Berguru ke Cina: Bagaimana Indonesia Bisa Mencapai Kesejahteraan Seperti Negeri Tirai Bambu?

Alvin Karunia By Alvin Karunia
4 Min Read
temple of heaven, beijing, stairs
Photo by jplenio on Pixabay

Cina adalah negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, yang berhasil mengangkat ratusan juta rakyatnya dari kemiskinan dan mencapai pertumbuhan yang pesat dalam beberapa dekade terakhir.

Di balik kesuksesan tersebut, terdapat sebuah konsep yang menjadi landasan pemikiran ekonomi Cina, yaitu kesejahteraan bersama (common prosperity).

Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Mao Zedong pada 1953, sebagai tujuan utama pembangunan ekonomi sosialis Cina.

Konsep ini kemudian dihidupkan kembali oleh Xi Jinping, presiden Cina saat ini, yang menekankan pentingnya menciptakan masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.

- Advertisement -

Apa sebenarnya makna dari kesejahteraan bersama? Bagaimana Cina menerapkan konsep ini dalam praktiknya? Dan apa implikasinya bagi Indonesia, yang juga memiliki gagasan serupa tentang kesejahteraan umum?

Makna kesejahteraan bersama

Menurut Xi Jinping, kesejahteraan bersama adalah “suatu keadaan di mana semua orang sejahtera bersama, baik secara material maupun spiritual, dan di mana kemakmuran bersama dinikmati oleh semua orang di masyarakat”.

Untuk mencapai kesejahteraan bersama, Cina mengedepankan tiga prinsip utama, yaitu:

  • Pembangunan berpusat pada manusia, yang menempatkan kepentingan rakyat sebagai prioritas utama dan menghormati hak asasi manusia.
  • Pembangunan berkelanjutan, yang memperhatikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan sosial.
  • Pembangunan inklusif, yang menjamin kesempatan yang sama bagi semua orang untuk berpartisipasi, berkontribusi, dan mendapatkan manfaat dari pembangunan.

Praktik kesejahteraan bersama

Dalam menerapkan konsep kesejahteraan bersama, Cina melakukan berbagai langkah strategis, di antaranya:

  • Meningkatkan kualitas dan efisiensi pertumbuhan ekonomi, dengan mengoptimalkan struktur ekonomi, meningkatkan inovasi dan kompetitivitas, dan mengurangi ketergantungan pada faktor-faktor eksternal.
  • Mendorong konsumsi domestik sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatkan pendapatan dan daya beli rakyat, memperluas pasar domestik, dan memperbaiki sistem distribusi dan jaringan perlindungan sosial.
  • Mengurangi ketimpangan pendapatan dan kekayaan, dengan meningkatkan pajak bagi kelompok-kelompok kaya, mengatur gaji eksekutif, memperkuat regulasi pasar modal, dan meningkatkan bantuan bagi kelompok-kelompok miskin dan rentan.
  • Membangun masyarakat harmonis, dengan mempromosikan nilai-nilai sosialisme, menjaga stabilitas sosial, menghormati keberagaman budaya, dan meningkatkan partisipasi dan pengawasan publik.

Implikasi bagi Indonesia

Konsep kesejahteraan bersama yang dianut oleh Cina memiliki kesamaan dengan konsep kesejahteraan umum yang menjadi salah satu tujuan negara Indonesia, sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.

- Advertisement -

Indonesia dan Cina juga memiliki tantangan yang serupa dalam mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya, seperti mengatasi kemiskinan, ketimpangan, korupsi, pencemaran, dan dampak perubahan iklim.

Oleh karena itu, Indonesia dapat belajar dari pengalaman Cina dalam menerapkan konsep kesejahteraan bersama, dengan memperhatikan konteks dan karakteristik masing-masing negara.

Beberapa hal yang dapat dipelajari Indonesia dari Cina antara lain:

- Advertisement -
  • Meningkatkan kemandirian ekonomi, dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan manusia yang dimiliki, mengembangkan industri strategis, dan mengurangi ketergantungan pada impor.
  • Mendorong ekonomi digital, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, mengembangkan ekosistem inovasi, dan meningkatkan literasi dan inklusi digital.
  • Meningkatkan kesejahteraan rakyat, dengan meningkatkan alokasi anggaran untuk sektor-sektor prioritas, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan perlindungan sosial.
  • Meningkatkan kerjasama internasional, dengan memperkuat hubungan bilateral dan multilateral, terutama dalam hal perdagangan, investasi, pembangunan, dan lingkungan.

Dengan demikian, Indonesia dapat berguru pemikiran ekonomi ke Cina, tanpa harus meniru secara utuh, namun dengan menyesuaikan dengan kondisi dan kepentingan nasional Indonesia.

Share This Article