jlk – Dulu, di kota yang penuh warna-warni dan aroma rempah-rempah, hiduplah seorang pria bernama Andi.
Andi, seorang ahli cerita palsu dengan senyum manisnya, memutuskan untuk menciptakan percintaan yang lebih rumit daripada diagram alir keuangan perusahaan besar.
Andi bertemu dengan Rita di sebuah kafe yang penuh dengan kopi dan catatan cinta yang tidak jelas.
Dengan lenguhan yang dramatis, Andi memulai ceritanya tentang sebuah hubungan penuh kebahagiaan dan petualangan.
Rita, yang terpesona oleh gaya penceritaannya, terperangah dengan kisah cinta yang seolah tak terlukiskan.
Namun, kebenaran adalah, Andi dan Rita hanya berinteraksi dalam dunia imajinasi Andi.
Percintaan yang mereka bangun adalah semacam karya seni fiksi yang hidup di antara pujian-pujian dan kedipan mata yang terampil.
Andi memasukkan elemen-elemen kocak ke dalam cerita cintanya, seperti pertemuan di planet jauh atau perkelahian epik dengan monster cemburu.
Setiap kali Rita bertanya tentang momen nyata, Andi dengan cekatan mengalihkan perhatian dengan cerita-cerita romantis yang semakin tidak masuk akal.
Mereka bersama-sama menjelajahi dunia imajinatif, di mana bulan penuh cinta dapat dijangkau dengan tangan.
Namun, suatu hari, Rita mulai merasa ada yang aneh.
Keajaiban dan petualangan yang dijanjikan Andi tidak pernah merambat ke dalam kehidupan nyata mereka.
Mulai terasa seperti drama sabun yang tak pernah berujung, tanpa akhir bahagia di depan mata.
Akhirnya, Andi terjebak dalam jaring labirin ceritanya sendiri. Saat Rita menuntut kejelasan, Andi berjongkok di balik tirai imajinasinya.
“Kita sebenarnya belum pernah bertemu,” akui Andi dengan wajah yang pucat.
Rita, awalnya marah, akhirnya tertawa. “Siapa bilang cinta palsu tidak bisa menyenangkan?” ucapnya sambil menggulirkan mata.
Andi dan Rita akhirnya mengganti cerita-cerita romantis mereka dengan kisah nyata yang penuh tawa dan kejujuran.
Moral dari cerita ini? Bahwa cinta sejati lebih indah daripada kisah palsu yang hanya hidup dalam bayangan kata-kata dan imajinasi.
Dan kadang-kadang, menciptakan kisah palsu bisa menjadi pintu masuk untuk menemukan kebenaran yang lebih mendalam tentang diri kita dan orang lain.