Di era pendidikan modern ini, kualitas guru menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan sistem pendidikan suatu negara.
Namun, di Indonesia masih terdapat kekurangan guru berkualitas, terutama di daerah terpencil. Kurikulum yang terlalu padat juga membuat guru kesulitan dalam memberikan perhatian yang memadai kepada setiap siswa.
Performa guru di Indonesia masih dapat dikatakan cukup rendah. Rendahnya kualitas guru di Indonesia dilihat dari kompetensi serta kemampuan dalam mengajar. Hal ini tercermin dari hasil ujian nasional (UN) tahun 2022 yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai guru di Indonesia adalah 54,6, yang masih di bawah standar minimal 55.
Selain itu, hasil Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2022 juga menempatkan Indonesia pada peringkat ke-72 dari 79 negara yang berpartisipasi, dengan skor rata-rata 371, yang jauh di bawah rata-rata OECD 487.
Learning loss yang dialami peserta didik akibat pandemi Covid-19 di Indonesia juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi efektivitas kegiatan belajar mengajar.
Keterbatasan akses internet dan teknologi yang memadai membuat proses pembelajaran online menjadi tidak optimal. Akibatnya, efektivitas kegiatan belajar mengajar hanya mencapai 40 persen.
Hal ini menuntut guru untuk memiliki kreativitas dan kemampuan adaptasi yang lebih baik dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital.
Untuk meningkatkan kualitas guru di Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah program guru layak mengajar. Pada tahun ajaran 2020/2021, jumlah guru layak mengajar di Indonesia mencapai 2.910.955 orang dengan persentase sebesar 95,78 persen.
Jumlah ini meningkat 9,6 persen bila dibandingkan secara year-on-year dari tahun ajaran sebelumnya yakni sejumlah 2.654.945 orang. Meskipun peningkatan ini menggembirakan, masih diperlukan langkah-langkah lebih lanjut untuk mencapai target 100 persen guru layak mengajar.
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kualitas guru adalah kualifikasi mereka. Masih banyak guru yang belum melewati standar mutu pendidikan yang dibutuhkan.
Penting bagi guru untuk terus meningkatkan pengetahuan dan kompetensi dalam mengajar. Pemerintah perlu memberikan dukungan dan insentif yang cukup agar guru termotivasi untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan lanjutan.
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat juga penting dalam meningkatkan kualitas guru.
Pemerintah perlu melakukan pemetaan kebutuhan guru di setiap daerah, terutama di daerah terpencil, dan mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Lembaga pendidikan juga perlu mengadakan program pengembangan profesional untuk guru, seperti workshop dan pelatihan, serta memperluas akses guru terhadap literatur dan sumber belajar yang mutakhir.
Para orang tua dan masyarakat juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas guru. Dukungan dan partisipasi aktif dari orang tua dapat membantu guru dalam memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak-anak.
Masyarakat juga perlu menghargai profesi guru dan memberikan apresiasi atas dedikasi mereka dalam membentuk generasi yang cerdas dan berkarakter.
Meningkatkan kualitas guru bukanlah tugas yang mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Dengan kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan para guru itu sendiri, kita dapat mengatasi tantangan ini dan menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik.
Mari kita bersama-sama berkomitmen untuk meningkatkan kualitas guru di Indonesia demi masa depan pendidikan yang lebih baik.