Air Kemasan? Hati-hati, Ada Nanoplastiknya!

Noer Huda By Noer Huda
5 Min Read
Air Kemasan? Hati-hati, Ada Nanoplastiknya!
Air Kemasan? Hati-hati, Ada Nanoplastiknya!

jlk – Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal PNAS telah mengungkap fakta yang mengkhawatirkan terkait air kemasan yang kita konsumsi sehari-hari. Meskipun terlihat jernih dan bersih, air kemasan ternyata mengandung ratusan ribu nanoplastik, partikel plastik yang ukurannya bahkan lebih kecil dari virus.

Studi ini, yang melibatkan tiga merek air kemasan berbeda, menunjukkan bahwa setiap liter air mengandung sekitar 240.000 nanoplastik. Metode baru yang digunakan dalam penelitian ini mampu mendeteksi partikel plastik dengan panjang hanya 50 hingga 10 nanometer.

Para peneliti menggunakan membran ultrahalus dan dua laser sensitif terhadap ikatan kimia plastik untuk menyaring air kemasan. Dengan metode ini, mereka berhasil menghitung jumlah nanoplastik yang terperangkap di membran.

Secara mengejutkan, mayoritas nanoplastik yang ditemukan tidak berasal dari bahan dasar botol air kemasan yang umumnya terbuat dari polietilen tereftalat (PET). Sebaliknya, mereka berasal dari poliamida (sejenis nilon) dan polistiren, diduga masuk ke dalam air kemasan selama proses pengisian dan pemurnian.

- Advertisement -

Kehadiran nanoplastik dalam air kemasan menjadi perhatian serius karena ukurannya yang cukup kecil, memungkinkannya melewati saluran pencernaan dan paru-paru manusia. Bahkan, nanoplastik dapat masuk ke dalam aliran darah, mencapai organ vital seperti jantung dan otak. Lebih lanjut, nanoplastik dapat menembus plasenta, mengancam kesehatan bayi yang belum lahir.

Meskipun dampak pasti dari nanoplastik terhadap tubuh manusia belum sepenuhnya dipahami, ada kekhawatiran bahwa partikel ini dapat melepaskan bahan kimia berbahaya atau membawa patogen yang bersumber dari lingkungan sekitar.

Para peneliti berharap dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk mendeteksi keberadaan nanoplastik di sumber-sumber lain, seperti makanan kemasan atau air limbah dari mesin cuci. Mereka juga berambisi meningkatkan teknologi deteksi untuk partikel yang lebih kecil.

Temuan ini seharusnya menjadi pemikiran bagi pembuat kebijakan untuk mengurangi dan membatasi produksi plastik, yang merupakan salah satu penyebab utama pencemaran lingkungan. Dengan begitu, langkah-langkah preventif dapat diambil untuk melindungi kesehatan masyarakat dan mengurangi dampak negatif lingkungan yang semakin mengkhawatirkan.

Nanoplastik Ditemukan dalam Jumlah Besar di Air Kemasan, Menimbulkan Kekhawatiran Terhadap Kesehatan Manusia

- Advertisement -

Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal PNAS telah mengungkap fakta yang mengkhawatirkan terkait air kemasan yang kita konsumsi sehari-hari. Meskipun terlihat jernih dan bersih, air kemasan ternyata mengandung ratusan ribu nanoplastik, partikel plastik yang ukurannya bahkan lebih kecil dari virus.

Studi ini, yang melibatkan tiga merek air kemasan berbeda, menunjukkan bahwa setiap liter air mengandung sekitar 240.000 nanoplastik. Metode baru yang digunakan dalam penelitian ini mampu mendeteksi partikel plastik dengan panjang hanya 50 hingga 10 nanometer.

Para peneliti menggunakan membran ultrahalus dan dua laser sensitif terhadap ikatan kimia plastik untuk menyaring air kemasan. Dengan metode ini, mereka berhasil menghitung jumlah nanoplastik yang terperangkap di membran.

- Advertisement -

Secara mengejutkan, mayoritas nanoplastik yang ditemukan tidak berasal dari bahan dasar botol air kemasan yang umumnya terbuat dari polietilen tereftalat (PET).

Sebaliknya, mereka berasal dari poliamida (sejenis nilon) dan polistiren, diduga masuk ke dalam air kemasan selama proses pengisian dan pemurnian.

Kehadiran nanoplastik dalam air kemasan menjadi perhatian serius karena ukurannya yang cukup kecil, memungkinkannya melewati saluran pencernaan dan paru-paru manusia.

Bahkan, nanoplastik dapat masuk ke dalam aliran darah, mencapai organ vital seperti jantung dan otak. Lebih lanjut, nanoplastik dapat menembus plasenta, mengancam kesehatan bayi yang belum lahir.

Meskipun dampak pasti dari nanoplastik terhadap tubuh manusia belum sepenuhnya dipahami, ada kekhawatiran bahwa partikel ini dapat melepaskan bahan kimia berbahaya atau membawa patogen yang bersumber dari lingkungan sekitar.

Para peneliti berharap dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk mendeteksi keberadaan nanoplastik di sumber-sumber lain, seperti makanan kemasan atau air limbah dari mesin cuci. Mereka juga berambisi meningkatkan teknologi deteksi untuk partikel yang lebih kecil.

Temuan ini seharusnya menjadi pemikiran bagi pembuat kebijakan untuk mengurangi dan membatasi produksi plastik, yang merupakan salah satu penyebab utama pencemaran lingkungan.

Dengan begitu, langkah-langkah preventif dapat diambil untuk melindungi kesehatan masyarakat dan mengurangi dampak negatif lingkungan yang semakin mengkhawatirkan.

Share This Article