jlk – Dalam sebuah organisasi mahasiswa yang seharusnya menjadi garda depan perubahan intelektual, HMI Cabang Bangkalan tampaknya telah menemukan formula rahasia untuk sukses: berat badan! Ya, bukan kapasitas berpikir, visi, atau kemampuan untuk memimpin, tetapi berapa kilogram tubuhmu! Jika ini bukan revolusi dalam dunia organisasi, maka saya tidak tahu apa lagi yang lebih mengagumkan.
Bayangkan saja, dalam pemilihan calon ketua umum yang biasanya penuh dengan debat intelektual, diskusi visi-misi, serta adu argumen yang berbobot (secara harfiah dan figuratif), kali ini yang dipersoalkan justru berapa banyak nasi bebek yang bisa kamu lahap. Karena, jelas, seorang pemimpin yang baik harus mampu menanggung beban—bukan beban moral atau intelektual, tapi beban kalori.
Mungkin ini adalah cara baru untuk menilai kehebatan seseorang. Berat badan jadi indikator kemampuan mengatasi tekanan organisasi. Lagi pula, kalau badannya ringan, bagaimana bisa menanggung beban berat organisasi? Dan kalau terlalu kurus, bagaimana bisa berdebat dengan otot-otot pikir yang jelas-jelas butuh asupan lemak berlebih? Di sinilah, kita melihat betapa HMI Cabang Bangkalan begitu revolusioner dalam memahami kepemimpinan.
Dengan demikian, kita bisa menyimpulkan bahwa HMI Cabang Bangkalan sedang berupaya menciptakan standar baru kepemimpinan. Jika dulu kita berpikir bahwa ketua umum haruslah seseorang yang memiliki pandangan tajam dan pikiran mendalam, kini kita tahu, yang lebih penting adalah memiliki lingkar pinggang yang sesuai standar.
Salam waras…..