jlk – Ada banyak mitos ilmiah yang beredar di masyarakat, yang sebagian besar tidak memiliki dasar yang kuat atau bahkan bertentangan dengan fakta.
Berikut adalah beberapa mitos ilmiah yang tidak terbukti, beserta penjelasan ilmiahnya.
Manusia Hanya Menggunakan 10% Otak
Mitos ini mungkin berasal dari buku Dale Carnegie yang berjudul How Win Friends and Influence People.
dia menyebutkan bahwa Profesor William James dari Harvard mengatakan bahwa rata-rata manusia hanya mengembangkan sekitar 10% kemampuan mental tersembunyinya.
Namun, pernyataan ini salah, karena manusia selalu menggunakan seluruh otaknya.
Otak manusia terdiri dari sekitar 86 miliar neuron, yang saling berkomunikasi melalui sinyal listrik dan kimia.
Neuron harus aktif pada tingkat dasar untuk menjaga kondisi mereka tetap sehat. Selain itu, otak manusia juga memiliki sel glial, yang berfungsi sebagai penunjang dan pelindung neuron. Jadi, tidak ada bagian otak yang tidak berguna atau tidak digunakan.
Meskipun otak manusia diklasifikasikan ke dalam area-area diskrit, seperti otak kiri dan otak kanan, organ ini bekerja melalui berbagai jaringan yang saling terhubung.
Tidak ada satu wilayah pun dalam otak yang bekerja dalam isolasi. Aktivitas otak dapat bervariasi tergantung pada tugas yang dilakukan, tetapi tidak ada bukti bahwa manusia hanya menggunakan 10% otaknya.
Air Putih Bisa Menyembuhkan Keracunan
Mitos ini mungkin berasal dari anggapan bahwa air putih bisa membersihkan racun dari tubuh. Namun, hal ini tidak benar, karena air putih tidak bisa menghilangkan racun yang sudah masuk ke dalam darah atau organ.
Malah, minum air putih secara berlebihan bisa menyebabkan keracunan air, yang ditandai dengan gejala seperti mual, muntah, sakit kepala, kebingungan, dan kejang.
Jika seseorang mengalami keracunan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghubungi dokter atau pusat racun terdekat.
Dokter atau petugas kesehatan akan memberikan petunjuk tentang apa yang harus dilakukan, tergantung pada jenis dan jumlah racun yang dikonsumsi.
Beberapa tindakan yang mungkin dilakukan adalah meminum susu, arang aktif, atau obat penawar.
Minum air putih hanya bisa membantu jika racun yang dikonsumsi bersifat korosif, seperti asam atau basa.
Dalam hal ini, minum air putih bisa membantu menetralkan racun dan mengurangi kerusakan pada kerongkongan dan lambung.
Namun, minum air putih tidak boleh dilakukan jika racun yang dikonsumsi bersifat minyak, seperti bensin atau kerosin, karena bisa meningkatkan risiko aspirasi paru.
Gula Bisa Membuat Anak Hiperaktif
Mitos ini mungkin berasal dari pengamatan bahwa anak-anak cenderung menjadi lebih aktif dan bersemangat setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang manis.
Namun, hal ini tidak disebabkan oleh gula, melainkan oleh faktor-faktor lain, seperti suasana hati, lingkungan, atau harapan orang tua .
Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menguji hubungan antara gula dan hiperaktivitas pada anak-anak, tetapi tidak ada bukti yang mendukung mitos ini.
Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 1994 oleh Wolraich et al. melibatkan 48 anak yang dibagi menjadi dua kelompok.
Satu kelompok diberi minuman yang mengandung gula, sedangkan kelompok lain diberi minuman yang mengandung pemanis buatan.
Hasilnya, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat aktivitas, perilaku, atau konsentrasi antara kedua kelompok.
Sebuah studi lain yang dilakukan pada tahun 1995 oleh Hoover dan Milich melibatkan 35 anak yang didiagnosis dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
Anak-anak ini diberi makanan yang mengandung gula atau pemanis buatan secara acak selama tiga minggu. Hasilnya, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat aktivitas, perilaku, atau konsentrasi antara kedua kelompok.
Meskipun gula tidak menyebabkan hiperaktivitas pada anak-anak, bukan berarti gula tidak memiliki dampak negatif lainnya.
Gula bisa menyebabkan karies gigi, obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan gangguan kesehatan lainnya jika dikonsumsi secara berlebihan.
Oleh karena itu, sebaiknya batasi asupan gula pada anak-anak dan gantilah dengan makanan yang sehat dan bergizi.