Konflik dan Ketidakadilan: Sebuah Analisis atas 10 Konflik Besar dalam 70 Tahun Terakhir di Indonesia

zajpreneur By zajpreneur
8 Min Read

Menurut mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dari 15 konflik besar yang terjadi di Indonesia selama 70 tahun, 10 di antaranya disebabkan oleh ketidakadilan. Berikut adalah 10 konflik tersebut, beserta penyebab dan dampaknya:

  • Pemberontakan Madiun (1948): Konflik antara pemerintah Republik Indonesia dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang ingin mendirikan Republik Soviet Indonesia. Penyebabnya adalah ketidakadilan politik dan ekonomi yang dirasakan oleh PKI. Dampaknya adalah kematian sekitar 8.000 orang dan penangkapan ribuan orang lainnya.
  • Pemberontakan RMS (1950-1963): Konflik antara pemerintah Republik Indonesia dan Republik Maluku Selatan (RMS) yang ingin memisahkan diri dari Indonesia. Penyebabnya adalah ketidakadilan sejarah dan identitas yang dirasakan oleh orang Maluku. Dampaknya adalah kematian sekitar 15.000 orang dan pengungsian ribuan orang lainnya.
  • Pemberontakan DI/TII (1953-1962): Konflik antara pemerintah Republik Indonesia dan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia. Penyebabnya adalah ketidakadilan ideologi dan agama yang dirasakan oleh DI/TII. Dampaknya adalah kematian sekitar 30.000 orang dan penangkapan ribuan orang lainnya.
  • Pemberontakan Permesta (1957-1961): Konflik antara pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera dan Perjuangan Semesta (Permesta) di Sulawesi yang menentang kebijakan sentralistik pemerintah pusat. Penyebabnya adalah ketidakadilan pembangunan dan otonomi daerah yang dirasakan oleh PRRI/Permesta. Dampaknya adalah kematian sekitar 40.000 orang dan kerusakan infrastruktur.
  • G30S/PKI (1965-1966): Konflik antara pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) yang melakukan kudeta dan membunuh enam jenderal. Penyebabnya adalah ketidakadilan sosial dan kekuasaan yang dirasakan oleh PKI. Dampaknya adalah kematian sekitar 500.000 orang dan pembantaian massal terhadap anggota dan simpatisan PKI.
  • Konflik Aceh (1976-2005): Konflik antara pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ingin memisahkan diri dari Indonesia. Penyebabnya adalah ketidakadilan sumber daya alam dan hak asasi manusia yang dirasakan oleh rakyat Aceh. Dampaknya adalah kematian sekitar 15.000 orang dan pengungsian ribuan orang lainnya.
  • Konflik Timor Timur (1975-1999): Konflik antara pemerintah Republik Indonesia dan Fretilin yang ingin memerdekakan Timor Timur dari Indonesia. Penyebabnya adalah ketidakadilan penjajahan dan penindasan yang dirasakan oleh rakyat Timor Timur. Dampaknya adalah kematian sekitar 200.000 orang dan pengungsian ribuan orang lainnya.
  • Konflik Ambon (1999-2002): Konflik antara kelompok Muslim dan Kristen di Ambon dan sekitarnya. Penyebabnya adalah ketidakadilan politik dan ekonomi yang dirasakan oleh kedua kelompok. Dampaknya adalah kematian sekitar 5.000 orang dan pengungsian ribuan orang lainnya.
  • Konflik Poso (1998-2007): Konflik antara kelompok Muslim dan Kristen di Poso dan sekitarnya. Penyebabnya adalah ketidakadilan politik dan ekonomi yang dirasakan oleh kedua kelompok. Dampaknya adalah kematian sekitar 2.000 orang dan pengungsian ribuan orang lainnya.
  • Konflik Papua (1963-sekarang): Konflik antara pemerintah Republik Indonesia dan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang ingin memisahkan diri dari Indonesia. Penyebabnya adalah ketidakadilan sejarah dan hak asasi manusia yang dirasakan oleh rakyat Papua. Dampaknya adalah kematian sekitar 100.000 orang dan pelanggaran hak asasi manusia.

Bagaimana Mencegah Konflik Berulang di Masa Depan?

Share This Article