Kisah Ironis Pekerja TI Korea Utara di Perusahaan Jepang

zajpreneur By zajpreneur
3 Min Read

jlk – Ada pepatah lama yang mengatakan, “Jangan pernah menilai buku dari sampulnya.” Namun, tampaknya pemerintah Jepang telah memutuskan untuk menambahkan bab baru dalam buku mereka tentang hubungan internasional.

Pemerintah Jepang baru-baru ini mengeluarkan peringatan kepada perusahaan-perusahaan dalam negeri mereka untuk tidak mengontrak pekerja teknologi informasi (TI) asal Korea Utara. Alasannya? Tenaga kerja dari Korea Utara itu kedapatan menyamar sebagai warga negara Jepang.

Bayangkan saja, seorang pekerja TI asal Korea Utara, dengan keterampilan yang luar biasa, berusaha keras untuk mendapatkan pekerjaan di Jepang.

Mereka belajar bahasa Jepang, memahami budaya, dan bahkan mungkin menonton beberapa episode dari anime favorit mereka. Namun, ketika mereka akhirnya siap untuk melangkah maju, pemerintah Jepang mengatakan, “Maaf, kami tidak menerima pekerja TI asal Korea Utara.”

- Advertisement -

Menurut Pemerintah Jepang, pekerja TI Korea Utara bekerja di Jepang untuk mendapatkan uang tunai. Penyamaran tersebut diduga dilakukan untuk mendapatkan dana guna mendanai program pengembangan rudal balistik dan senjata nuklir Pyongyang.

Sekarang, mari kita berhenti sejenak dan pikirkan tentang ini. Apakah ini bukan ironi yang paling indah? Di satu sisi, kita memiliki pekerja TI yang sangat terampil yang hanya ingin mencari nafkah.

Di sisi lain, kita memiliki pemerintah yang khawatir bahwa uang yang mereka hasilkan akan digunakan untuk mendanai program senjata.

Namun, ada sesuatu yang lebih dalam di sini. Ini bukan hanya tentang pekerja TI Korea Utara. Ini tentang bagaimana kita melihat orang lain, bagaimana kita menilai mereka berdasarkan asal mereka, bukan berdasarkan apa yang mereka bisa lakukan.

Jadi, apa pesan yang bisa kita ambil dari semua ini? Mungkin itu adalah bahwa kita harus lebih berhati-hati dalam membuat asumsi tentang orang lain.

- Advertisement -

Kita harus melihat lebih dalam, melampaui label dan stereotip, dan menghargai individu untuk apa yang mereka bisa lakukan, bukan dari mana mereka berasal.

Dan mungkin, hanya mungkin, jika kita semua bisa melakukan itu, dunia akan menjadi tempat yang sedikit lebih baik.

Share This Article