jlk – Para akademisi dari berbagai negara seperti Cina, Jerman, Inggris, Jepang, Amerika Serikat, Kanada, dan Spanyol, berkumpul di Tianjin, Cina.
Mereka membahas inovasi mesin pembakaran dalam yang ramah lingkungan, termasuk motor bensin dan diesel.
Acara yang mereka hadiri adalah Kongres Dunia Mesin Pembakaran Dalam (World Congress on Internal Combustion Engines) 2024 dengan tema “Industri Ramah Lingkungan, Andal, Cerdas, dan Efisien”.
Namun, pertanyaannya adalah, bagaimana dengan Indonesia? Apakah kita hanya menjadi penonton dalam panggung inovasi ini? Ataukah kita hanya menjadi konsumen produk ramah lingkungan yang diproduksi oleh China?
Indonesia: Konsumen atau Kreator?
Menurut studi yang dirilis oleh Bain & Company, konsumen Indonesia bersedia membayar lebih mahal, sekitar 15 persen hingga 20 persen, untuk produk ramah lingkungan.
Jumlah konsumen yang peduli terhadap produk yang ramah lingkungan di Indonesia meningkat sebesar 112 persen pada tahun 2020.
Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran konsumen Indonesia dalam memilih produk dan layanan yang ramah lingkungan semakin meningkat.
Namun, apakah kesadaran ini sudah cukup? Apakah kita hanya menjadi konsumen produk ramah lingkungan yang diproduksi oleh China? Ataukah kita juga dapat berperan aktif dalam menciptakan inovasi-inovasi tersebut?
Indonesia: Potensi dan Tantangan
Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri ramah lingkungan.
Dengan sumber daya alam yang melimpah dan jumlah tenaga kerja yang banyak, kita memiliki kapasitas untuk tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga menciptakan inovasi.
Namun, tantangannya tidaklah mudah. Kita perlu membangun infrastruktur penelitian dan pengembangan yang kuat, serta menciptakan iklim bisnis yang mendukung inovasi.
Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa inovasi-inovasi ini dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, bukan hanya menjadi barang mewah bagi sebagian orang.
Kesimpulan
Pertemuan para akademisi di Cina merupakan panggung inovasi yang penting. Namun, sebagai Indonesia, kita tidak boleh hanya menjadi penonton.
Kita harus berperan aktif dalam menciptakan dan menggunakan inovasi-inovasi tersebut untuk kebaikan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Kita perlu melampaui peran sebagai konsumen, dan menjadi kreator. Kita harus memanfaatkan potensi yang kita miliki dan menghadapi tantangan yang ada.
Hanya dengan cara itu, kita dapat menjadi pemain utama dalam panggung inovasi mesin ramah lingkungan, bukan hanya sekadar penonton.