jlk – Anda mungkin pernah mendengar bahwa orang-orang kreatif cenderung memiliki kesulitan untuk memfokuskan perhatian mereka pada satu hal saja.
Mereka sering teralihkan oleh berbagai rangsangan sensorik, seperti suara, cahaya, warna, atau bau.
Mereka juga mudah bosan dan selalu mencari hal-hal baru yang menantang dan menarik. Apakah anda termasuk salah satu dari mereka?
Jika ya, maka anda mungkin memiliki apa yang disebut dengan “sensory gating lemah” atau kemampuan yang rendah untuk menyaring informasi sensorik yang tidak relevan.
Ini berarti bahwa anda lebih peka terhadap segala sesuatu yang ada di sekitar anda, dan lebih sulit untuk mengabaikan hal-hal yang tidak penting.
Ini bisa menjadi sumber stres dan gangguan, terutama jika anda harus bekerja di lingkungan yang ramai atau bising.
Namun, jangan buru-buru merasa minder atau frustasi. Sensory gating lemah ternyata juga memiliki sisi positifnya, yaitu berhubungan dengan kreativitas yang tinggi. Ya, anda tidak salah baca.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Northwestern University, orang-orang yang memiliki sensory gating lemah cenderung lebih kreatif daripada orang-orang yang memiliki sensory gating kuat.
Bagaimana bisa? Bukankah sensory gating lemah membuat kita sulit berkonsentrasi dan mudah terganggu? Bagaimana kita bisa menghasilkan ide-ide kreatif jika pikiran kita selalu dipenuhi oleh hal-hal yang tidak penting?
Nah, inilah yang menarik dari penelitian ini. Ternyata, sensory gating lemah tidak selalu berarti buruk bagi kreativitas. Malah sebaliknya, sensory gating lemah bisa membantu kita untuk mengintegrasikan ide-ide yang berada di luar fokus perhatian kita, yang bisa menjadi sumber inspirasi dan inovasi.
Sensory Gating: Apa Itu dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang hubungan antara sensory gating dan kreativitas, mari kita pahami dulu apa itu sensory gating dan bagaimana cara kerjanya.
Sensory gating adalah proses yang terjadi di otak kita untuk mengatur aliran informasi sensorik yang masuk ke dalam kesadaran kita.
Sensory gating berfungsi untuk memilih informasi sensorik yang relevan dan penting, dan mengabaikan informasi sensorik yang tidak relevan dan tidak penting.
Sensory gating terjadi secara cepat dan otomatis, tanpa kita sadari. Salah satu cara untuk mengukur sensory gating adalah dengan menggunakan P50 ERP, yaitu respons neurofisiologis yang terjadi 50 milidetik setelah stimulus diberikan.
P50 ERP adalah gelombang listrik yang terjadi di korteks sensorik otak kita, yang menunjukkan seberapa besar otak kita merespons stimulus. Jika P50 ERP rendah, berarti otak kita tidak merespons stimulus dengan kuat, yang menunjukkan sensory gating yang kuat.
Sebaliknya, jika P50 ERP tinggi, berarti otak kita merespons stimulus dengan kuat, yang menunjukkan sensory gating yang lemah.
Sensory gating yang kuat berarti bahwa otak kita mampu menyaring informasi sensorik yang tidak relevan dengan baik, sehingga kita bisa fokus pada hal-hal yang penting.
Sensory gating yang kuat biasanya berkaitan dengan kemampuan kognitif yang baik, seperti memori, perhatian, dan pemecahan masalah.
Sensory gating yang kuat juga bisa melindungi kita dari gangguan mental, seperti skizofrenia, yang ditandai dengan sensory gating yang sangat lemah.
Sensory gating yang lemah berarti bahwa otak kita kurang mampu menyaring informasi sensorik yang tidak relevan, sehingga kita lebih peka terhadap segala sesuatu yang ada di sekitar kita.
Sensory gating yang lemah bisa menyebabkan kita mudah terganggu, sulit berkonsentrasi, dan merasa stres. Sensory gating yang lemah juga bisa mengganggu kemampuan kognitif kita, seperti memori, perhatian, dan pemecahan masalah.
Namun, sensory gating yang lemah juga memiliki keuntungan, yaitu berhubungan dengan kreativitas yang tinggi.
Sensory Gating dan Kreativitas: Apa Hubungannya?
Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, orisinal, dan bermanfaat, yang bisa berupa produk, proses, atau solusi.
Kreativitas melibatkan proses kognitif yang kompleks, seperti berpikir lateral, asosiasi bebas, imajinasi, dan fleksibilitas. Kreativitas juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti motivasi, emosi, kepribadian, dan lingkungan.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kreativitas adalah sensory gating. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sensory gating adalah proses yang terjadi di otak kita untuk mengatur aliran informasi sensorik yang masuk ke dalam kesadaran kita.
Sensory gating bisa mempengaruhi kreativitas kita, baik secara positif maupun negatif, tergantung pada konteks dan tujuannya.
Sensory gating yang kuat bisa mendukung kreativitas kita, terutama jika kita harus bekerja pada tugas-tugas yang membutuhkan fokus, logika, dan analisis. Sensory gating yang kuat bisa membantu kita untuk menghindari gangguan dan distraksi, sehingga kita bisa berpikir dengan jelas dan sistematis.
Sensory gating yang kuat juga bisa membantu kita untuk mengingat informasi yang relevan dan penting, sehingga kita bisa menggunakannya untuk memecahkan masalah atau menciptakan sesuatu yang baru.
Namun, sensory gating yang kuat juga bisa menghambat kreativitas kita, terutama jika kita harus bekerja pada tugas-tugas yang membutuhkan imajinasi, fleksibilitas, dan orisinalitas.
Sensory gating yang kuat bisa membuat kita kurang peka terhadap hal-hal baru, menarik, atau tidak biasa, yang bisa menjadi sumber inspirasi dan inovasi.
Sensory gating yang kuat juga bisa membuat kita terlalu terpaku pada aturan, norma, atau standar yang sudah ada, sehingga kita kurang berani untuk bereksperimen atau mencoba hal-hal yang berbeda.
Sensory gating yang lemah bisa menghambat kreativitas kita, terutama jika kita harus bekerja pada tugas-tugas yang membutuhkan fokus, logika, dan analisis. Sensory gating yang lemah bisa membuat kita mudah terganggu, sulit berkonsentrasi, dan merasa stres.
Sensory gating yang lemah juga bisa mengganggu kemampuan kognitif kita, seperti memori, perhatian, dan pemecahan masalah.
Sensory gating yang lemah juga bisa membuat kita terlalu terbawa oleh emosi, impuls, atau fantasi, sehingga kita kurang rasional atau realistis.
Namun, sensory gating yang lemah juga bisa mendukung kreativitas kita, terutama jika kita harus bekerja pada tugas-tugas yang membutuhkan imajinasi, fleksibilitas, dan orisinalitas.
Sensory gating yang lemah bisa membuat kita lebih peka terhadap hal-hal baru, menarik, atau tidak biasa, yang bisa menjadi sumber inspirasi dan inovasi.
Sensory gating yang lemah juga bisa membuat kita lebih terbuka, luwes, dan orisinal, sehingga kita lebih berani untuk bereksperimen atau mencoba hal-hal yang berbeda.