Indonesia, Medan Kurusetra Proxy War

By
rasyiqi
Writer, Digital Marketer
- Writer, Digital Marketer
4 Min Read
people gathering on street during nighttime

jlk – There is an analogy that depicts Indonesia as the Kurusetra battlefield, the epic battleground in the Mahabharata story.

However, in this context, the war referred to is not physical warfare, but rather ideological warfare, information warfare, economic warfare, and cultural warfare.

This is a war invisible to the naked eye, yet its effects are very real and profound.

Indonesia, with its abundant natural resources and strategic position between two oceans, has become a prime target for major powers to conduct what is known as “proxy war”.

They seek to influence Indonesia’s policies and political direction, not directly, but through various subtle and often undetected channels and methods.

For example, envision Indonesia as a giant chessboard. The players are major countries like the United States, China, and Russia. They play chess using their pawns in Indonesia.

These pawns can be non-governmental organizations, political parties, media outlets, or even specific individuals who have influence in society.

However, do not misunderstand. This article is not an unfounded accusation, but rather an effort to open our eyes that proxy war is not a myth but a reality that we must face together.

Let us continue our journey in understanding more deeply about proxy war in Indonesia…

- Advertisement -

Proxy War: What and How?

Proxy war is a conflict in which two or more major countries use third parties as their substitutes to wage war.

They do so to avoid direct conflict that could lead to large-scale war and wider destruction.

In the context of Indonesia, proxy war could mean the efforts of major countries to influence Indonesia’s policies and political direction through various means, such as funding non-governmental organizations, media intervention, or even character assassination.

- Advertisement -

Indonesia as the Proxy War Battlefield

Indonesia, with a population of over 270 million and its strategic position between two oceans, is an attractive target for major powers to conduct proxy war.

They see Indonesia as a fertile ground to influence and control.

However, as a nation, we must be aware and vigilant of these efforts. We must learn from history and the experiences of other countries that have fallen victim to proxy war.

Conclusion

Proxy war is a reality we must face. However, it does not mean we should fear and resign ourselves. As a great nation, we must stand firm and safeguard our sovereignty.

Remember, in the game of chess, a pawn that seems weak and powerless can become a strong and powerful queen if it successfully reaches the end of the board. So, let us turn every challenge into an opportunity to become stronger and better.

Share This Article

Indonesia: Medan Kurusetra Proxy War

By
rasyiqi
Writer, Digital Marketer
- Writer, Digital Marketer
4 Min Read
people gathering on street during nighttime

jlk – Ada sebuah analogi yang menggambarkan Indonesia sebagai medan Kurusetra, panggung perang epik dalam kisah Mahabharata.

Hanya saja, dalam konteks ini, perang yang dimaksud bukanlah perang fisik, melainkan perang ideologi, perang informasi, perang ekonomi, dan perang budaya.

Ini adalah perang yang tidak tampak oleh mata telanjang, namun efeknya sangat nyata dan mendalam.

Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah dan posisinya yang strategis di antara dua samudra, telah menjadi sasaran empuk bagi negara-negara besar untuk menjalankan apa yang disebut “proxy war” atau perang proksi.

Mereka berusaha mempengaruhi kebijakan dan arah politik Indonesia, tidak langsung, tetapi melalui berbagai saluran dan metode yang halus dan seringkali tidak terdeteksi.

Sebagai contoh, bayangkan Indonesia sebagai papan catur raksasa. Pemain caturnya adalah negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, dan Rusia. Mereka bermain catur dengan menggunakan pion-pion mereka di Indonesia.

Pion-pion ini bisa berupa organisasi non-pemerintah, partai politik, media, bahkan individu-individu tertentu yang memiliki pengaruh di masyarakat.

Namun, jangan salah paham. Artikel ini bukanlah sebuah tuduhan tanpa bukti, melainkan sebuah upaya untuk membuka mata kita semua bahwa proxy war bukanlah mitos, melainkan realitas yang harus kita hadapi bersama.

Mari kita lanjutkan perjalanan kita dalam memahami lebih dalam tentang proxy war di Indonesia…

- Advertisement -

Proxy War: Apa dan Bagaimana?

Proxy war adalah konflik di mana dua atau lebih negara besar menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti mereka untuk berperang.

Mereka melakukannya untuk menghindari konflik langsung yang bisa berujung pada perang besar-besaran dan kerusakan yang lebih luas.

Dalam konteks Indonesia, proxy war bisa berarti upaya negara-negara besar untuk mempengaruhi kebijakan dan arah politik Indonesia melalui berbagai cara, seperti pendanaan organisasi non-pemerintah, intervensi media, bahkan pembunuhan karakter.

- Advertisement -

Indonesia sebagai Medan Proxy War

Indonesia, dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa dan posisinya yang strategis di antara dua samudra, adalah target yang menarik bagi negara-negara besar untuk menjalankan proxy war.

Mereka melihat Indonesia sebagai medan yang subur untuk mempengaruhi dan mengendalikan.

Namun, kita sebagai bangsa harus sadar dan waspada terhadap upaya-upaya ini. Kita harus belajar dari sejarah dan pengalaman negara-negara lain yang telah menjadi korban proxy war.

Kesimpulan

Proxy war adalah realitas yang harus kita hadapi. Namun, bukan berarti kita harus takut dan pasrah. Sebagai bangsa yang besar, kita harus mampu berdiri teguh dan menjaga kedaulatan kita.

Ingatlah, dalam permainan catur, pion yang tampak lemah dan tak berdaya bisa menjadi ratu yang kuat dan berkuasa jika dia berhasil mencapai ujung papan. Jadi, mari kita jadikan setiap tantangan sebagai peluang untuk menjadi lebih kuat dan lebih baik.

Share This Article