Cek, Apakah Otak Pria dan Wanita Berbeda? Begini Kata Penelitian

zajpreneur By zajpreneur
2 Min Read
a close up of a plastic brain model
Photo by Lisa Yount on Unsplash

jlk -Sebuah studi yang diterbitkan pada Februari 2024 oleh tim peneliti dari Universitas Stanford telah menyoroti topik kontroversial: apakah otak pria dan wanita berbeda?

Menurut penulis studi, pemindaian otak yang dihasilkan oleh AI menunjukkan bahwa pria dan wanita memiliki koneksi otak yang berbeda, dan perbedaan dalam kemampuan kognitif memang ada. Namun, komunitas ilmiah masih terpecah belah mengenai hal ini.

Otak Pria dan Wanita: Apakah Berbeda?

Menurut sumber dari detikEdu, pada dasarnya memang ada perbedaan otak pria dan wanita bahkan sejak di dalam rahim ibu.

Proses ini memunculkan ciri-ciri yang tampak berbeda di antara keduanya yang disebut dengan ‘dimorfik seksual’. Contohnya adalah dengan kehadiran kelompok neuron di sumsum tulang belakang yang disebut dengan “bulbocavernosus” (SNB).

- Advertisement -

Neuron ini akan menjadi saraf di otot-otot reproduksi pria. Pada janin perempuan neuron ini mengalami “kematian sel” atau apoptosis.

Secara anatomi, otak laki-laki memang diketahui 10% lebih besar dari perempuan dan juga lebih berat. Disebutkan bila tengkorak kepala wanita lebih kecil sehingga otaknya juga akan lebih kecil dibanding pria.

Terkait perilaku, pria dan wanita memiliki kapasitas kognitif yang berbeda. Misalnya pemroses emosi, visuospasial, dan strategi agresi lainnya. Namun, perbedaan ini tidak terkait dengan kecerdasan umum sama sekali.

Meski begitu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa otak pria dan wanita tidak jauh berbeda, melainkan mirip karena keduanya ibaratnya mosaik yang terdiri dari bagian yang bersifat perempuan dan pria.

Dr. Susanne Wei mengatakan, “Perbedaan antar otak orang berkelamin sama jauh lebih besar daripada antara pria dan perempuan”.

- Advertisement -

Maka dari itu, meski ada perbedaan antara otak pria dan wanita, perbedaan tersebut tidak selalu berarti ada perbedaan dalam kemampuan atau kecerdasan. Lebih penting lagi, perbedaan ini tidak seharusnya digunakan untuk membenarkan stereotip gender atau diskriminasi.

Setiap individu unik dan memiliki potensi yang sama untuk berkembang dan berhasil di berbagai bidang, terlepas dari jenis kelamin mereka.

Demikian Kisanak.

- Advertisement -
Share This Article