Oksigen, Laut, dan Kita: Kisah Ajaib dari Plankton dan Rumput Laut

rasyiqi By rasyiqi - Writer, Digital Marketer
7 Min Read
animal, aquarium, aquatic

Apakah anda tahu bahwa setiap kali anda menghirup udara, anda sedang menikmati hasil kerja keras dari organisme laut yang sangat kecil? Ya, anda tidak salah baca.

Organisme laut seperti plankton dan rumput laut adalah produsen oksigen terbesar di Bumi, bahkan melebihi pohon-pohon yang tumbuh di daratan.

Tanpa mereka, kita mungkin tidak akan bisa bernapas dengan nyaman seperti sekarang. Lalu, bagaimana mereka bisa melakukan hal yang luar biasa ini? Mari kita simak kisah ajaib dari plankton dan rumput laut dalam artikel ini.

Plankton: Mikro-Organisme yang Berkuasa

Plankton adalah organisme laut yang berukuran sangat kecil, bahkan tidak terlihat oleh mata telanjang. Mereka melayang-layang di permukaan laut dan mengikuti arus air.

- Advertisement -

Plankton terbagi menjadi dua jenis, yaitu fitoplankton (golongan tumbuhan) dan zooplankton (golongan hewan).

Fitoplankton adalah yang paling penting dalam produksi oksigen, karena mereka mampu melakukan fotosintesis, yaitu proses mengubah cahaya matahari menjadi energi dan melepaskan oksigen sebagai sisa metabolisme.

Fitoplankton sangat bergantung pada cahaya matahari, sehingga mereka hanya bisa hidup di lapisan atas laut yang disebut zona eufotik. Di lapisan ini, cahaya matahari masih bisa menembus air dan memberi energi bagi fitoplankton.

Namun, fitoplankton juga harus berhati-hati, karena mereka juga menjadi mangsa bagi zooplankton dan ikan-ikan kecil.

Oleh karena itu, fitoplankton memiliki strategi untuk menghindari pemangsa, misalnya dengan bergerak naik turun di lapisan laut sesuai dengan siklus siang dan malam, atau dengan mengeluarkan zat kimia yang beracun atau berbau tidak enak.

- Advertisement -

Fitoplankton sangat beragam dalam bentuk dan jenisnya. Ada yang berbentuk bulat, bintang, rantai, atau bahkan seperti jarum.

Ada yang berwarna hijau, kuning, merah, atau biru. Ada yang hidup sendiri, ada yang hidup berkoloni. Ada yang bisa bergerak, ada yang tidak bisa bergerak. Ada yang bersimbiosis dengan bakteri atau jamur, ada yang tidak.

Salah satu jenis fitoplankton yang paling terkenal adalah alga biru, yang sebenarnya bukan alga, melainkan bakteri yang bisa berfotosintesis.

- Advertisement -

Alga biru adalah organisme tertua di Bumi, yang sudah ada sejak 3,5 miliar tahun yang lalu. Mereka adalah yang pertama kali menghasilkan oksigen di atmosfer, dan membuka jalan bagi kehidupan lainnya.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh University of British Columbia, plankton laut menghasilkan sekitar 50% hingga 85% oksigen di Bumi. Jumlah ini setara dengan oksigen yang dihasilkan oleh 1,5 triliun pohon.

Bayangkan, betapa banyaknya pohon yang harus kita tanam untuk menggantikan peran plankton. Jadi, jangan meremehkan plankton, karena mereka adalah penguasa sejati di lautan.

Rumput Laut: Tumbuhan yang Bukan Tumbuhan

Rumput laut adalah organisme laut yang berbeda dengan plankton. Rumput laut termasuk dalam golongan alga, yang merupakan kelompok organisme yang bisa berfotosintesis, tetapi tidak termasuk dalam kerajaan tumbuhan.

Rumput laut memiliki struktur yang lebih kompleks daripada plankton, karena mereka memiliki bagian-bagian yang mirip dengan akar, batang, dan daun.

Namun, bagian-bagian ini tidak memiliki fungsi yang sama dengan tumbuhan darat, melainkan hanya untuk menempel, menopang, dan menyerap nutrisi.

Rumput laut hidup di dasar laut atau menempel pada substrat yang keras, seperti batu, karang, atau kayu.

Rumput laut juga membutuhkan cahaya matahari untuk berfotosintesis, tetapi mereka bisa hidup di lapisan laut yang lebih dalam daripada plankton, yaitu sampai kedalaman 200 meter.

Rumput laut memiliki pigmen yang berbeda-beda, yang menentukan warna dan kedalaman hidupnya. Ada rumput laut yang berwarna hijau, cokelat, merah, atau ungu.

Rumput laut yang berwarna hijau biasanya hidup di lapisan laut yang paling dangkal, sedangkan yang berwarna merah atau ungu bisa hidup di lapisan laut yang paling dalam.

Rumput laut juga berperan penting dalam produksi oksigen di laut dan menyumbang sekitar 10% dari total produksi oksigen di Bumi.

Rumput laut juga berfungsi sebagai habitat, makanan, dan perlindungan bagi banyak organisme laut lainnya, seperti ikan, krustasea, moluska, dan echinodermata.

Rumput laut juga bermanfaat bagi manusia, karena memiliki kandungan gizi yang tinggi, seperti protein, vitamin, mineral, dan antioksidan.

Rumput laut juga memiliki banyak manfaat lain, seperti sebagai bahan kosmetik, farmasi, tekstil, pupuk, dan biofuel.

Kesimpulan: Laut dan Kita adalah Satu Kesatuan

Dari penjelasan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa laut adalah sumber oksigen terbesar di Bumi, berkat peran dari plankton dan rumput laut. Tanpa mereka, kita mungkin tidak akan bisa bernapas dengan nyaman seperti sekarang.

Oleh karena itu, kita harus menjaga kelestarian laut dan menghargai kontribusi dari organisme laut yang sangat kecil ini. Kita harus sadar bahwa laut dan kita adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Seperti kata Jacques Cousteau, seorang penjelajah laut terkenal:

Laut, begitu luas, begitu indah, begitu penuh dengan kehidupan yang tak terhitung jumlahnya, adalah bagian dari dunia kita yang harus kita sayangi.

Semoga artikel ini bisa memberikan anda wawasan baru tentang laut dan oksigen, serta menginspirasi anda untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Terima kasih telah membaca artikel ini, dan jangan lupa untuk bernapas dengan lega, karena anda sedang menikmati hasil kerja keras dari plankton dan rumput laut. Selamat beraktivitas, dan sampai jumpa di artikel selanjutnya.

Referensi:

  • University of British Columbia. (2019). Phytoplankton: A Key Player in Earth’s Carbon Cycle. Diakses pada 20 Februari 2024
  • NASA. (2019). Tiny Plants, Big Impact. Diakses pada 20 Februari 2024
  • Duarte, C. M., et al. (2013). The Role of Coastal Plant Communities for Climate Change Mitigation and Adaptation. Nature Climate Change, 3(11), 961-968. Diakses pada 20 Februari 2024.
Share This Article