jlk – Ada sebuah jembatan di Gunungkidul yang menyimpan kisah mistis yang tak biasa. Jembatan itu bernama Jembatan Jirak, yang terletak di Pedukuhan Munggi Pasar, Kalurahan Semanu, Kapanewon Semanu. Jembatan ini memiliki dua bangunan, di sisi utara dan selatan, yang dibangun pada tahun 1989 dan 2008.
Jembatan Jirak ini konon menjadi saksi bisu dari kisah cinta tragis antara seorang manusia dan seorang putri jin. Menurut cerita turun-temurun, dahulu ada kerajaan jin bernama Alas Kali Jirak yang dipimpin oleh Ratu Sekar Cendani. Ratu ini memiliki seorang putri bernama Nini Pantarwati, yang cantik jelita.
Nini Pantarwati jatuh cinta kepada seorang manusia bernama Sutejo, yang merupakan putra dari Kiai Singo Wijoyo dari Kemadang.
Namun, cinta mereka tidak direstui oleh Ratu Sekar Cendani, yang tidak ingin putrinya bersanding dengan manusia. Selain itu, ada juga seorang prajurit jin bernama Gus Serut, yang naksir berat kepada Nini Pantarwati.
Gus Serut pun mencoba merebut Nini Pantarwati dari Sutejo dengan cara bertarung. Dalam pertarungan itu, Gus Serut melemparkan ajirak, yaitu aji-aji semacam jarak, kepada Sutejo. Inilah yang menjadi asal usul nama Jembatan Jirak. Namun, Gus Serut gagal mengalahkan Sutejo, yang ternyata juga memiliki ilmu kebal.
Akhirnya, Ratu Sekar Cendani mengutuk Nini Pantarwati dan Sutejo menjadi batu, yang kemudian disebut sebagai watu manten kali Jirak, atau batu pengantin Kali Jirak. Batu-batu ini masih bisa dilihat di sekitar jembatan hingga sekarang.
Karena kisah ini, masyarakat setempat percaya bahwa pengantin baru tidak boleh melewati Jembatan Jirak, jika tidak ingin mendapat sial.
Mereka harus menunggu selapanan, atau 35 hari setelah menikah, baru bisa melintasi jembatan ini. Jika terpaksa harus lewat, mereka harus melemparkan beberapa benda ke Kali Jirak sebagai syarat.
Beberapa benda yang harus dilemparkan adalah beras, gula, kopi, teh, rokok, dan kembang setaman. Ada juga yang memilih menghindari Jembatan Jirak dengan mengambil rute lain, seperti lewat Pacarejo atau Karangmojo.
Mitos ini masih dipercaya oleh sebagian besar masyarakat Semanu hingga saat ini. Mereka menganggap bahwa jika melanggar mitos ini, mereka akan sulit mendapatkan keturunan, rezeki, atau bahkan celaka. Namun, ada juga yang menganggap mitos ini hanya sebagai cerita lama yang tidak berdasar.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda percaya dengan mitos Jembatan Jirak ini? Atau Anda malah penasaran untuk mencobanya? Jika Anda berminat untuk mengunjungi Jembatan Jirak, Anda bisa mengaksesnya melalui Jalan Wonosari-Pacarejo. Jembatan ini berjarak sekitar 45 km dari pusat kota Yogyakarta.