jlk – Saat pandemi COVID-19 melanda dunia dulu, banyak orang yang mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus. Mereka memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
Tindakan-tindakan ini didasarkan pada teori kuman, yaitu teori yang menyatakan bahwa penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. Teori ini diperkenalkan oleh ilmuwan Prancis bernama Louis Pasteur pada abad ke-19.
Namun, tidak semua orang percaya dengan teori kuman. Ada sebagian orang yang mengikuti teori medan, yaitu teori yang menyatakan bahwa penyakit terjadi karena ketidakseimbangan atau kerusakan pada lingkungan tubuh.
Teori ini dikembangkan oleh ilmuwan Prancis lainnya, yaitu Antoine Béchamp, yang merupakan saingan sekaligus musuh bebuyutan Pasteur.
Siapa sebenarnya Pasteur dan Béchamp? Bagaimana perseteruan mereka mempengaruhi perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan? Dan mana yang lebih benar, teori kuman atau teori medan?
Pasteur: Bapak Mikrobiologi dan Vaksinasi
Louis Pasteur lahir pada tahun 1822 di Dole, Prancis. Ia adalah seorang kimiawan yang tertarik pada proses fermentasi, yaitu proses perubahan zat organik menjadi asam, alkohol, atau gas oleh mikroorganisme.
Pasteur menemukan bahwa fermentasi disebabkan oleh bakteri, bukan oleh reaksi kimia. Ia juga menemukan bahwa pemanasan cairan dapat membunuh bakteri dan mencegah pembusukan.
Proses ini kemudian dikenal sebagai pasteurisasi, yang digunakan untuk mengawetkan susu, anggur, dan produk lainnya.
Pasteur kemudian beralih ke bidang mikrobiologi dan penyakit menular. Ia menemukan bahwa banyak penyakit disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak terlihat oleh mata telanjang, yang ia sebut sebagai kuman.
Ia juga menemukan bahwa kuman dapat dilemahkan atau dimatikan dengan cara tertentu, dan kemudian disuntikkan ke dalam tubuh untuk merangsang sistem kekebalan.
Proses ini kemudian dikenal sebagai vaksinasi, yang digunakan untuk mencegah penyakit seperti rabies, antraks, dan kolera.
Pasteur menjadi ilmuwan yang terkenal dan dihormati di Prancis dan dunia. Ia mendirikan Institut Pasteur, sebuah pusat penelitian biomedis yang masih beroperasi hingga sekarang.
Ia juga mendapat penghargaan dan gelar kehormatan dari berbagai negara dan organisasi. Ia meninggal pada tahun 1895 di Paris, Prancis.
Béchamp: Ilmuwan yang Terlupakan dan Ditolak
Antoine Béchamp lahir pada tahun 1816 di Bassing, Prancis. Ia adalah seorang kimiawan dan dokter yang juga tertarik pada proses fermentasi. Ia menemukan bahwa fermentasi disebabkan oleh partikel kecil yang ada di dalam seluruh makhluk hidup, yang ia sebut sebagai mikrozima.
Ia berpendapat bahwa mikrozima adalah unit kehidupan terkecil, yang dapat berubah bentuk dan fungsi sesuai dengan lingkungan. Ia juga berpendapat bahwa mikrozima dapat menjadi bakteri atau jamur jika lingkungan tubuh rusak atau tidak sehat.
Béchamp juga menolak teori kuman yang diajukan oleh Pasteur. Ia berpendapat bahwa kuman tidak dapat menyerang tubuh yang sehat dan menyebabkan penyakit, melainkan tubuh yang sakit dan lemah yang memungkinkan kuman berkembang biak.
Ia mengusulkan teori medan, yaitu teori yang menyatakan bahwa kesehatan dan penyakit ditentukan oleh kondisi lingkungan tubuh, bukan oleh kuman.
Ia mengatakan bahwa untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit, yang perlu dilakukan adalah memperbaiki dan menjaga lingkungan tubuh agar tetap seimbang dan harmonis.
Béchamp tidak mendapat pengakuan dan dukungan yang layak dari dunia ilmiah. Ia sering dikritik dan diabaikan oleh Pasteur dan pengikutnya. Ia juga mengalami kesulitan dalam karir dan kehidupan pribadinya.
Ia pensiun pada tahun 1886 dan pindah ke Paris, di mana ia diberi sebuah laboratorium kecil di Sorbonne. Ia meninggal pada tahun 1908 di Paris, Prancis.
Teori Kuman vs Teori Medan: Mana yang Lebih Benar?
Teori kuman dan teori medan adalah dua teori yang bertentangan tentang penyebab dan pencegahan penyakit. Teori kuman lebih diterima dan didukung oleh bukti ilmiah, sedangkan teori medan lebih ditolak dan dianggap pseudosains. Namun, apakah teori kuman benar-benar sempurna dan teori medan benar-benar salah?
Teori kuman memang berhasil menjelaskan dan mengatasi banyak penyakit menular yang disebabkan oleh mikroorganisme. Vaksinasi dan antibiotik adalah contoh aplikasi teori kuman yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Namun, teori kuman juga memiliki kelemahan dan keterbatasan. Teori kuman tidak dapat menjelaskan penyakit yang tidak disebabkan oleh mikroorganisme, seperti penyakit genetik, penuaan, dan kecelakaan.
Teori kuman juga cenderung mengabaikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kesehatan, seperti pola makan, gaya hidup, dan lingkungan.
Teori kuman juga dapat menimbulkan efek samping yang merugikan, seperti resistensi bakteri, alergi, dan gangguan mikrobioma.
Teori medan, meskipun salah dalam banyak hal, juga memiliki kebenaran dan keunggulan dalam beberapa hal. Teori medan mengakui bahwa tubuh memiliki sistem kekebalan yang dapat melawan penyakit.
Teori medan juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dan kesehatan lingkungan tubuh.
Teori medan juga menginspirasi beberapa penelitian dan terapi baru yang berfokus pada mikrobioma, yaitu kumpulan mikroorganisme yang hidup di dalam dan di luar tubuh.
Mikrobioma memiliki peran penting dalam berbagai fungsi tubuh, seperti pencernaan, imunitas, dan perilaku. Gangguan mikrobioma dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti obesitas, diabetes, dan depresi.
Dengan demikian, teori kuman dan teori medan tidak harus dipandang sebagai hitam dan putih, melainkan sebagai abu-abu.
Keduanya memiliki kebenaran dan kekeliruan, kelebihan dan kekurangan, manfaat dan risiko.
Yang perlu dilakukan adalah mengambil hal-hal yang baik dari keduanya, dan menghindari hal-hal yang buruk dari keduanya. Dengan begitu, kita dapat mencapai kesehatan yang optimal dan holistik.