hak pakai. Ini bisa jadi sumber gesekan, terutama kalau investasi properti mulai melonjak.

Dampak bagi WNI

Dari sudut pandang WNI, Golden Visa bisa jadi berkah atau musibah. Dengan harapan menciptakan 4,4 juta pekerjaan baru, program ini bisa jadi solusi pengangguran yang selama ini menjadi momok.

Kehadiran investor asing juga diharapkan bisa membawa transfer teknologi dan pengetahuan, memperbaiki kualitas SDM lokal melalui pelatihan dan kolaborasi.

Namun, ada juga sisi gelapnya. Kenaikan harga properti bisa jadi masalah serius. Bayangkan, harga rumah melonjak karena permintaan dari WNA. Masyarakat lokal bisa makin sulit memiliki rumah. Ini seperti beli roti sobek, tapi yang sobek malah dompet sendiri.

- Advertisement -

Pelajaran dari Tetangga Jauh

Negara lain sudah lebih dulu punya program serupa, dan kita bisa belajar dari mereka. Portugal, misalnya, sukses besar menarik investasi lewat jalur dana dan proyek budaya, meskipun investasi properti akhirnya dihapus karena bikin harga rumah meroket.

Spanyol juga menawarkan Golden Visa melalui investasi properti, saham, dan obligasi pemerintah, tapi mereka berencana menghapus investasi properti karena dampak negatifnya.

Sementara itu, Malta menawarkan residensi permanen tanpa perlu perpanjangan, dengan jalur cepat menuju kewarganegaraan. Nah, Indonesia bisa menimbang-nimbang nih, mana yang cocok diadopsi.

- Advertisement -

Ibu Kota Nusantara (IKN)

Golden Visa dianggap sebagai solusi untuk menarik investasi di IKN, proyek pembangunan besar Indonesia.

Pemerintah berharap insentif ini bisa menarik investor untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan ekonomi di wilayah tersebut.

Namun, ada pertanyaan besar: apakah investor benar-benar tertarik, atau mereka cuma melihat ini sebagai kesempatan spekulatif belaka?

Kesimpulan

Golden Visa Indonesia punya potensi besar untuk membawa manfaat ekonomi, tapi juga membawa tantangan yang harus dihadapi dengan bijak.

Keberhasilan program ini bergantung pada seberapa efektif pemerintah dalam memperbaiki iklim investasi dan mengelola dampak sosial yang mungkin timbul.

Bukan cuma janji manis yang dibutuhkan, tapi juga kebijakan yang realistis dan berpihak pada kepentingan rakyat banyak.

Share This Article