jlk – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) telah menyatakan darurat kesehatan masyarakat terkait lonjakan besar kasus mpox di berbagai negara Afrika.
Sejak awal tahun 2024, 15 negara Afrika telah melaporkan wabah, dengan Republik Demokratik Kongo (DRC) menjadi pusat penyebaran penyakit ini.
Di DRC, sebuah varian baru virus yang lebih menular telah memicu peningkatan kasus secara signifikan, dan virus ini telah menyebar ke negara-negara tetangga seperti Kenya, Rwanda, Uganda, dan Burundi.
Menurut laporan dari CDC Afrika, pada tahun 2024, lebih dari 2.000 kasus dan 13 kematian terkait mpox telah dilaporkan di seluruh Afrika, yang menunjukkan peningkatan tajam dibandingkan dengan 1.145 kasus dan tujuh kematian sepanjang tahun 2023.
World Health Organization (WHO) merespons situasi ini dengan meningkatkan tingkat respons mereka terhadap wabah ini menjadi darurat global, dengan tujuan mengerahkan sumber daya internasional untuk menahan penyebaran virus.
Penyebaran Cepat dan Tantangan yang Dihadapi
Penyakit mpox umumnya menyebar melalui kontak fisik dekat. Meskipun sebagian besar kasus tergolong ringan, kemunculan varian Clade Ib yang lebih mematikan telah menjadi perhatian utama, terutama karena varian ini memiliki dampak yang lebih berat pada anak-anak.
Menurut WHO, varian ini menyumbang sebagian besar kasus baru yang tercatat di DRC dan negara-negara tetangganya.
“Kami menghadapi tantangan besar dalam mengendalikan varian ini, terutama di wilayah pedesaan di mana akses ke layanan kesehatan sangat terbatas,” kata seorang pejabat dari WHO dalam konferensi pers terbaru.
Di sisi lain, beberapa negara, seperti Kenya dan Uganda, telah memperketat perbatasan mereka dan meningkatkan langkah-langkah kesehatan masyarakat untuk mengurangi penyebaran penyakit.
Namun, upaya ini masih menghadapi tantangan besar, terutama terkait dengan kurangnya pasokan vaksin dan sumber daya medis di lapangan.
Keterbatasan Akses Vaksin dan Dampaknya
Vaksinasi menjadi salah satu langkah penting dalam penanganan wabah ini. Meskipun ada tiga vaksin yang telah disetujui untuk melawan mpox, akses terhadap vaksin masih sangat terbatas di negara-negara yang paling terdampak, memperburuk situasi di lapangan.
Menurut laporan WHO, distribusi vaksin yang tidak merata telah menjadi kendala utama dalam upaya menanggulangi penyebaran virus.
“Kami perlu memastikan distribusi vaksin yang adil di seluruh wilayah yang terdampak untuk mengurangi jumlah kasus baru dan menyelamatkan nyawa,” kata Direktur CDC Afrika.
Di beberapa wilayah, terutama di DRC, vaksinasi massal masih sulit dilakukan akibat infrastruktur yang buruk dan konflik bersenjata yang sedang berlangsung. Hal ini menambah tantangan bagi petugas kesehatan yang berupaya mengendalikan wabah.
WHO dan organisasi internasional lainnya saat ini sedang bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk mengatasi hambatan ini dan memastikan akses vaksin yang lebih baik.
Dampak Wabah Terhadap Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat
Lonjakan kasus mpox ini juga memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi dan sistem kesehatan masyarakat di Afrika.
Negara-negara yang terdampak mengalami tekanan besar pada sumber daya kesehatan mereka, dengan rumah sakit yang kelebihan kapasitas dan kekurangan tenaga medis.
Selain itu, ekonomi lokal, terutama di wilayah pedesaan, juga terganggu akibat pembatasan pergerakan dan ketakutan masyarakat terhadap penularan penyakit.
“Situasi ini mempengaruhi semua aspek kehidupan kami, mulai dari akses ke layanan kesehatan hingga kegiatan ekonomi sehari-hari,” kata seorang penduduk di wilayah pedesaan DRC yang terkena dampak wabah.
“Kami berharap ada lebih banyak dukungan dari komunitas internasional untuk membantu kami mengatasi krisis ini.”
Pemerintah setempat telah berupaya untuk mengurangi dampak ini dengan memberikan bantuan darurat kepada komunitas yang terkena dampak, tetapi tantangan yang dihadapi sangat besar, terutama dengan penyebaran virus yang cepat dan keterbatasan sumber daya yang ada.
Upaya Internasional dan Harapan Ke Depan
Dalam merespons situasi ini, WHO dan CDC Afrika telah bekerja sama dengan berbagai organisasi internasional untuk mengerahkan bantuan darurat ke wilayah-wilayah yang paling terdampak.
Fokus utama mereka saat ini adalah untuk meningkatkan distribusi vaksin, memperkuat sistem kesehatan lokal, dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara mencegah penyebaran penyakit.
Meski demikian, jalan menuju pengendalian wabah ini masih panjang. Akses terhadap vaksin yang merata, peningkatan kapasitas medis, serta dukungan internasional yang berkelanjutan menjadi kunci untuk mengatasi krisis ini.
Seperti yang disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam sebuah pernyataan: “Kami harus bekerja sama secara global untuk mengatasi tantangan ini. Tidak ada negara yang bisa menangani wabah ini sendirian.”
Masyarakat internasional diharapkan dapat meningkatkan dukungannya untuk mengatasi penyebaran mpox di Afrika dan mencegah penyebaran lebih lanjut di luar wilayah tersebut.