jlk – Investasi properti adalah salah satu cara paling populer untuk mengembangkan kekayaan. Siapa sih yang tidak mau punya rumah, apartemen, atau tanah yang bisa disewakan atau dijual dengan untung besar?
Apalagi di masa sulit seperti sekarang, properti menjadi salah satu aset yang paling aman dan stabil.
Tapi, jangan salah sangka. Investasi properti bukanlah hal yang mudah dan murah. Ada banyak hal yang harus dipelajari, dipersiapkan, dan dilakukan sebelum Anda bisa menikmati hasilnya. Jika tidak, Anda bisa-bisa malah buntung atau terjebak utang.
Nah, untuk membantu Anda yang ingin memulai investasi properti, saya akan memberikan beberapa langkah penting yang harus Anda lakukan.
Langkah-langkah ini saya rangkum dari berbagai sumber terpercaya, gc ngasal nulis ya. Jadi, simak baik-baik ya!
Tentukan Tujuan dan Strategi Investasi Anda
Sebelum membeli properti, Anda harus tahu dulu apa tujuan Anda berinvestasi. Apakah Anda ingin mendapatkan penghasilan pasif dari menyewakan properti?
Apakah Anda ingin mendapatkan keuntungan besar dari menjual properti? Atau apakah Anda ingin mengembangkan properti menjadi bisnis yang lebih besar?
Setelah menentukan tujuan Anda, Anda juga harus menentukan strategi investasi Anda. Strategi investasi adalah cara Anda mencapai tujuan Anda dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti modal, risiko, waktu, dan pasar.
Ada berbagai macam strategi investasi properti, seperti:
Buy and hold: Membeli properti dan menyimpannya untuk jangka panjang, sambil menunggu harga naik atau mendapatkan pendapatan sewa.
Buy and sell: Membeli properti dan menjualnya dalam jangka pendek, biasanya setelah melakukan renovasi atau perbaikan untuk meningkatkan nilai jual.
Buy and build: Membeli tanah dan membangun properti di atasnya, baik untuk dijual atau disewakan.
Buy and flip: Membeli properti yang undervalued (harga di bawah pasar) dan menjualnya dengan cepat dengan harga yang lebih tinggi.
Buy and rent: Membeli properti dan menyewakannya kepada penyewa, baik untuk jangka pendek atau panjang.
Strategi investasi yang Anda pilih harus sesuai dengan tujuan, kemampuan, dan preferensi Anda. Jangan asal ikut-ikutan orang lain, karena setiap orang punya kondisi dan situasi yang berbeda.
Pilih Jenis dan Lokasi Properti yang Sesuai
Setelah menentukan strategi investasi Anda, langkah selanjutnya adalah memilih jenis dan lokasi properti yang sesuai. Jenis properti yang bisa Anda investasikan antara lain:
Rumah: Properti yang paling umum dan familiar, cocok untuk berbagai tujuan investasi. Rumah bisa berupa rumah tapak, rumah susun, rumah kavling, atau rumah cluster.
Apartemen: Properti yang biasanya berada di kawasan perkotaan, cocok untuk investasi sewa jangka pendek atau panjang. Apartemen bisa berupa studio, 1 BR, 2 BR, 3 BR, atau penthouse.
Tanah: Properti yang paling fleksibel dan potensial, cocok untuk investasi jangka panjang atau pengembangan bisnis. Tanah bisa berupa tanah kavling, tanah sawah, tanah kebun, atau tanah kosong.
Bangunan komersial: Properti yang biasanya digunakan untuk kegiatan usaha, cocok untuk investasi sewa atau jual dengan nilai tinggi. Bangunan komersial bisa berupa ruko, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel, atau pabrik.
Lokasi properti adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan nilai dan prospek investasi. Anda harus memilih lokasi properti yang strategis, berkembang, dan diminati. Beberapa hal yang bisa Anda perhatikan dalam memilih lokasi properti antara lain:
Aksesibilitas: Lokasi properti harus mudah dijangkau dari berbagai arah, baik dengan kendaraan pribadi maupun umum. Perhatikan juga ketersediaan fasilitas transportasi, seperti jalan tol, jalan raya, stasiun, bandara, atau pelabuhan.
