Greenflation: Tantangan dan Peluang dalam Transisi Hijau

Yudha Cilaros By Yudha Cilaros
3 Min Read
Greenflation: Tantangan dan Peluang dalam Transisi Hijau

Greenflation, atau inflasi hijau, adalah istilah yang menggambarkan kenaikan harga barang dan jasa akibat dari transisi menuju ekonomi rendah karbon. Fenomena ini menjadi sorotan saat debat cawapres 2024, ketika Gibran Rakabuming Raka menanyakan cara mengatasinya kepada Mahfud MD.

Greenflation dipicu oleh meningkatnya permintaan dan terbatasnya pasokan bahan baku dan energi yang dibutuhkan untuk teknologi ramah lingkungan, seperti tembaga, litium, kobalt, dan lain-lain. Selain itu, greenflation juga dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang mendorong pengurangan emisi, seperti pajak karbon, subsidi energi terbarukan, dan standar efisiensi.

Greenflation memiliki dampak yang beragam bagi berbagai sektor dan negara. Di satu sisi, greenflation dapat menimbulkan tekanan inflasi, menurunkan daya beli, dan memicu protes sosial, seperti yang terjadi di Prancis dengan gerakan rompi kuning. Di sisi lain, greenflation juga dapat menjadi pendorong inovasi, investasi, dan penciptaan lapangan kerja di sektor-sektor hijau, seperti yang dilakukan oleh China, Jerman, dan Denmark.

Untuk menghadapi greenflation, diperlukan strategi yang komprehensif dan kolaboratif, baik di tingkat nasional maupun internasional. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah:

- Advertisement -
  • Meningkatkan efisiensi dan diversifikasi sumber daya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan teknologi daur ulang, mengurangi limbah, dan mencari alternatif bahan baku yang lebih murah dan melimpah.
  • Menyediakan insentif dan bantuan bagi masyarakat dan industri yang terdampak. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan subsidi, kredit, atau bantuan sosial bagi masyarakat yang terkena dampak kenaikan harga, serta memberikan fasilitas perpajakan, pelatihan, atau bimbingan bagi industri yang ingin beralih ke teknologi hijau.
  • Menjaga stabilitas makroekonomi dan keuangan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur kebijakan moneter dan fiskal yang sesuai, serta mengawasi risiko-risiko yang muncul di sektor keuangan akibat dari perubahan iklim dan transisi hijau.
  • Mendorong kerjasama dan koordinasi global. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan dialog dan komitmen antara negara-negara, baik yang maju maupun berkembang, untuk menetapkan standar, target, dan mekanisme yang adil dan efektif dalam mengurangi emisi dan mendukung transisi hijau.

Greenflation adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi dengan bijak dan berani, namun juga sebuah peluang yang harus dimanfaatkan dengan kreatif dan inovatif. Dengan demikian, transisi hijau dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat bagi lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.

Share This Article