jlk – Pagi ini, berita yang cukup menggemparkan datang dari Timur Tengah. Israel telah melancarkan serangan terhadap Iran.
Serangan ini telah menciptakan kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik di kawasan tersebut. Namun, dampak yang tak terduga justru dirasakan oleh Indonesia.
Rupiah langsung anjlok ke Rp 16.278 per dolar AS. Kok bisa?
Serangan Israel ke Iran
Serangan balasan Israel ke Iran terjadi pada Jumat pagi. Menurut analis, tiga drone diluncurkan oleh penyusup dari dalam wilayah Iran, bukan dari luar negeri.
Serangan ini terdengar di dua lokasi di Iran, termasuk situs militer di Suriah juga ikut diserang.
Dampak ke Rupiah
Berita serangan ini langsung berdampak pada nilai tukar rupiah. Pada pukul 09.55 WIB, rupiah melemah 99 poin atau 0,61 persen ke Rp 16.278 per dolar AS.
Padahal pada pembukaan perdagangan IHSG, rupiah masih terpantau menguat ke Rp 16.179 per dolar AS.
Mengapa Rupiah Terdampak?
Pertanyaan besar yang muncul adalah, mengapa serangan Israel ke Iran bisa berdampak ke rupiah?
Bukankah Indonesia tidak terlibat langsung dalam konflik tersebut? Jawabannya terletak pada bagaimana pasar global bereaksi terhadap berita tersebut.
Ketika ada konflik atau ketidakpastian geopolitik, investor cenderung mencari “safe haven”, atau aset yang dianggap aman.
Dalam hal ini, dolar AS sering menjadi pilihan. Akibatnya, permintaan terhadap dolar AS meningkat, dan nilai tukar mata uang lain terhadap dolar AS, termasuk rupiah, melemah.
Rupiah dan Era Suharto
Namun, ada pertanyaan lain yang muncul.
Bukankah rupiah tidak pernah kuat sejak era Suharto, dan nilainya terus turun? Memang benar, sejak era Suharto, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah mengalami banyak gejolak.
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, nilai tukar rupiah sempat stabil di kisaran Rp 2.000-2.500.
Namun, stabilitas ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1998, saat krisis moneter dan lengsernya orde baru, rupiah tembus Rp16.800.
Kesimpulan
Jadi, meski Indonesia tidak terlibat langsung dalam konflik Israel-Iran, dampaknya tetap dirasakan melalui pasar global.
Dan meski rupiah memang telah mengalami pelemahan sejak era Suharto, peristiwa seperti serangan Israel ke Iran ini bisa mempercepat pelemahan tersebut.
Namun, di tengah semua ini, penting untuk diingat bahwa nilai tukar mata uang hanyalah salah satu indikator ekonomi. Lainnya adalah korupsi yang sudah menjadi tradisi.