jlk – Dalam era digital ini, kita seringkali terjebak dalam pusaran standar kecantikan yang sempit dan seragam.
Standar ini, yang seringkali tidak realistis, telah menciptakan fenomena yang dikenal sebagai ‘body shaming’.
Body shaming adalah praktik mempermalukan seseorang berdasarkan penampilan fisik mereka. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang fenomena ini, dengan pendekatan yang kritis namun jenaka.
Body Shaming: Apa dan Bagaimana?
Body shaming bisa terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari komentar negatif tentang berat badan, bentuk tubuh, hingga penampilan fisik lainnya. Ini bisa terjadi di mana saja, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
Ironisnya, standar kecantikan yang seringkali menjadi dasar body shaming ini sendiri adalah konstruksi sosial yang bisa berubah-ubah seiring waktu.
Dampak Body Shaming
Dampak dari body shaming bisa sangat merusak. Menurut Dr. Sari, seorang psikolog klinis, “Body shaming bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental, seperti depresi, gangguan makan, dan rendah diri.” Ini adalah bukti bahwa kata-kata bisa memiliki dampak yang sangat nyata dan merusak.
Menghadapi Body Shaming
Menghadapi body shaming bukanlah tugas yang mudah. Namun, ada beberapa langkah yang bisa kita ambil. Pertama, kita harus belajar untuk mencintai diri kita sendiri dan tubuh kita.
Kedua, kita harus belajar untuk tidak membiarkan komentar negatif mempengaruhi pandangan kita tentang diri kita sendiri. Ketiga, kita harus berani berbicara dan melawan ketika kita melihat atau mengalami body shaming.
Ingat, setiap tubuh adalah tubuh yang baik. Dan seperti yang dikatakan oleh komedian terkenal, “Jika kamu tidak bisa mencintai dirimu sendiri, bagaimana kamu bisa mencintai orang lain?”