Pada Kamis, 11 Januari 2024, Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap sasaran-sasaran militer di wilayah Yaman yang dikuasai oleh kelompok Houthi, yang didukung oleh Iran. Serangan ini merupakan respons atas serangkaian serangan Houthi terhadap kapal-kapal internasional di Laut Merah, termasuk kapal tanker minyak dan kapal kargo yang membawa bantuan kemanusiaan.
Serangan AS dan Inggris ini menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik di Timur Tengah, yang dapat mengancam pasokan dan distribusi minyak dunia. Laut Merah adalah salah satu jalur pelayaran paling penting di dunia, yang menghubungkan Teluk Persia dengan Terusan Suez dan Laut Mediterania. Menurut Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), sekitar 9% dari total perdagangan minyak dunia melewati Laut Merah.
- Harga Minyak Melonjak: Serangan AS dan Inggris ini memicu kenaikan harga minyak di pasar global. Harga minyak mentah Brent, acuan internasional, naik 4% menjadi US$80,55 per barel pada Jumat, 12 Januari 2024. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), acuan AS, juga naik 4,22% menjadi US$75,07 per barel. Kenaikan ini disebabkan oleh faktor ketidakpastian dan risiko geopolitik, yang dapat mengganggu pasokan minyak dari negara-negara produsen utama di Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Irak, dan Iran.
- Dampak Ekonomi dan Lingkungan: Kenaikan harga minyak ini berdampak negatif bagi perekonomian global, yang sedang berusaha pulih dari dampak pandemi Covid-19. Kenaikan harga minyak dapat meningkatkan biaya produksi, inflasi, dan defisit anggaran bagi negara-negara importir minyak, seperti Indonesia, India, dan China. Selain itu, kenaikan harga minyak juga dapat mengurangi insentif untuk beralih ke energi terbarukan, yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini dapat memperburuk masalah perubahan iklim dan polusi udara, yang mengancam kesehatan dan kesejahteraan manusia.
- Ancaman Perang dan Kemanusiaan: Serangan AS dan Inggris ini juga meningkatkan potensi terjadinya perang regional di Timur Tengah, yang melibatkan Iran dan sekutu-sekutunya, seperti Houthi, Suriah, dan Hizbullah, melawan Arab Saudi dan sekutu-sekutunya, seperti Israel, Mesir, dan Uni Emirat Arab. Perang ini dapat menimbulkan korban jiwa, pengungsi, dan pelanggaran hak asasi manusia yang besar, terutama di Yaman, yang sudah mengalami krisis kemanusiaan terburuk di dunia akibat perang saudara yang berkepanjangan. Menurut PBB, sekitar 80% dari populasi Yaman, atau 24 juta orang, membutuhkan bantuan kemanusiaan, dan sekitar 16 juta orang menghadapi ancaman kelaparan.
Serangan AS dan Inggris ke Yaman adalah peristiwa penting yang berpengaruh bagi harga minyak dan stabilitas global. Serangan ini menunjukkan betapa rapuhnya situasi keamanan di Timur Tengah, dan betapa pentingnya kerjasama internasional untuk menyelesaikan konflik secara damai dan diplomatis, serta untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak dan beralih ke energi bersih dan terbarukan.
Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan informasi yang Anda butuhkan. Jika Anda memiliki pertanyaan, saran, atau kritik, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih.