jlk – Di tengah gurun pasir yang membara, dimana Iran dan Israel saling lempar rudal dan drone, ada satu ‘oasis’ yang justru mengalami kebekuan: pasar mata uang kripto.
Ya, layaknya es krim yang meleleh di bawah terik matahari, harga mata uang kripto anjlok drastis, seolah-olah mereka berkata, “Kami lebih suka kedinginan di sini.”
Serangan yang Membekukan Pasar
Pada Sabtu yang lalu, Iran meluncurkan serangan ke Israel, dan pasar kripto langsung bereaksi seakan-akan mereka tersengat listrik.
Bitcoin, sang raja kripto, tergelincir 7 persen, sementara Ethereum, sang pangeran, turun 9 persen. Solana, yang biasanya lincah, jatuh 13,5 persen. Dogecoin dan Shiba Inu, si mata uang kripto yang lebih spekulatif, bahkan terjun bebas hingga 20 persen.
Roller Coaster atau Lempar Koin?
Berinvestasi di mata uang kripto itu ibarat naik roller coaster tanpa sabuk pengaman. Kita tidak pernah tahu kapan akan naik, kapan akan turun, atau kapan kita harus berteriak karena takut. Kali ini, pasar kripto seperti lempar koin yang selalu mendarat di sisi yang sama: kerugian.
Investor dan ‘Perang Dingin’
Seorang investor kripto berkata, “Saya pikir saya sudah siap untuk segala kemungkinan, tapi saya tidak menyangka bahwa perang di Timur Tengah akan membuat investasi saya seperti es batu di minuman musim panas.”
Mata Uang dan Kehidupan
Seperti kata Warren Buffett, “Harga adalah apa yang Anda bayar, nilai adalah apa yang Anda dapatkan.” Di dunia kripto, nilai bisa berubah-ubah lebih cepat daripada cuaca di pegunungan.
Mata Uang Kripto dan Geopolitik
Kita sering mendengar bahwa mata uang kripto adalah masa depan keuangan, tapi siapa sangka bahwa masa depan itu juga dipengaruhi oleh geopolitik? Serangan Iran ke Israel bukan hanya tentang kekuatan militer, tapi juga tentang kekuatan pasar.
Harapan di Tengah Ketidakpastian
Meski pasar kripto sedang ‘kedinginan’, mari kita ingat bahwa setelah badai pasti ada pelangi. Mungkin ini saatnya kita memakai ‘jaket tebal’ kesabaran dan menunggu matahari kembali bersinar di pasar kripto.