jlk – Dulu kala, di zaman Romawi, saat toga dan gladiator masih hits, ada satu bidang ilmu yang berkembang dengan semangat penaklukan yang sama: matematika Roma kuno.
Jangan berpikir ini sekadar tiruan dari tetangga sebelah, Yunani kuno. Matematika Roma punya gaya sendiri, layaknya resep rahasia dalam bikin tiramisu yang lezat!
Ketika Romawi ‘Maksa’ Matematika dari Tetangga
Bangsa Romawi dikenal sebagai raja penakluk, dan tentu saja, mereka nggak lupa ‘nyomot’ ilmu dari tetangga sebelah, Yunani dan Mesir. Satu hal yang paling mencolok adalah sistem bilangan Romawi yang ikonis.
Bayangin aja, kita punya I untuk 1, V untuk 5, X untuk 10, sampai M yang bikin kita mikir, “Serius nih, bikin M itu males banget ya?” Tapi jangan salah, sistem ini lebih tua dari nenek moyang kita yang doyan bikin sambel.
Matematika Ala Gladiator
Matematika di zaman Romawi nggak cuma berpatok pada keperluan akademis aja, bro. Mereka mikir keras, “Buang-buang waktu belajar yang nggak berguna, mending langsung ke praktik!”
Jadi, pelajaran matematika di sekolah-sekolah Romawi lebih ke arah aritmatika dasar, geometri, dan pengukuran. Kenapa? Karena mereka butuh banget buat urusan hukum, administrasi, teknik, dan tentunya, strategi perang.
Salah satu rekam jejak gemilang matematika Roma ada di teknik sipil. Mereka nggak cuma jago bikin jalan, tapi juga jembatan, terowongan, sampe akuaduk yang bikin mata melotot. Nah, buat itu, mereka perlu paham banget tentang geometri dan trigonometri.
Bukan cuma belajar dari tetangga Yunani, tapi mereka juga punya alat sendiri, kayak groma buat nentuin garis lurus dan sudut siku-siku. Pernah kepikiran nggak, mereka mungkin juga punya abang groma yang jadi juru gambar di masa itu?
Astronomi Ala Romawi: Bintang Jadi Penentu Nasib
Ternyata, bangsa Romawi juga punya sisi romantis, loh. Mereka tertarik banget sama gerak bintang, planet, dan bulan, karena percaya bahwa itu nyambung sama nasib dan takdir mereka.
Jadi, nggak heran kalo mereka bikin kalender buat nentuin hari-hari penting kayak festival atau upacara keagamaan.
Buat ngejar urusan ini, mereka kembali ‘ngerampok’ ilmu dari matematikawan Yunani.
Bukan cuma itu, mereka juga kreatif banget buat bikin alat sendiri, kayak astrolab buat nentuin posisi bintang dan planet. Bisa jadi, para astronom Romawi waktu itu juga jadi influencer galaksi.
Bukan Cuma Angka-Angka Kuno
Gak bosen-bosen kita denger tentang matematika Yunani, tapi jangan lupakan juga matematika Roma kuno yang jadi bintang di sini. Meskipun banyak terinspirasi dari tetangga, tapi mereka punya keunikan dan kreativitas sendiri, lho.
Jangan lupa, sistem bilangan Romawi yang jadi warisan gede banget buat dunia modern. Kita masih pake, kan, buat nulis jam, tahun, atau gelar kehormatan.
Salah satu bintang matematika Roma, Marcus Vitruvius Pollio, nggak cuma jago bikin rumah aja, tapi juga nulis buku keren berjudul “De Architectura”. Isinya tentang prinsip desain, konstruksi, dan geometri yang jadi bahan baku arsitek-arsitek kece kayak Leonardo da Vinci.
Kita bisa bilang, Matematika Roma Kuno ini kayak resep tiramisu nenek moyang, meskipun nggak selalu di atas meja, tapi tetap jadi hidangan penuh kenangan yang bikin ngiler.
Jadi, mari kita berterima kasih pada matematika Roma kuno yang bikin dunia lebih berwarna, sekaligus bikin kita mikir, “Kalau zaman dulu aja bisa ngitung pakai sistem Romawi, masa kita nggak bisa melewati Senin tanpa tersenyum?”