Basuki Menyesal Soal Tapera, ‘Siapa Sangka Rakyat Marah?’

zajpreneur By zajpreneur
5 Min Read
Basuki Menyesal Soal Tapera, 'Siapa Sangka Rakyat Marah?'
Basuki Menyesal Soal Tapera, 'Siapa Sangka Rakyat Marah?'

jlk – Kalian pasti udah nggak asing lagi kan dengan berita yang lagi heboh akhir-akhir ini? Yap, ini tentang Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), yang lagi jadi sorotan karena kebijakan Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) yang ternyata bikin rakyat marah. Siapa sangka ya, kebijakan yang niatnya buat bantu malah jadi bumerang?

Apa Itu Tapera?

Sebelum kita bahas lebih jauh, yuk kita pahami dulu apa itu Tapera. Tapera adalah program tabungan wajib bagi pekerja yang bertujuan untuk membantu mereka memiliki rumah.

Dalam konsepnya, para pekerja dan pemberi kerja diwajibkan untuk menyisihkan sebagian gaji mereka ke dalam tabungan ini. Kelihatannya mulia kan, guys? Tapi, kenapa bisa bikin rakyat marah?

Kronologi Kejadian

Semua berawal ketika Basuki mengumumkan implementasi Tapera ini. Rakyat langsung bereaksi keras. Media sosial penuh dengan keluhan dan protes.

- Advertisement -

Tagar #TolakTapera bahkan sempat trending di Twitter. Banyak yang merasa kebijakan ini malah membebani mereka yang gajinya pas-pasan. Mereka harus mengeluarkan uang lagi untuk sesuatu yang belum jelas manfaatnya.

Respon Basuki

Awalnya, Basuki dan timnya tetap kukuh pada keputusan mereka. Mereka percaya bahwa ini adalah solusi jangka panjang untuk masalah perumahan di Indonesia.

Namun, semakin hari semakin banyak kritik yang datang. Akhirnya, Basuki pun angkat bicara dan mengakui bahwa ada kekurangan dalam kebijakan ini.

Dalam sebuah konferensi pers yang digelar beberapa waktu lalu, Basuki mengatakan, “Kami tidak menyangka bahwa respon masyarakat akan sekeras ini. Kami akan mengevaluasi dan memperbaiki kebijakan ini agar sesuai dengan harapan rakyat.”

Data dan Fakta

Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 60% pekerja di Indonesia masih mendapatkan upah di bawah standar kelayakan hidup.

- Advertisement -

Dengan adanya kebijakan Tapera, mereka harus mengeluarkan tambahan 3% dari gaji bulanan mereka. Ini tentunya menjadi beban tambahan bagi mereka yang gajinya sudah pas-pasan.

Di sisi lain, survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa 75% responden merasa kebijakan Tapera tidak tepat waktu dan belum dibutuhkan saat ini.

Mayoritas dari mereka lebih memilih jika pemerintah fokus pada peningkatan kesejahteraan dan infrastruktur dasar terlebih dahulu.

- Advertisement -

Reaksi dari Para Pekerja

Banyak pekerja yang mengungkapkan kekecewaan mereka di media sosial. Seorang pekerja pabrik bernama Andi (27) mengatakan, “Gaji saya sudah kecil, masih harus dipotong lagi untuk Tapera.

Padahal saya belum tentu bisa dapat rumah dari program ini. Mending uangnya buat kebutuhan sehari-hari.”

Senada dengan Andi, Rina (32), seorang pegawai kantoran, juga merasa kebijakan ini tidak adil. “Saya dan suami sama-sama bekerja, tapi gaji kami nggak besar. Kebijakan ini malah bikin pusing, karena pengeluaran jadi tambah. Pemerintah harusnya pikirin dulu kondisi rakyat sebelum buat aturan.”

Jalan Keluar

Menanggapi protes yang semakin besar, Basuki pun mengambil langkah cepat. Dia mengajak berbagai pihak untuk duduk bersama dan mencari solusi terbaik. “Kami terbuka untuk menerima masukan dari masyarakat. Semua kritik ini akan menjadi bahan evaluasi bagi kami,” ujar Basuki.

Beberapa solusi yang sedang dipertimbangkan antara lain adalah penundaan pelaksanaan Tapera hingga situasi ekonomi lebih stabil, serta memberikan subsidi bagi pekerja dengan penghasilan rendah.

Selain itu, pemerintah juga berencana untuk meningkatkan sosialisasi mengenai manfaat dan mekanisme Tapera agar masyarakat lebih paham dan tidak salah paham.

Kesimpulan

Sobat Gaul, dari kasus ini kita bisa belajar bahwa setiap kebijakan harus benar-benar dipikirkan matang-matang dan dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat.

Basuki dan timnya kini tengah berusaha keras untuk memperbaiki situasi dan memenuhi harapan rakyat. Kita tunggu saja bagaimana perkembangan selanjutnya. Semoga ada solusi yang terbaik untuk semua pihak, ya!

Share This Article