Belajar Rumus Alat Berat untuk Proyek Konstruksi dan Pertambangan dengan Mudah dan Menyenangkan

zajpreneur By zajpreneur
10 Min Read
Alat Berat Bobcat: Merek Amerika yang Populer dengan Alat Berat Kecil dan Ringan

Produktivitas alat berat adalah ukuran dari jumlah output yang dihasilkan oleh alat berat dalam satuan waktu tertentu.

Output dapat berupa volume, berat, atau panjang material yang dipindahkan, dicampur, dihampar, atau dipadatkan oleh alat berat.

Produktivitas alat berat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis dan kondisi alat berat, jenis dan kondisi material, metode kerja, kondisi lapangan, dan keterampilan operator.

Untuk menghitung produktivitas alat berat, kita perlu mengetahui beberapa parameter, seperti kapasitas alat berat, siklus kerja, efisiensi kerja, dan faktor koreksi.

- Advertisement -

Berikut adalah rumus umum untuk menghitung produktivitas alat berat:

P = \frac{C \times S \times E \times F}{60}

dimana:

P= Produktivitas alat berat (m<sup>3</sup>/jam, ton/jam, atau m/jam)

C= Kapasitas alat berat (m<sup>3</sup>, ton, atau m)

- Advertisement -

S= Siklus kerja (detik)

E= Efisiensi kerja (%)

F= Faktor koreksi (adalah nilai yang digunakan untuk mengkoreksi pengaruh faktor-faktor yang tidak terukur secara langsung, seperti kondisi material, kondisi lapangan, dan keterampilan operator)

- Advertisement -

Mari kita lihat contoh penerapan rumus ini untuk menghitung produktivitas alat berat yang berbeda.

Contoh 1: Ekskavator

Ekskavator adalah alat berat yang digunakan untuk menggali, memuat, dan mengangkut material tanah, batu, atau limbah.

Ekskavator memiliki beberapa komponen utama, seperti boom, stick, bucket, swing, dan track. Kapasitas ekskavator ditentukan oleh ukuran bucket yang digunakan.

Siklus kerja ekskavator terdiri dari empat tahap, yaitu menggali, mengangkat, memutar, dan melepas.

Efisiensi kerja ekskavator dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kedalaman galian, jarak angkut, dan kepadatan material. Faktor koreksi ekskavator bergantung pada jenis dan kondisi material yang digali, seperti lempung, pasir, kerikil, atau batu.

Misalkan kita ingin menghitung produktivitas ekskavator yang digunakan untuk menggali tanah lempung dengan kedalaman 2 m dan jarak angkut 30 m. Data yang diperlukan adalah sebagai berikut:

C= 0,8 m<sup>3</sup> (kapasitas bucket ekskavator)

S= 20 detik (siklus kerja ekskavator)

E= 50% (efisiensi kerja ekskavator)

F= 0,9 (faktor koreksi untuk tanah lempung)

Maka, produktivitas ekskavator adalah:

P = \frac{0,8 \times 20 \times 50 \times 0,9}{60}

P = 12 \text{ m}^3/\text{jam}

Artinya, ekskavator dapat menggali sekitar 12 m<sup>3</sup> tanah lempung dalam satu jam. Cukup mengesankan, bukan? Tapi jangan senang dulu, karena ini hanya teori.

Dalam praktiknya, produktivitas ekskavator bisa berbeda-beda, tergantung pada kondisi lapangan dan keterampilan operator.

Jadi, jangan berharap ekskavator Anda bisa menggali tanah lempung secepat itu, kecuali Anda memiliki operator yang sangat handal dan berpengalaman. 😜

Contoh 2: Buldoser

Buldoser adalah alat berat yang digunakan untuk mendorong, meratakan, atau menggusur material tanah, batu, atau limbah.

Buldoser memiliki beberapa komponen utama, seperti blade, ripper, dan track. Kapasitas buldoser ditentukan oleh lebar dan tinggi blade yang digunakan.

Siklus kerja buldoser terdiri dari dua tahap, yaitu mendorong dan kembali. Efisiensi kerja buldoser dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kemiringan medan, jarak dorong, dan kecepatan alat.

Faktor koreksi buldoser bergantung pada jenis dan kondisi material yang didorong, seperti tanah, pasir, kerikil, atau batu.

Misalkan kita ingin menghitung produktivitas buldoser yang digunakan untuk mendorong tanah dengan kemiringan medan 5% dan jarak dorong 50 m.

Data yang diperlukan adalah sebagai berikut:

C= 3,5 m<sup>3</sup> (kapasitas blade buldoser)

S= 40 detik (siklus kerja buldoser)

E= 80% (efisiensi kerja buldoser)

F= 0,8 (faktor koreksi untuk tanah)

Maka, produktivitas buldoser adalah:

P = \frac{3,5 \times 40 \times 80 \times 0,8}{60}

P = 37,3 \text{ m}^3/\text{jam}

Artinya, buldoser dapat mendorong sekitar 37,3 m<sup>3</sup> tanah dalam satu jam. Lumayan, kan? Tapi ingat, ini juga hanya teori.

Dalam praktiknya, produktivitas buldoser bisa berbeda-beda, tergantung pada kondisi lapangan dan keterampilan operator.

Jadi, jangan berharap buldoser Anda bisa mendorong tanah sebanyak itu, kecuali Anda memiliki operator yang sangat handal dan berpengalaman. 😜

Efisiensi Alat Berat

Share This Article