jlk – Dalam balutan kegelapan malam, sebuah telepon berdering. Di ujung sana, suara yang akrab di telinga Joe Biden terdengar, “Joe, kita perlu bicara.” Suara itu milik Barack Obama, Presiden Amerika Serikat periode 2009–2017.
Obama, dengan nada serius namun penuh kehangatan, mengungkapkan kekhawatirannya. “Joe, aku khawatir. Aku khawatir Trump bisa memenangkan Pilpres AS tahun ini.” Obama, presiden ke-44 AS, dilaporkan intens mendukung Biden dalam pemilihan presiden 2024.
Obama, seperti seorang pelatih yang tak pernah berhenti memberikan instruksi kepada timnya, secara rutin menelepon para pembantu Biden. Tujuannya? Menyiapkan strategi kampanye. Karena di balik kekhawatiran Obama, ada satu nama yang terus menghantui pikirannya: Donald Trump.
Biden, yang selalu terbuka dengan nasihat Obama, secara rutin melakukan kontak dengan mantan presidennya. Mereka berbicara tentang berbagai hal, mulai dari strategi pemilihan presiden hingga keluarga.
Obama tidak hanya berbicara dengan Biden. Dia juga secara rutin menghubungi Kepala Staf Gedung Putih Jeffrey Zients dan beberapa staf penting lainnya di kampanye Biden. Mereka “menyusun strategi” dan menyampaikan saran.
Namun, di balik semua dukungan dan nasihat Obama, ada satu hal yang tidak bisa diabaikan: kekhawatiran besar Obama terhadap kemungkinan kemenangan Trump pada pemilu presiden 2024.
Obama, seperti seorang penjaga malam yang selalu waspada, selalu khawatir mengenai kemungkinan kekalahan Biden. Dia siap untuk “berkontribusi” bersama Biden dalam persaingan yang mungkin akan menghasilkan selisih kemenangan suara yang tipis di beberapa negara bagian.
Namun, di tengah kekhawatiran dan ketegangan ini, ada sedikit humor yang bisa kita temukan. Bayangkan saja, Obama dan Biden, dua tokoh politik paling berpengaruh di Amerika, mungkin saja sedang duduk di dapur, dengan secangkir kopi di tangan, sambil membahas strategi pemilu.
Mungkin Obama bahkan pernah berkata, “Joe, jika kamu kalah, aku akan menyalahkanmu karena membuatku kehilangan tidur!”
Namun, lelucon ini hanya bisa kita nikmati sejenak. Karena di balik semua ini, ada sebuah pertarungan politik yang intens dan penuh tekanan. Dan di tengah semua ini, satu hal yang pasti: Obama, dengan semua kekuatan dan pengaruhnya, siap untuk membantu Biden memenangkan pertarungan ini.
Dan kita, sebagai penonton, hanya bisa menunggu dan melihat. Siapakah yang akan memenangkan pertarungan ini? Apakah Biden akan mampu mengalahkan Trump? Ataukah Trump akan kembali ke Gedung Putih? Hanya waktu yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.
Sampai saat itu, kita bisa hanya bisa menunggu, menonton, dan menikmati drama politik ini. Karena di balik semua kekhawatiran dan ketegangan, ada satu hal yang pasti: ini adalah pertarungan yang akan kita ingat untuk waktu yang lama.