Kisanak, Keuangan adalah salah satu bidang yang paling menarik dan menantang dalam kehidupan manusia.
Keuangan berkaitan dengan uang, aset, investasi, pasar, risiko, dan waktu. Keuangan juga berkaitan dengan etika dan moralitas, yaitu nilai-nilai yang mengatur perilaku manusia dalam hal benar dan salah.
Namun, apakah keuangan dan etika selalu sejalan? Apakah ada dilema etika dalam keuangan? Apakah ada cara untuk mengatasi dilema etika tersebut?
Keuangan dan Etika: Apakah Selalu Sejalan?
Keuangan dan etika seharusnya selalu sejalan, karena keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu kesejahteraan manusia. Etika dalam keuangan berbicara tentang perilaku atau kegiatan keuangan yang secara etis benar atau salah.
Etika dalam keuangan juga mencakup etika bisnis, yaitu etika yang diikuti oleh lembaga keuangan, jasa keuangan, atau pasar keuangan.
Etika dalam keuangan memerlukan integritas yang kuat, hormat terhadap kode etik, serta komitmen terhadap kepentingan pemegang saham dan masyarakat.
Namun, dalam kenyataannya, keuangan dan etika tidak selalu sejalan. Banyak kasus di mana keuangan menimbulkan dilema etika, yaitu situasi di mana pilihan etika dan kepentingan bisnis bersinggungan.
Misalnya, bagaimana perusahaan memperlakukan pendapatan, biaya, aset, dan kewajiban dalam laporan keuangannya dapat mencerminkan nilai-nilai etika yang dianutnya.
Namun, terkadang perusahaan menghadapi tekanan untuk memanipulasi laporan keuangan agar terlihat lebih baik dari kenyataannya. Ini adalah contoh dari dilema etika dalam keuangan.
Dilema Etika dalam Keuangan: Apa Saja Contohnya?
Dilema etika dalam keuangan dapat terjadi di berbagai bidang dan tingkatan. Berikut ini adalah beberapa contoh dari dilema etika dalam keuangan:
Pengakuan pendapatan. Pendapatan adalah salah satu komponen penting dalam laporan keuangan, karena menunjukkan kinerja perusahaan.
Namun, kapan sebenarnya pendapatan dapat diakui sebagai pendapatan? Apakah ketika barang atau jasa telah diserahkan, atau ketika uang telah diterima?
Apakah ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi sebelum pendapatan dapat diakui? Bagaimana jika ada potongan harga, diskon, atau insentif lainnya yang diberikan kepada pelanggan?
Bagaimana jika ada kemungkinan pengembalian barang atau pembatalan pesanan? Semua pertanyaan ini menimbulkan dilema etika dalam pengakuan pendapatan.
Penilaian aset. Aset adalah sumber daya yang dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan, yang dapat menghasilkan manfaat ekonomi di masa depan.
Namun, bagaimana cara menilai aset? Apakah dengan harga perolehan, harga pasar, nilai wajar, atau metode lainnya?
Bagaimana jika ada perubahan nilai aset akibat inflasi, depresiasi, amortisasi, atau kerusakan? Bagaimana jika ada aset yang sulit dinilai, seperti merek dagang, paten, atau goodwill? Semua pertanyaan ini menimbulkan dilema etika dalam penilaian aset.
Perdagangan orang dalam. Perdagangan orang dalam adalah tindakan membeli atau menjual saham atau instrumen keuangan lainnya berdasarkan informasi rahasia atau istimewa yang tidak diketahui oleh publik.
Perdagangan orang dalam dianggap tidak etis, karena merugikan investor lain yang tidak memiliki informasi yang sama.
Perdagangan orang dalam juga dapat mengganggu efisiensi pasar, karena harga saham tidak mencerminkan informasi yang sebenarnya.
Namun, bagaimana jika informasi rahasia tersebut diperoleh secara tidak sengaja, atau tidak disengaja digunakan untuk bertransaksi?
Bagaimana jika informasi rahasia tersebut tidak relevan atau material? Bagaimana jika informasi rahasia tersebut berasal dari sumber yang sah? Semua pertanyaan ini menimbulkan dilema etika dalam perdagangan orang dalam.
Mengatasi Dilema Etika dalam Keuangan: Bagaimana Caranya?
Mengatasi dilema etika dalam keuangan tidaklah mudah, karena seringkali melibatkan pertimbangan yang kompleks dan subjektif.
Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi dilema etika dalam keuangan, yaitu:
Mengetahui dan memahami kode etik dalam keuangan. Kode etik adalah kumpulan aturan atau pedoman yang mengatur perilaku etis dalam suatu profesi atau organisasi.
Kode etik dalam keuangan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti asosiasi profesional, lembaga regulator, atau perusahaan itu sendiri.
Mengetahui dan memahami kode etik dalam keuangan dapat membantu mengidentifikasi dan mencegah potensi pelanggaran etika dalam keuangan.
Menimbang pro dan kontra dari setiap pilihan. Setiap pilihan dalam keuangan memiliki dampak positif dan negatif, baik bagi diri sendiri, perusahaan, maupun masyarakat.
Menimbang pro dan kontra dari setiap pilihan dapat membantu menentukan pilihan yang paling sesuai dengan nilai-nilai etika yang dipegang.
Selain itu, menimbang pro dan kontra juga dapat membantu menilai risiko dan konsekuensi dari setiap pilihan.
Mencari nasihat atau bantuan dari orang lain. Kadang-kadang, dilema etika dalam keuangan terlalu rumit atau sensitif untuk diselesaikan sendiri.
Mencari nasihat atau bantuan dari orang lain yang lebih berpengalaman, berwawasan, atau berotoritas dapat membantu menyelesaikan dilema etika dalam keuangan.
Orang lain yang dapat dimintai nasihat atau bantuan antara lain adalah atasan, rekan kerja, mentor, konsultan, auditor, pengacara, atau ombudsman.
Keuangan dan etika adalah dua hal yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Keuangan dan etika seharusnya selalu sejalan, karena keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu kesejahteraan manusia.
Namun, dalam kenyataannya, keuangan dan etika tidak selalu sejalan. Banyak kasus di mana keuangan menimbulkan dilema etika, yaitu situasi di mana pilihan etika dan kepentingan bisnis bersinggungan.
Dilema etika dalam keuangan dapat terjadi di berbagai bidang dan tingkatan, seperti pengakuan pendapatan, penilaian aset, atau perdagangan orang dalam.
Mengatasi dilema etika dalam keuangan tidaklah mudah, karena seringkali melibatkan pertimbangan yang kompleks dan subjektif.
Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi dilema etika dalam keuangan, yaitu mengetahui dan memahami kode etik dalam keuangan, menimbang pro dan kontra dari setiap pilihan, dan mencari nasihat atau bantuan dari orang lain.
Demikian, Kisanak…!!