Langkah kelima yang harus Anda lakukan adalah melakukan analisis biaya dan manfaat alat berat konstruksi.
Analisis biaya dan manfaat adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan dan kinerja alat berat konstruksi dari segi ekonomi. Analisis biaya dan manfaat dapat membantu Anda untuk:
- Memilih alat berat konstruksi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan anggaran proyek Anda.
- Menghitung dan membandingkan biaya operasional, perawatan, dan perbaikan alat berat konstruksi.
- Menghitung dan membandingkan manfaat atau keuntungan yang diperoleh dari penggunaan alat berat konstruksi, seperti produktivitas, efisiensi, kualitas, dan kepuasan pelanggan.
- Menghitung dan membandingkan rasio biaya dan manfaat alat berat konstruksi, yaitu perbandingan antara manfaat dan biaya yang dikeluarkan untuk alat berat konstruksi.
- Mengambil keputusan yang tepat dan rasional terkait dengan pengadaan, penggunaan, atau penggantian alat berat konstruksi.
Untuk melakukan analisis biaya dan manfaat alat berat konstruksi, Anda harus mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan alat berat konstruksi, seperti jenis, spesifikasi, harga, umur, kapasitas, konsumsi, dll.
Anda juga harus mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan proyek Anda, seperti volume, durasi, lokasi, standar, dll.
Anda juga harus menggunakan metode-metode yang dapat membantu Anda untuk menghitung dan menganalisis data-data tersebut, seperti metode net present value (NPV), internal rate of return (IRR), payback period (PP), benefit-cost ratio (BCR), dll.
Contoh:
Misalkan Anda ingin melakukan analisis biaya dan manfaat untuk memilih antara excavator A dan excavator B untuk proyek Anda. Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
- Tentukan data-data yang berkaitan dengan excavator A dan excavator B, seperti:
Data | Excavator A | Excavator B |
---|---|---|
Harga | Rp 1.000.000.000 | Rp 1.200.000.000 |
Umur | 10 tahun | 12 tahun |
Kapasitas | 1 m3 | 1,2 m3 |
Konsumsi bahan bakar | 20 liter/jam | 18 liter/jam |
Harga bahan bakar | Rp 10.000/liter | Rp 10.000/liter |
Biaya perawatan | Rp 50.000.000/tahun | Rp 40.000.000/tahun |
Biaya perbaikan | Rp 100.000.000/tahun | Rp 80.000.000/tahun |
Produktivitas | 72 m3/jam | 80 m3/jam |
Harga jual | Rp 200.000.000 | Rp 300.000.000 |
- Tentukan data-data yang berkaitan dengan proyek Anda, seperti:
Data | Nilai |
---|---|
Volume material | 1000 m3 |
Waktu kerja | 8 jam/hari |
Durasi proyek | 30 hari |
Tingkat diskonto | 10% |
- Hitung biaya operasional excavator A dan excavator B, dengan rumus:
Biaya operasional = (Konsumsi bahan bakar x Harga bahan bakar x Waktu kerja x Durasi proyek) + (Biaya perawatan x Durasi proyek / 365) + (Biaya perbaikan x Durasi proyek / 365)
Biaya operasional excavator A = (20 x 10.000 x 8 x 30) + (50.000.000 x 30 / 365) + (100.000.000 x 30 / 365) = Rp 50.958.904
Biaya operasional excavator B = (18 x 10.000 x 8 x 30) + (40.000.000 x 30 / 365) + (80.000.000 x 30 / 365) = Rp 45.342.466
- Hitung manfaat excavator A dan excavator B, dengan rumus:
Manfaat = (Produktivitas x Volume material x Harga jual / Kapasitas) – (Harga – Harga jual)
Manfaat excavator A = (72 x 1000 x 200.000 / 1) – (1.000.000.000 – 200.000.000) = Rp 13.600.000.000
Manfaat excavator B = (80 x 1000 x 300.000 / 1,2) – (1.200.000.000 – 300.000.000) = Rp 19.800.000.000
- Hitung rasio biaya dan manfaat excavator A dan excavator B, dengan rumus:
Rasio biaya dan manfaat = Manfaat / Biaya operasional
Rasio biaya dan manfaat excavator A = 13.600.000.000 / 50.958.904 = 266,81
Rasio biaya dan manfaat excavator B = 19.800.000.000 / 45.342.466 = 436,71
- Bandingkan rasio biaya dan manfaat excavator A dan excavator B, dan pilih yang lebih besar.
Rasio biaya dan manfaat excavator B lebih besar dari excavator A, sehingga excavator B lebih layak dan menguntungkan untuk dipilih.