Infrastruktur: Lokasi properti harus didukung oleh infrastruktur yang memadai, seperti listrik, air, telekomunikasi, sanitasi, dan keamanan. Perhatikan juga adanya proyek-proyek infrastruktur yang sedang atau akan dibangun di sekitar lokasi properti, seperti jembatan, flyover, MRT, LRT, atau tol.
Fasilitas: Lokasi properti harus dekat dengan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan atau diinginkan oleh calon pembeli atau penyewa, seperti sekolah, kampus, rumah sakit, pusat perbelanjaan, tempat ibadah, taman, atau tempat wisata.
Demografi: Lokasi properti harus sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pasar sasaran Anda, seperti keluarga, mahasiswa, pekerja, ekspatriat, atau wisatawan. Perhatikan juga faktor-faktor seperti pendapatan, gaya hidup, preferensi, dan tren konsumen.
Lakukan Survei dan Penilaian Properti
Setelah memilih jenis dan lokasi properti yang sesuai, langkah selanjutnya adalah melakukan survei dan penilaian properti. Survei properti adalah kegiatan mengumpulkan data dan informasi tentang properti yang akan dibeli, baik secara fisik maupun administratif.
Penilaian properti adalah kegiatan menentukan nilai wajar atau harga pasar properti berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan.
Survei dan penilaian properti bertujuan untuk memastikan bahwa properti yang akan dibeli sesuai dengan kondisi, kualitas, dan legalitas yang diharapkan. Dengan demikian, Anda bisa menghindari risiko-risiko seperti cacat fisik, sengketa hukum, atau kerugian finansial.
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam melakukan survei dan penilaian properti, antara lain:
Kondisi fisik properti: Anda harus memeriksa kondisi fisik properti secara menyeluruh, seperti struktur, desain, luas, fungsi, fasilitas, perawatan, dan kebersihan. Anda juga harus membandingkan kondisi fisik properti dengan properti sejenis di sekitarnya.
Dokumen legal properti: Anda harus memeriksa dokumen legal properti secara teliti, seperti sertifikat hak milik, IMB, PBB, AJB, dan surat-surat lain yang relevan. Anda juga harus memastikan bahwa dokumen legal properti tidak bermasalah, seperti sengketa, hipotek, atau sitaan.
Harga pasar properti: Anda harus menentukan harga pasar properti berdasarkan metode-metode penilaian yang sesuai, seperti metode perbandingan, metode biaya, atau metode pendapatan. Anda juga harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi harga pasar properti, seperti lokasi, kondisi, permintaan, dan penawaran.
Lakukan Negosiasi dan Penawaran Harga
Setelah melakukan survei dan penilaian properti, langkah selanjutnya adalah melakukan negosiasi dan penawaran harga.
Negosiasi adalah proses komunikasi antara Anda dan pihak penjual properti untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan. Penawaran adalah tindakan Anda mengajukan harga yang Anda inginkan kepada pihak penjual properti.
Negosiasi dan penawaran harga bertujuan untuk mendapatkan properti dengan harga yang sesuai dengan nilai dan kemampuan Anda. Dengan demikian, Anda bisa menghemat biaya dan meningkatkan potensi keuntungan.
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam melakukan negosiasi dan penawaran harga, antara lain:
Sikap profesional: Anda harus bersikap profesional dalam berkomunikasi dengan pihak penjual properti, seperti sopan, ramah, jujur, dan terbuka. Anda juga harus menghormati hak dan kepentingan pihak penjual properti, serta menghindari sikap emosional, agresif.
Agresif tapi realistis: Anda harus bersikap agresif tapi realistis dalam menawar harga properti. Anda harus berani mengajukan harga yang lebih rendah dari harga pasar, tapi tidak terlalu rendah sehingga menyinggung atau mengecilkan pihak penjual properti.
Anda juga harus siap menaikkan harga jika diperlukan, tapi tidak terlalu tinggi sehingga merugikan diri sendiri. Anda harus tahu batas maksimal dan minimal harga yang Anda mau bayar.
Berdasarkan data dan fakta: Anda harus berdasarkan data dan fakta dalam menegosiasikan dan menawar harga properti.
