Efisiensi alat berat adalah ukuran dari tingkat penggunaan alat berat dalam satuan waktu tertentu.
Efisiensi alat berat dapat diukur dengan dua cara, yaitu efisiensi mekanis dan efisiensi ekonomis.
Efisiensi mekanis adalah perbandingan antara output yang dihasilkan oleh alat berat dengan input yang diberikan, seperti bahan bakar, listrik, atau tenaga kerja.
Efisiensi ekonomis adalah perbandingan antara nilai output yang dihasilkan oleh alat berat dengan biaya operasional yang dikeluarkan, seperti biaya bahan bakar, listrik, tenaga kerja, perawatan, atau penyusutan.
Berikut adalah rumus umum untuk menghitung efisiensi mekanis dan efisiensi ekonomis alat berat:
E_m = \frac{O}{I} \times 100\%
dimana:
E_m= Efisiensi mekanis alat berat (%)
O= Output alat berat (m<sup>3</sup>/jam, ton/jam, atau m/jam)
I= Input alat berat (liter/jam, kWh/jam, atau orang/jam)
E_e = \frac{V \times O – B \times I}{V \times O} \times 100\%
dimana:
E_e= Efisiensi ekonomis alat berat (%)
V= Nilai output alat berat (Rp/m<sup>3</sup>, Rp/ton, atau Rp/m)
B= Biaya input alat berat (Rp/liter, Rp/kWh, atau Rp/orang)
Mari kita lihat contoh penerapan rumus ini untuk menghitung efisiensi mekanis dan efisiensi ekonomis alat berat yang berbeda.
Contoh 1: Ekskavator
Misalkan kita ingin menghitung efisiensi mekanis dan efisiensi ekonomis ekskavator yang digunakan untuk menggali tanah lempung dengan kedalaman 2 m dan jarak angkut 30 m.
Data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
O= 12 m<sup>3</sup>/jam (output ekskavator, dari contoh sebelumnya)
I= 15 liter/jam (input ekskavator, asumsi konsumsi bahan bakar)
V= 50.000 Rp/m<sup>3</sup> (nilai output ekskavator, asumsi harga jual tanah lempung)
B= 10.000 Rp/liter (biaya input ekskavator, asumsi harga beli bahan bakar)
Maka, efisiensi mekanis ekskavator adalah:
E_m = \frac{12}{15} \times 100\%
E_m = 80\%
Artinya, ekskavator dapat menghasilkan output sebesar 80% dari input yang diberikan. Ini menunjukkan bahwa ekskavator cukup efisien secara mekanis, karena tidak banyak input yang terbuang sia-sia.
Efisiensi ekonomis ekskavator adalah:
E_e = \frac{50.000 \times 12 – 10.000 \times 15}{50.000 \times 12} \times 100\%
E_e = 62,5\%
Artinya, ekskavator dapat menghasilkan keuntungan sebesar 62,5% dari nilai output yang dihasilkan. Ini menunjukkan bahwa ekskavator cukup efisien secara ekonomis, karena biaya operasionalnya tidak terlalu besar dibandingkan dengan pendapatannya.
Contoh 2: Buldoser
Misalkan kita ingin menghitung efisiensi mekanis dan efisiensi ekonomis buldoser yang digunakan untuk mendorong tanah dengan kemiringan medan 5% dan jarak dorong 50 m.
Data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
O= 37,3 m<sup>3</sup>/jam (output buldoser, dari contoh sebelumnya)
I= 20 liter/jam (input buldoser, asumsi konsumsi bahan bakar)
V= 50.000 Rp/m<sup>3</sup> (nilai output buldoser, asumsi harga jual tanah)
B= 10.000 Rp/liter (biaya input buldoser, asumsi harga beli bahan bakar)
Maka, efisiensi mekanis buldoser adalah:
E_m = \frac{37,3}{20} \times 100\%
E_m = 186,5\%
Artinya, buldoser dapat menghasilkan output sebesar 186,5% dari input yang diberikan. Ini menunjukkan bahwa buldoser sangat efisien secara mekanis, karena outputnya jauh lebih besar dari inputnya.
Efisiensi ekonomis buldoser adalah:
E_e = \frac{50.000 \times 37,3 – 10.000 \times 20}{50.000 \times 37,3} \times 100\%
E_e = 86,9\%
Artinya, buldoser dapat menghasilkan keuntungan sebesar 86,9% dari nilai output yang dihasilkan. Ini menunjukkan bahwa buldoser sangat efisien secara ekonomis, karena biaya operasionalnya sangat kecil dibandingkan dengan pendapatannya.
Penutup
Demikianlah artikel saya tentang rumus menggunakan atau mengendalikan alat berat untuk proyek konstruksi dan pertambangan.
Saya harap artikel ini bermanfaat dan menarik bagi Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan, saran, atau kritik, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini.
Jika Anda menyukai artikel ini, silakan bagikan ke teman-teman Anda yang juga tertarik dengan alat berat.
Terima kasih telah membaca artikel ini sampai habis. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.