jlk – Pada hari Senin, 22 April 2024, China menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan sengketa maritim melalui dialog.
Wakil Ketua Komisi Militer Pusat, Zhang Youxia, dalam Simposium Angkatan Laut Pasifik Barat, menegaskan bahwa mereka tidak akan membiarkan negara lain menyalahgunakan posisinya.
Provokasi dan Konfrontasi: Merugikan Semua Pihak
Zhang menyoroti pentingnya menjaga kedamaian di laut, menyatakan bahwa provokasi dan konfrontasi hanya akan merugikan semua pihak.
“Kenyataan telah menunjukkan bahwa mereka yang melakukan provokasi dengan sengaja, memicu ketegangan, atau mendukung satu pihak melawan pihak lain demi keuntungan egois pada akhirnya hanya akan merugikan diri mereka sendiri,” katanya.
Meningkatnya Ketegangan di Laut Cina Selatan
Komentarnya datang di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan, khususnya dalam perselisihan antara China dan Filipina.
Simposium ini dihadiri oleh delegasi dari berbagai negara, merupakan kesempatan bagi negara-negara dengan kepentingan yang bertentangan untuk berdialog. Namun, Filipina tidak mengirimkan perwakilannya meskipun menjadi anggota forum tersebut.
Perhatian Internasional Terhadap Kekuatan Angkatan Laut China
“Angkatan Laut China sedang membangun kekuatan mereka di Laut Cina Selatan dengan cepat, jadi saya menaruh banyak perhatian pada perkembangan Angkatan Laut China,” ungkap pejabat senior delegasi angkatan laut Jepang, Kapten Takuo Kobayashi.
Upaya Mengurangi Ketegangan
Dalam acara tersebut, para peserta akan membahas berbagai topik, termasuk pembaruan Kode Pertemuan di Laut yang Tidak Direncanakan, serta pembentukan kelompok kerja baru tentang sistem tak berawak dengan China sebagai koordinatornya.
Ini menunjukkan upaya untuk mengurangi ketegangan di kawasan tersebut melalui kerja sama dan dialog antarnegara.
Kesimpulan
China menegaskan bahwa negara yang melakukan provokasi dengan sengaja dan memicu ketegangan hanya akan merugikan diri mereka sendiri.
Dalam konteks ini, penting bagi semua pihak untuk berusaha menjaga kedamaian dan stabilitas di kawasan tersebut melalui dialog dan kerja sama, bukan melalui provokasi dan konfrontasi.