Hai Sandra Dewi,
Aku menulis surat ini dengan hati yang berat, namun dengan harapan yang tinggi. Aku tahu, berita tentang suamimu, Harvey Moeis, menjadi tersangka korupsi pasti sangat mengejutkan dan menyakitkan.
Bagaimana perasaanmu, Sandra? Apakah kamu merasa terjebak dalam dilema antara cinta pada negara dan cinta pada suami?
Harvey, suamimu, telah diidentifikasi sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung dalam kasus dugaan korupsi terkait izin perdagangan timah yang dikeluarkan untuk perusahaan milik negara, Timah.
Harvey menghadapi ancaman hukuman penjara 20 tahun dan denda maksimal Rp1 miliar.
Kasus ini telah menyoroti gaya hidup mewah Harvey, termasuk hadiah jet pribadi untuk putranya, Raphael Moeis.
Namun, di balik kemewahan tersebut, ada sebuah realitas yang pahit: korupsi. Korupsi yang merugikan negara, merugikan rakyat, dan kini, merugikanmu juga, Sandra.
Sandra, aku tahu kamu mencintai suamimu. Tapi aku juga tahu, kamu mencintai negaramu.
Dan sekarang, kamu berada di persimpangan jalan, di mana kamu harus memilih antara cinta pada negara dan cinta pada suami.
Jika kamu memilih cinta pada suami, mungkin kamu akan dituduh sebagai pendukung korupsi. Jika kamu memilih cinta pada negara, mungkin kamu akan dituduh sebagai pengkhianat cinta.
Tapi Sandra, ingatlah, cinta sejati tidak pernah mendukung ketidakadilan. Cinta sejati selalu berpihak pada kebenaran.
Sandra, aku tahu ini bukanlah waktu yang mudah bagimu. Tapi percayalah, ini adalah waktu di mana kamu bisa menunjukkan kekuatanmu, keberanianmu, dan integritasmu.
Jangan biarkan kasus ini menghancurkanmu, tapi biarkan kasus ini menjadi pelajaran berharga bagimu.
Ingatlah, Sandra, kamu bukanlah korban dalam kasus ini. Kamu adalah seorang pejuang. Pejuang yang berjuang untuk kebenaran, keadilan, dan integritas.
Jadi, berdirilah teguh, Sandra. Hadapi kasus ini dengan kepala tegak. Tunjukkan kepada dunia bahwa kamu adalah lebih dari sekadar istri seorang koruptor.
Buang saja ke laut, kau masih cantik masih banyak koruptor lain.
Dengan Cinta,
Indonesia