jlk – Bayangkan Anda berjalan-jalan di Sleman, sebuah kabupaten yang terletak di Yogyakarta, Indonesia. Udara segar, pemandangan hijau, dan suara alam yang menenangkan.
Tapi, di balik keindahan ini, ada ancaman yang mengintai, sebuah ancaman yang telah merenggut satu nyawa dan membuat 14 lainnya berjuang.
Leptospirosis, penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira, telah menyerang Sleman. Dalam bahasa sehari-hari, penyakit ini dikenal sebagai ‘kencing tikus’.
Mengapa? Karena bakteri ini dapat disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi, seperti tikus.
Kasus pertama muncul beberapa bulan lalu, dan sejak itu, jumlah kasus telah meningkat menjadi 14. Dari jumlah tersebut, satu orang telah meninggal dunia.
Kabar ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Khamidah Yuliati.
Kasus-kasus ini tersebar di sembilan kapanewon atau kecamatan yang ada di Sleman, meliputi Moyudan, Gamping, Seyegan, Tempel, Pakem, Cangkringan, Ngemplak, Depok dan Prambanan. Kasus yang meninggal terjadi di Kapanewon Prambanan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman telah gencar mengedukasi dan sosialisasi ke masyarakat. Apabila ada yang bergejala diminta segera ke puskesmas.
“Edukasi dan sosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat oleh puskesmas wilayah setempat,” pungkas Khamidah Yuliati.
Leptospirosis dapat menyebabkan kondisi yang mirip flu ringan atau tanpa gejala. Namun, penyakit ini harus segera dikenali dan ditangani medis.
Jadi, jika Anda merasa tidak enak badan setelah berinteraksi dengan tikus atau hewan lain yang mungkin terinfeksi, segera periksakan diri Anda ke puskesmas terdekat.
Jadi, meski Sleman tampak indah dan damai, jangan lupa bahwa ada ancaman yang mengintai. Jangan biarkan ‘kencing tikus’ menghentikan langkah Anda. Tetap waspada, tetap sehat, dan mari kita berjuang bersama melawan Leptospirosis.