Anda harus memiliki data dan fakta yang mendukung harga yang Anda ajukan, seperti hasil survei dan penilaian properti, perbandingan dengan properti sejenis, kondisi pasar, atau faktor-faktor lain yang relevan. Anda juga harus bisa membantah data dan fakta yang diajukan oleh pihak penjual properti, jika tidak sesuai dengan kenyataan.
Fleksibel dan kreatif: Anda harus fleksibel dan kreatif dalam mencari solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.
Anda tidak harus terpaku pada harga saja, tapi bisa juga mempertimbangkan faktor-faktor lain yang bisa dinilai, seperti syarat pembayaran, waktu penyerahan, bonus, atau diskon. Anda juga bisa mencari cara-cara alternatif yang bisa menyelesaikan masalah atau hambatan yang muncul, seperti menggunakan jasa perantara, konsultan, atau notaris.
Selesaikan Transaksi dan Administrasi
Setelah melakukan negosiasi dan penawaran harga, langkah terakhir adalah menyelesaikan transaksi dan administrasi.
Transaksi adalah proses pembayaran dan penyerahan properti antara Anda dan pihak penjual properti. Administrasi adalah proses pengurusan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan properti, seperti perjanjian, akta, sertifikat, pajak, dan biaya-biaya lain.
Transaksi dan administrasi bertujuan untuk memastikan bahwa properti yang Anda beli sudah resmi menjadi milik Anda, tanpa ada masalah atau sisa kewajiban. Dengan demikian, Anda bisa menikmati hak dan manfaat dari properti yang Anda beli.
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam menyelesaikan transaksi dan administrasi, antara lain:
Pembayaran: Anda harus membayar harga properti sesuai dengan kesepakatan yang dibuat dengan pihak penjual properti.
Anda harus memilih metode pembayaran yang aman, cepat, dan mudah, seperti transfer bank, cek, atau tunai. Anda juga harus meminta bukti pembayaran yang sah, seperti kwitansi, tanda terima, atau slip transfer.
Penyerahan: Anda harus menerima properti sesuai dengan kondisi dan waktu yang disepakati dengan pihak penjual properti.
Anda harus memeriksa kembali kondisi fisik properti, seperti kebersihan, kerusakan, atau kekurangan. Anda juga harus meminta kunci, surat-surat, atau barang-barang lain yang berkaitan dengan properti.
Perjanjian: Anda harus membuat perjanjian tertulis yang mengatur hak dan kewajiban antara Anda dan pihak penjual properti.
Anda harus memasukkan semua detail yang penting, seperti harga, syarat pembayaran, waktu penyerahan, jaminan, atau sanksi. Anda juga harus meminta bantuan dari pihak ketiga yang kompeten, seperti notaris, pengacara, atau konsultan, untuk membuat atau meninjau perjanjian tersebut.
Akta: Anda harus membuat akta jual beli (AJB) yang merupakan dokumen resmi yang membuktikan kepemilikan properti.
Anda harus membuat AJB di hadapan notaris yang berwenang, dengan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan, seperti sertifikat hak milik, IMB, PBB, KTP, atau NPWP. Anda juga harus membayar biaya notaris, biaya balik nama, dan biaya materai yang ditentukan oleh pemerintah.
Sertifikat: Anda harus mengurus sertifikat hak milik (SHM) yang merupakan dokumen resmi yang menyatakan hak Anda atas properti.
Anda harus mengurus SHM di kantor pertanahan setempat, dengan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan, seperti AJB, IMB, PBB, KTP, atau NPWP. Anda juga harus membayar biaya pengurusan, biaya pendaftaran, dan biaya bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) yang ditentukan oleh pemerintah.
Pajak: Anda harus membayar pajak yang berkaitan dengan properti, seperti pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak penghasilan (PPh), atau pajak lain yang berlaku.
Anda harus membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti tarif, waktu, dan tempat pembayaran. Anda juga harus meminta bukti pembayaran pajak yang sah, seperti surat setoran pajak (SSP) atau surat keterangan lunas pajak (SKLP).
Demikianlah langkah-langkah yang harus Anda lakukan untuk memulai investasi properti. Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu Anda dalam mengambil keputusan yang tepat. Selamat berinvestasi!