jlk – Pembajakan konten digital telah menjadi topik yang mendapat sorotan dalam industri kreatif. Namun, hasil penelitian terbaru menunjukkan fakta mengejutkan bahwa mayoritas pelaku pembajakan di Indonesia ternyata adalah perempuan.
Dr. Xuemei Bian dan Humaira Farid dari Northumbria University Newcastle melakukan survei online dan wawancara langsung kepada konsumen yang aktif mengunduh atau menonton konten digital bajakan di Indonesia dan Thailand.
Temuan mereka mengungkapkan bahwa di Indonesia, perempuan memimpin dalam hal mengonsumsi konten digital bajakan, yang mencakup musik, film, dan acara TV, kecuali software. Di sisi lain, di Thailand, laki-laki mendominasi dalam konsumsi konten digital bajakan.
Penelitian ini juga mengungkap bahwa konsumen di Indonesia memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang konten digital bajakan dan lebih sering menikmatinya dibandingkan dengan konsumen di Thailand.
Terlebih lagi, konsumen di Indonesia lebih akrab dengan ketersediaan konten bajakan di platform YouTube.
Para peneliti menyoroti bahwa alasan utama di balik konsumsi konten digital bajakan di Indonesia adalah karena harga layanan resmi yang masih terlalu tinggi.
Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berharga bagi pembuat kebijakan untuk menangani permasalahan pembajakan konten di Indonesia.
Penelitian ini menegaskan bahwa pemahaman lebih mendalam tentang perilaku konsumen adalah kunci untuk merumuskan strategi yang efektif dalam menangani masalah pembajakan konten digital di masa depan.