jlk – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat terbatas pada perdagangan hari ini, Jumat (8/3/2024), seiring dengan pelemahan dolar AS dan rilis data cadangan devisa Indonesia.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp15.621 per dolar AS atau naik 0,21 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp15.655 per dolar AS. Rupiah bergerak fluktuatif di rentang Rp15.620-Rp15.790 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya melemah 0,07 persen ke 103,18.
Pelemahan dolar AS dipicu oleh ekspektasi pasar bahwa bank sentral AS (The Fed) akan menurunkan suku bunga acuan pada tahun 2024.
Sentimen ini muncul setelah Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan kesaksiannya di hadapan Kongres AS pada Kamis (7/3/2024).
“Powell mengatakan bahwa The Fed mempertimbangkan untuk melakukan pelonggaran moneter sebagai respons terhadap dampak virus corona terhadap perekonomian global”.
Namun, Powell masih memberikan sedikit petunjuk mengenai waktu dan skala pemotongan suku bunga yang direncanakan.
Powell juga menyatakan bahwa jalur perekonomian dan inflasi AS akan menentukan kebijakan moneter The Fed.
Selain itu, pasar juga menantikan rilis data nonfarm payrolls AS yang akan diumumkan pada hari ini.
Data ini akan memberikan gambaran mengenai kondisi pasar tenaga kerja AS, yang merupakan salah satu pertimbangan utama bagi The Fed dalam menyesuaikan suku bunganya.
Dari dalam negeri, rupiah juga mendapat dukungan dari data cadangan devisa Indonesia yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) pada Kamis (7/3/2024).
Menurut BI, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 sebesar US$144 miliar, turun tipis dari posisi akhir Januari 2024 yang sebesar US$145,1 miliar.
Penurunan cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan jatuh tempo salah satu obligasi valas, RI0224, pada pertengahan Februari.
Namun, BI menilai bahwa posisi cadangan devisa tersebut masih cukup untuk membiayai 6,5 bulan impor dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa penurunan cadangan devisa ini sesuai dengan ekspektasi para analis.
Ia menambahkan bahwa rupiah masih memiliki ruang untuk menguat lebih lanjut jika data nonfarm payrolls AS mengecewakan pasar.
“Jika data nonfarm payrolls AS lemah, maka dolar AS akan melemah dan rupiah akan menguat. Namun, jika data nonfarm payrolls AS kuat, maka dolar AS akan menguat dan rupiah akan melemah,” ujar Ibrahim.
Ia memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.600-Rp15.800 per dolar AS pada pekan depan.