Inilah 5 Fakta Menakjubkan tentang Peta Dunia yang Tidak Pernah Diajarkan di Sekolah!

Alvin Karunia By Alvin Karunia
11 Min Read
Inilah 5 Fakta Menakjubkan tentang Peta Dunia yang Tidak Pernah Diajarkan di Sekolah!
Inilah 5 Fakta Menakjubkan tentang Peta Dunia yang Tidak Pernah Diajarkan di Sekolah!

jlk – Peta adalah salah satu bentuk komunikasi tertua yang pernah ada. Sebelum tulisan menjadi media utama untuk menyampaikan informasi, manusia sudah mulai menggambar peta untuk menunjukkan lokasi, arah, jarak, dan bentuk bumi.

Namun, peta tidak hanya sebagai alat navigasi, tetapi juga sebagai cermin imajinasi dan kepercayaan masyarakat.

Dengan melihat peta-peta kuno, kita bisa mengetahui bagaimana cara manusia memandang dunia dan bagaimana pengetahuan mereka terbentuk seiring waktu.

Peta Kuno: Antara Fakta dan Fantasi

Peta tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini adalah peta dari Babilonia yang dibuat sekitar 500 SM.

- Advertisement -

Peta ini memahatkan dunia sebagai lingkaran mirip CD, dengan gunung di bagian atas, sungai-sungai yang membelah benua, dan kota-kota penting yang ditandai dengan lingkaran.

Peta ini juga menggambarkan lautan yang mengelilingi dunia, pulau-pulau, dan monster-monster imajiner yang ditandai dengan segitiga.

Peta ini mencerminkan kepercayaan orang Babilonia bahwa dunia adalah datar dan dikelilingi oleh air.

Orang Mesir Kuno juga sudah membuat peta sejak sekitar 330 SM. Salah satu peta mereka menunjukkan Danau Moeris, yang dulunya menutupi sebagian besar wilayah Kota Fayum di Mesir Utara.

Peta ini juga menggambarkan makhluk-makhluk setengah manusia, dewa-dewa Mesir Kuno, dan peta menuju alam baka yang tergambar di dinding makam.

- Advertisement -

Peta ini menunjukkan bahwa orang Mesir Kuno memiliki pengetahuan geografis yang cukup baik, tetapi juga dipengaruhi oleh mitologi dan agama mereka.

Peta tertua dari Tiongkok yang masih bisa diselamatkan terbuat dari sutra. Peta ini dibuat pada 168 SM dan ditemukan pada 1973 di dalam makam di Provinsi Gunan.

Peta ini lebih detail dan akurat dibandingkan peta-peta kuno lainnya. Pembuat peta menggunakan simbol untuk menunjukkan desa dan provinsi, sungai dan jalan, pegunungan dan benteng militer.

- Advertisement -

Peta ini menunjukkan bahwa orang Tiongkok memiliki kemampuan matematika dan kartografi yang tinggi.

Orang Yunani Kuno juga membuat peta sejak abad ke-4 SM. Salah satu peta mereka tercetak di balik koin perak yang menunjukkan lokasi Ephesus (kini bagian dari Turki).

Peta ini menggunakan daerah-daerah terangkat untuk menunjukkan rentang pegunungan, dan lembah-lembah sungai.

Peta ini menunjukkan bahwa orang Yunani Kuno memiliki pengetahuan astronomi dan geodesi yang baik.

Orang-orang dari Kepulauan Marshall di Pasifik Selatan membuat peta untuk berlayar dengan serat daun palem dan kerang. Peta ini menyerupai grafik batang yang menunjukkan pola gelombang air laut dan angin.

Kerang atau potongan karang digunakan sebagai simbol pulau. Peta ini dibuat oleh pelayar-pelayar berpengalaman yang menurunkan keahlian mereka dari generasi ke generasi.

Peta ini menunjukkan bahwa orang-orang Pasifik Selatan memiliki pengetahuan navigasi dan lingkungan yang luar biasa.

Peta Abad Pertengahan: Antara Ilmu dan Iman

Pada abad pertengahan, peta dunia menjadi lebih dipengaruhi oleh pandangan Kristen. Salah satu peta yang populer pada masa ini adalah peta T-O, yang dibuat oleh Isidore of Seville, seorang sarjana dan Uskup Agung Seville, pada abad ke-6-7 M.

Peta ini menggambarkan dunia sebagai lingkaran yang dibagi oleh tiga benua, yaitu Asia, Afrika, dan Eropa. Benua-benua ini terbagi oleh aliran Sungai Don dan Sungai Nil (bagian horizontal), serta Laut Mediterania (bagian vertikal), sehingga berbentuk seperti huruf T.

Peta ini dimaksudkan untuk menunjukkan tatanan umum dunia, bukan bentuk geografis yang sebenarnya.

Pada abad ke-12, peta dunia menjadi lebih beragam dan mencerminkan perkembangan perdagangan dan penjelajahan. Salah satu peta yang terkenal adalah peta Hereford, yang dibuat oleh Richard of Haldingham, seorang imam dari Hereford, Inggris.

Peta ini berukuran besar, sekitar 1,5 x 1,3 meter, dan menggambarkan dunia sebagai lingkaran yang berisi benua-benua, lautan, sungai, gunung, kota-kota, dan bangsa-bangsa. Peta ini juga menggambarkan adegan-adegan dari Alkitab, legenda, sejarah, dan mitologi.

Peta ini menunjukkan bahwa pembuat peta ingin menggabungkan pengetahuan ilmiah dan iman Kristen dalam satu gambaran dunia.

Pada abad ke-13, peta dunia menjadi lebih akurat dan mendetail berkat kontribusi dari para sarjana dan penjelajah Islam. Salah satu peta yang paling terkenal adalah peta Tabula Rogeriana, yang dibuat oleh Al-Sharif al-Idrisi, seorang pakar geografi Arab, pada 1154.

