Pendidik yang Seharusnya Mendidik Malah Ngajarin Iclik!!

Uslifatil Jannah By Uslifatil Jannah
4 Min Read
A man and woman cuddling together in bed.

Dunia pendidikan, yang katanya tempat kita belajar dengan tenang dan mendalami ilmu pengetahuan, ternyata kadang-kadang bisa jadi lahan drama yang mengalahkan sinetron di TV.

Harusnya, kampus itu seperti tempat suci di mana kita bisa berteori tentang kehidupan dan masa depan, bukan tempat di mana ada yang praktik langsung soal pelecehan! Kalau kampus jadi ajang kasus seperti ini, apa kabar generasi penerus negeri?

Di Sumenep, tepatnya di STKIP PGRI Sumenep, Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dosen benar-benar bikin geleng-geleng kepala.

Kalau dosen harusnya mendidik dengan memberi contoh baik, ini malah ngajarin iclik. Terbaik sih, eh, terbalik!! Bukan hanya masalah tindakan si dosen yang memuakkan, tapi yang bikin kita berpikir dua kali adalah kenapa para korban tidak berani melapor ke Satgas PPKS yang sudah disiapkan.

- Advertisement -

Nah, apa gunanya ada satgas kalau korban malah merasa takut, atau lebih memilih diam daripada mengadukan masalahnya?

Satgas sendiri rupanya lebih sibuk dengan kegiatan sosialisasi. Sosialisasi itu penting sih, tapi kalau cuma bikin seminar dan bagi-bagi leaflet, ya hasilnya kayak kita belajar bahasa Inggris dari subtitle film action: tahu teorinya tapi nggak bisa praktiknya.

Kalau hanya sosialisasi doang tanpa ada kasus yang terlapor dan ditindak, ya ibarat punya alarm kebakaran yang selalu diujicobakan, tapi pas ada api beneran malah nggak bunyi. Kasihan dong, korban yang harusnya dilindungi malah bingung harus lapor ke mana.

Satgas di kampus mungkin perlu meningkatkan strategi mereka. Sosialisasi memang penting, tapi kalau hanya itu yang mereka lakukan, bisa jadi mereka malah mirip penyanyi karaoke yang selalu menyanyikan lagu yang sama—tidak pernah menggugah semangat!

Korban mungkin merasa tidak ada tempat aman untuk bercerita, seperti mencari Wi-Fi di tempat yang tidak ada sinyal—frustrasi! Atau mungkin mereka lebih suka bermain ‘tahan napas’ daripada melapor, karena takut dengan konsekuensi yang horor; yang bisa jadi lebih mengerikan daripada tugas kuliah yang menumpuk! entahlah!

- Advertisement -

Hmmm.. gini aja, mari kita masuk ke bagian saran yang rada serius tapi tetap santai. Pertama, buatlah satgas PPKS yang nggak cuma bisa sosialisasi, tapi juga seperti tim superhero yang siap beraksi kapan pun dibutuhkan! Korban nggak usah takut, karena sistem pelaporan bisa dibuat anonim, jadi nggak perlu khawatir kena ‘serangan balik’ dari pelaku atau efek sosial yang merugikan.

Kedua, ayo dong, kampus bikin edukasi yang lebih kreatif dan engaging! Nggak usah pakai presentasi yang bikin ngantuk, coba yang lebih interaktif, seperti sketsa, drama, atau apapun yang bikin pesan sampai ke semua orang.

Kalau perlu, ajak influencer kampus buat bantu! Dan terakhir, tolong pastikan Satgas itu bekerja seperti tim detektif, bukan seperti admin grup WA yang cuma bisa forward pesan.

- Advertisement -

Pada akhirnya, kita semua pengen kampus jadi tempat yang aman dan nyaman, kan? Tempat di mana kita bisa tertawa sambil belajar, bukan tempat di mana kasus serius seperti ini dibiarkan menggantung tanpa solusi.

Jadi, yuk kita bareng-bareng bangun suasana kampus yang lebih aman, asik, dan pastinya bebas dari drama per-iclik-an!

Share This Article