Apakah Gara-Gara Pak Tani, Kunang-Kunang Punah?

rasyiqi By rasyiqi - Writer, Digital Marketer
3 Min Read
green-leafed plant
Photo by Tony Phan on Unsplash

jlk – Kunang-kunang, serangga terbang yang memancarkan cahaya di tengah kegelapan malam, kini mulai jarang terlihat.

Beberapa spesies di antara lebih dari 2.000 jenis serangga bernama ilmiah Lampyridae ini bahkan masuk dalam daftar hewan terancam punah.

Tapi, apakah benar kunang-kunang sudah punah? Dan apakah Pak Tani memiliki peran dalam hal ini? Mari kita selami lebih dalam.

Kunang-Kunang: Nyala Terakhir di Malam Hari

Kunang-kunang adalah serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari.

- Advertisement -

Cahaya ini dihasilkan oleh “sinar dingin” yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 sampai 670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi sinar sampai 96%.

Namun, beberapa spesies saat ini tengah berstatus sangat terancam punah (critically endangered), hampir punah (endangered), dan rentan (vulnerable).

Misalnya, menurut catatan International Union for Conservation of Nature (IUCN), sejumlah 11 persen dari 128 spesies terancam punah, dan 2 persen hampir terancam.

Ancaman yang Menghantui

Kunang-kunang menghadapi ancaman kepunahan akibat hilangnya habitat, penggunaan pestisida, dan cahaya buatan.

Profesor biologi dari Universitas Tufts Sara Lewis menyatakan bahwa kunang-kunang menderita karena habitat yang menjadi tempat untuk menyelesaikan siklus hidupnya telah menghilang.

- Advertisement -

Menurut para ahli kunang-kunang, kehilangan habitat menjadi krisis yang paling mengancam keberlangsungan hidup kunang-kunang di sebagian besar wilayah Bumi–diikuti oleh polusi cahaya dan penggunaan pestisida.

Apakah Pak Tani Berperan?

Pada titik ini, kita mungkin bertanya-tanya, apa hubungan Pak Tani dengan kepunahan kunang-kunang? Jawabannya mungkin tidak langsung, tetapi ada kaitannya.

Pak Tani, sebagai simbol petani, mewakili aktivitas pertanian dan perubahan lansekap yang dapat mempengaruhi habitat kunang-kunang.

- Advertisement -

Pertanian intensif dan penggunaan pestisida dapat merusak habitat kunang-kunang dan mengurangi populasi mereka.

Selain itu, perubahan lansekap, seperti pembukaan lahan untuk pertanian atau perkebunan, dapat menghilangkan habitat alami kunang-kunang.

Kesimpulan

Jadi, apakah kunang-kunang sudah punah? Belum. Namun, mereka menghadapi ancaman serius yang dapat mengarah ke kepunahan jika tidak ditangani.

Dan ya, aktivitas manusia, termasuk pertanian, berperan dalam ancaman ini.

Namun, bukan berarti kita harus menyalahkan Pak Tani. Sebaliknya, kita perlu mencari solusi yang berkelanjutan untuk pertanian dan konservasi, agar kunang-kunang dapat terus menyala di malam hari, bukan hanya menjadi kenangan yang memudar di kegelapan.

Share This Article