Seorang suami memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan seorang istri. Bukan hanya sebagai pelengkap, tetapi sebagai penentu utama dalam kesuksesan dan kebahagiaan bersama. Sejarah telah menunjukkan bahwa di balik kesuksesan seorang suami, seringkali ada istri yang setia mendukung dan membantu. Contoh dari masa lalu termasuk Siti Hawa yang mendampingi Nabi Adam, Siti Khadijah yang mendukung Nabi Muhammad, dan Ibu Tien yang berada di samping Soeharto.
Istri yang shalihah, yang memilih sikap baik, menjaga kehormatan diri, dan mendukung suami dari godaan luar, dianggap sebagai perhiasan dunia terbaik menurut Rasulullah. Istri yang shalihah juga memiliki peran sebagai kopilot dalam rumah tangga, mengatur keuangan dan arah keluarga agar dapat melewati gelombang kehidupan.
Dalam konteks modern, pembagian tugas dalam rumah tangga menjadi penting untuk mencegah salah satu pihak merasa kewalahan. Komunikasi terbuka dan pembagian tugas sesuai kemampuan adalah kunci untuk kerja sama yang harmonis antara suami dan istri. Ini tidak hanya memberikan waktu lebih banyak bagi istri atau suami untuk memahami perannya di rumah, tetapi juga menjadi contoh kerja sama bagi anak-anak.
Menurut hukum keluarga Islam, suami memiliki kewajiban untuk melindungi istri dari bahaya dan memberikan rasa aman dalam hubungan pernikahan. Ini mencakup perlindungan fisik, emosional, dan mental. Suami juga diharapkan menghormati istri sebagai mitra hidup dan menghargai pendapatnya.
Dalam Islam, suami bertanggung jawab untuk menjaga, merawat, memelihara, dan menjamin kebutuhan istri dan anggota keluarga lainnya. Sebagai kepala keluarga, peran suami sangat penting dalam memberikan arahan dan perlindungan bagi keluarga.
Kesetaraan dalam peran dan tanggung jawab suami istri sangat penting untuk menciptakan hubungan yang seimbang dan harmonis. Dengan saling mendukung dan menghargai peran masing-masing, suami dan istri dapat bersama-sama mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam kehidupan rumah tangga mereka.