jlk – Halilintar atau petir adalah fenomena alam yang sering terjadi ketika hujan lebat. Suara gemuruhnya yang menggelegar bisa membuat kita merasa takut, kagum, atau bahkan bersyukur.
Bagaimana seharusnya kita bersikap ketika mendengar halilintar? Apa doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk kita baca?
Halilintar adalah salah satu tanda kekuasaan Allah SWT yang disebutkan dalam Al-Quran. Allah SWT berfirman:
وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ
“Dan guruh bertasbih memuji-Nya, dan para malaikat karena takut kepada-Nya. Dan Dia mengirimkan petir, lalu Dia menimpanya kepada siapa yang Dia kehendaki, sedang mereka (orang-orang kafir) membantah tentang Allah, padahal Dia Amat keras siksaan-Nya.” (QS. Ar-Ra’d: 13)
Ayat ini menunjukkan bahwa halilintar adalah suatu bentuk tasbih atau pujian kepada Allah SWT, yang dilakukan oleh guruh dan para malaikat.
Halilintar juga merupakan salah satu cara Allah SWT untuk menimpakan azab kepada orang-orang yang durhaka dan ingkar.
Oleh karena itu, ketika kita mendengar halilintar, kita seharusnya merasa takut kepada Allah SWT dan mengingat dosa-dosa kita, sekaligus bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat dan rahmat-Nya.
Dari sisi ilmiah, halilintar adalah fenomena listrik yang terjadi akibat perbedaan muatan antara awan dan bumi, atau antara awan dengan awan lainnya.
Ketika muatan listrik mencapai titik tertentu, terjadilah loncatan bunga api yang disertai dengan suara gemuruh. Halilintar bisa mencapai suhu sekitar 30.000 derajat Celsius, atau lima kali lebih panas dari permukaan matahari.
Halilintar bisa berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, karena bisa menyebabkan luka bakar, kematian, atau kerusakan pada peralatan elektronik.
Namun, halilintar juga memiliki manfaat, seperti membantu menghasilkan nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman, membersihkan udara dari polutan, dan menghasilkan ozon yang melindungi bumi dari radiasi ultraviolet.
Dalam kitab al-Muwaththa’ malalui sanad yang shahih disebutkan, kala mendengar guruh (halilintar) Rasulullah SAW menghentikan pembicaraan lalu berucap:
سُبْحَانَ الَّذِي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالمَلائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ
“Subhanalladzi yusabbihur ra‘du bihamdihi walmala-ikatu min khifatihi”
“Mahasuci (Allah) Dzat yang guruh itu bertasbih dengan memuji-Nya, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya.”
Doa ini mengandung pengakuan akan kesempurnaan Allah SWT, yang menciptakan halilintar sebagai salah satu tanda kebesaran-Nya.
Doa ini juga mengandung penghormatan kepada Allah SWT, yang membuat guruh dan para malaikat bertasbih kepada-Nya karena takut kepada-Nya.
Doa ini juga mengandung permohonan perlindungan dari bahaya halilintar, yang bisa menimpa siapa saja yang dikehendaki oleh Allah SWT.
Dalam riwayat lain dengan sanad yang dla‘îf (lemah), doa lain Rasulullah SAW saat mendengar guruh adalah:
اللَّهُمَّ لا تَقْتُلْنا بِغَضَبِكَ ولا تُهْلِكْنا بِعَذَابِكَ وَعافِنا قَبْلَ ذلكَ
“Allahumma la taqtulna bighadlabika wala tuhlikna bi‘adzabika wa ‘afina qabla dzalika”
“Ya Allah, jangan Kau bunuh diri kami dengan murka-Mu, dan jangan Kau rusak diri kami dengan siksa-Mu, dan maafkanlah kami sebelum semua itu.”
Doa ini mengandung permohonan ampunan dan rahmat dari Allah SWT, yang bisa mengazab kita dengan halilintar atau sebab lainnya.
Doa ini juga mengandung pengharapan agar kita bisa bertaubat dan beramal shalih sebelum datangnya kematian dan hisab.
Setidaknya ada dua versi doa yang bisa dibaca Rasulullah SAW ketika beliau mendengarkan petir. Keduanya sunnah diamalkan sebagai bentuk dzikir kepada-Nya.
Dengan membaca doa ini, kita bisa merasakan ketenangan, keimanan, dan ketaatan kepada Allah SWT, yang menciptakan halilintar sebagai salah satu bukti keagungan-Nya.
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari segala bahaya dan memberi kita hidayah dan maghfirah. Aamiin.