Peta ini dibuat untuk Raja Roger II dari Sisilia, setelah delapan belas tahun al-Idrisi menetap di istananya. Peta ini menggabungkan pengetahuan dari Afrika, Samudera Hindia, dan Timur Jauh yang dikumpulkan para penjelajah dan pedagang Islam, juga dari pelayar-pelayar Normandia.

Peta ini menampilkan daratan Eurasia secara keseluruhan dan sebagian kecil bagian utara benua Afrika dengan detail yang cukup baik. Peta ini kemudian menjadi peta dunia paling akurat hingga tiga abad setelahnya.

Pada abad ke-14, peta dunia menjadi lebih berwarna dan artistik berkat kontribusi dari para kartografer Catalan, yaitu orang-orang dari wilayah Catalonia di Spanyol.

Salah satu peta yang terpenting adalah peta Catalan Atlas, yang dibuat oleh Abraham Cresques, seorang kartografer Yahudi, bersama anaknya, Jehuda Cresques, pada 1375.

Peta ini terdiri dari enam lembar yang dicat warna-warni, termasuk emas dan perak. Dua lembar pertama berisi teks tentang kosmografi, astronomi, dan astrologi.

Empat lembar lainnya memuat peta yang sebenarnya. Peta ini menunjukkan dunia timur, Eropa, dan Afrika Utara dengan detail yang cukup baik.

Peta ini juga menggambarkan ilustrasi banyak kota, bendera, dewa, binatang, dan makhluk-makhluk fantastis. Peta ini menunjukkan bahwa pembuat peta ingin menampilkan dunia yang kaya dan menarik.

Peta Abad Modern: Antara Penemuan dan Penjajahan

Pada abad modern, peta dunia menjadi lebih ilmiah dan realistis berkat perkembangan teknologi dan penjelajahan. Salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah pemetaan adalah Ptolemeus, seorang astronom dan astrolog dari Alexandria yang hidup pada abad ke-2 M. 

Ptolemeus menulis sebuah buku yang berjudul Geographia, yang berisi tentang metode dan prinsip pembuatan peta, termasuk sistem garis lintang dan bujur, dan daftar lebih dari 10.000 lokasi di dunia.

Meskipun peta-peta yang dibuat oleh Ptolemeus tidak akurat dan mengandung banyak kesalahan, bukunya menjadi acuan bagi para kartografer selama berabad-abad.

Pada abad ke-15, peta dunia menjadi lebih lengkap dan luas berkat penemuan benua-benua baru oleh para penjelajah Eropa, seperti Christopher Columbus, Vasco da Gama, Ferdinand Magellan, dan lain-lain.

Salah satu peta yang paling terkenal dari masa ini adalah peta Cantino, yang dibuat oleh Alberto Cantino, seorang agen rahasia dari Duke Ferrara, pada 1502. Peta ini menunjukkan dunia baru yang baru saja ditemukan oleh Columbus dan da Gama, termasuk Amerika dan India.

Peta ini juga menunjukkan rute-rute pelayaran dan perdagangan yang baru saja dibuka. Peta ini menunjukkan bahwa pembuat peta ingin menampilkan dunia yang baru dan menarik.

Pada abad ke-16, peta dunia menjadi lebih akurat dan mendetail berkat kontribusi dari Gerardus Mercator, seorang kartografer dan pembuat globe dari Flanders.

Mercator menciptakan proyeksi baru yang mempertahankan bentuk benua dan negara, tetapi mengubah ukuran dan jarak mereka.

Proyeksi ini sangat berguna untuk navigasi, karena memungkinkan pelaut untuk merencanakan rute mereka dengan garis lurus. Peta ini menjadi standar bagi peta dunia hingga sekarang.

Pada abad ke-17 dan ke-18, peta dunia menjadi lebih politis dan kolonial berkat penjajahan Eropa. Salah satu peta yang paling terkenal dari masa ini adalah peta Mappa Mundi, yang dibuat oleh Henricus Martellus, seorang kartografer Jerman, pada 1490.

Peta ini menunjukkan dunia dengan Eropa di tengah, dan benua-benua lainnya di sekitarnya. Peta ini juga menunjukkan koloni-koloni Eropa, termasuk Amerika, Afrika, dan Asia. Peta ini menunjukkan bahwa pembuat peta ingin menampilkan dominasi Eropa atas dunia.

Pada abad ke-19 dan ke-20, peta dunia menjadi lebih teknis dan ilmiah berkat perkembangan teknologi dan pengetahuan. Salah satu peta yang paling terkenal dari masa ini adalah peta Peters, yang dibuat oleh Arno Peters, seorang sejarawan dan kartografer Jerman, pada 1974.

Peta ini menggunakan proyeksi baru yang mempertahankan luas benua dan negara, tetapi mengubah bentuk dan jarak mereka. Proyeksi ini sangat berguna untuk statistik dan pendidikan, karena memungkinkan orang untuk melihat dunia seperti apa adanya.

Peta ini menjadi simbol bagi gerakan sosial dan politik yang ingin menampilkan dunia yang adil dan seimbang.

Peta adalah cerminan dari cara manusia memandang dunia. Dengan melihat peta-peta dari berbagai zaman dan tempat, kita bisa melihat bagaimana pengetahuan, imajinasi, kepercayaan, dan kepentingan manusia berubah seiring waktu.

Peta juga adalah alat yang penting untuk navigasi, perdagangan, penjelajahan, pendidikan, dan politik. Dengan memahami peta, kita bisa memahami dunia, dan dengan memahami dunia, kita bisa memahami diri kita sendiri.

Share This Article