Sebelum kita membahas lebih jauh tentang XCMG, ada baiknya kita mengenal sedikit latar belakang dan sejarah perusahaan ini.
Bagaimana XCMG bisa menjadi salah satu produsen alat berat terbesar di dunia? Apa saja rintangan dan kesulitan yang pernah dihadapi XCMG? Dan bagaimana XCMG bisa mengatasi semua itu?
XCMG berawal dari sebuah pabrik kecil yang bernama Xuzhou Heavy Machinery Plant, yang didirikan pada tahun 1943 di kota Xuzhou, provinsi Jiangsu, Tiongkok.
Pabrik ini awalnya hanya memproduksi mesin-mesin pertanian dan peralatan-peralatan militer, seperti traktor, senapan mesin, dan mortir.
Pabrik ini juga sempat mengalami beberapa kali perubahan nama dan struktur organisasi, sesuai dengan kondisi politik dan ekonomi Tiongkok saat itu.
Pada tahun 1989, pabrik ini resmi berganti nama menjadi Xuzhou Construction Machinery Group, atau XCMG, yang merupakan cikal bakal dari perusahaan alat berat yang kita kenal sekarang.
Pada tahun yang sama, XCMG mulai memproduksi alat berat pertamanya, yaitu wheel loader ZL50.
Wheel loader adalah mesin yang digunakan untuk mengangkat dan memindahkan material, seperti tanah, pasir, batu, atau kayu.
Wheel loader ZL50 menjadi produk andalan XCMG, dan berhasil menembus pasar domestik maupun internasional.
Sejak saat itu, XCMG terus mengembangkan produk-produk alat berat lainnya, seperti excavator, bulldozer, crane, dan drilling rig.
XCMG juga terus melakukan inovasi dan penelitian, untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, dan keamanan produk-produknya.
XCMG juga melakukan kerjasama dan aliansi dengan beberapa perusahaan alat berat terkemuka di dunia, seperti Caterpillar, Liebherr, dan Schwing.
XCMG juga melakukan ekspansi dan investasi di berbagai negara, seperti Venezuela, Brasil, India, dan Indonesia.
Dengan berbagai usaha dan strategi tersebut, XCMG berhasil menempati posisi kelima dalam daftar produsen alat berat terbesar di dunia, menurut data tahun 2016.
XCMG juga menjadi satu-satunya merek alat berat Tiongkok yang masuk dalam daftar tersebut. XCMG juga menjadi merek alat berat Tiongkok yang paling laris di dunia, dengan pangsa pasar sekitar 20 persen.
XCMG juga menjadi merek alat berat yang paling banyak digunakan di proyek-proyek infrastruktur di Tiongkok, seperti pembangunan jalan tol, jembatan, bandara, dan stadion.
Namun, perjalanan XCMG menuju kesuksesan tidak selalu mulus dan lancar. XCMG juga pernah mengalami beberapa kali krisis dan tantangan, baik dari dalam maupun dari luar.
Misalnya, pada tahun 2005, XCMG hampir saja diakuisisi oleh Carlyle Group, sebuah perusahaan investasi asal Amerika Serikat, yang menawarkan harga sebesar 375 juta dolar AS untuk membeli 85 persen saham XCMG.
Namun, rencana ini gagal terlaksana, karena tidak mendapat izin dari pemerintah Tiongkok, yang menganggap XCMG sebagai aset strategis nasional.
Pada tahun 2011, XCMG juga batal melakukan penawaran umum perdana (IPO) di Bursa Saham Hong Kong, yang ditargetkan bisa menghasilkan dana sebesar 1,5 milyar dolar AS.
Alasannya, karena kondisi pasar yang tidak menguntungkan, akibat krisis ekonomi global dan persaingan ketat di industri alat berat.
Pada tahun yang sama, XCMG juga mengalami kecelakaan fatal, ketika salah satu produknya, yaitu crane beroda rantai XGC88000, roboh saat melakukan pengujian di pabriknya.
Crane ini adalah crane terbesar di dunia, dengan kapasitas angkat sebesar 8.800 ton.
Selain itu, XCMG juga harus menghadapi persaingan yang semakin sengit dari merek-merek alat berat lainnya, baik dari dalam maupun dari luar negeri.
Dari dalam negeri, XCMG harus bersaing dengan merek-merek alat berat Tiongkok lainnya, seperti Sany, Zoomlion, Liugong, dan Shantui.
Dari luar negeri, XCMG harus bersaing dengan merek-merek alat berat yang sudah mapan dan terkenal, seperti Komatsu, Hitachi, Volvo, dan Caterpillar.
Namun, dengan semangat dan tekad yang kuat, XCMG berhasil mengatasi semua krisis dan tantangan tersebut.
XCMG tidak menyerah dan tidak putus asa, tetapi terus berusaha untuk memperbaiki dan memperkuat diri.
XCMG terus meningkatkan kualitas produk-produknya, dengan menerapkan standar internasional dan sertifikasi mutu.
XCMG terus melakukan inovasi dan penelitian, dengan mengembangkan teknologi-teknologi canggih dan ramah lingkungan.
XCMG terus memperluas pasar dan jaringannya, dengan membuka cabang-cabang dan pabrik-pabrik baru di berbagai negara.
Dengan cara-cara tersebut, XCMG berhasil bangkit dari keterpurukan, dan kembali menjadi salah satu pemain utama di industri alat berat dunia.
XCMG berhasil menciptakan produk-produk alat berat yang unggul dan kompetitif, yang mampu memenuhi kebutuhan dan harapan para pelanggan.
XCMG berhasil menunjukkan eksistensi dan prestasinya, dengan mengambil bagian dalam proyek-proyek besar.