Sebuah video yang menampilkan seorang perempuan melahirkan sendiri di dalam masjid dan membuang bayinya di bawah tangga masjid menjadi viral di media sosial. Kejadian ini terjadi pada Kamis (18/1) di Masjid Al-Muhajirin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok. Video tersebut direkam oleh kamera pengawas (CCTV) masjid dan diunggah oleh akun Instagram @infodepok_id pada Jumat (19/1).
Dalam video berdurasi 1 menit 40 detik itu, terlihat perempuan tersebut masuk ke masjid sekitar pukul 23.00 WIB dengan membawa tas dan kardus. Ia kemudian duduk di pojok masjid dan mulai merintih kesakitan. Tak lama kemudian, ia melahirkan bayi laki-laki tanpa bantuan siapa pun. Setelah melahirkan, ia berdiri dan membuang bayinya di bawah tangga masjid. Ia kemudian membersihkan darah yang berceceran di lantai dengan kardus dan kain yang dibawanya. Ia juga mengambil kembali plasenta yang terjatuh dan memasukkannya ke dalam tasnya. Ia lalu keluar dari masjid dengan meninggalkan bayinya yang masih hidup.
Bayi tersebut ditemukan oleh seorang jemaah yang hendak menunaikan salat subuh sekitar pukul 04.30 WIB. Jemaah tersebut terkejut melihat bayi yang tergeletak tanpa sehelai kain pun di bawah tangga masjid. Ia kemudian mengambil bayi tersebut dan membawanya ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. Menurut laporan, bayi tersebut dalam kondisi sehat dan stabil.
Sementara itu, perempuan yang melahirkan dan membuang bayinya berhasil ditangkap oleh polisi setelah melakukan penyelidikan. Perempuan tersebut diketahui bernama Siti Aisyah, berusia 22 tahun, dan merupakan warga Depok. Ia mengaku bahwa bayi tersebut adalah hasil hubungan gelapnya dengan seorang pria yang sudah beristri. Ia mengatakan bahwa ia tidak ingin bayinya diketahui oleh keluarganya dan masyarakat. Ia juga mengaku bahwa ia tidak memiliki biaya untuk merawat bayinya.
Kasus ini menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat. Banyak yang menyayangkan tindakan Siti Aisyah yang tidak bertanggung jawab dan tidak menghargai nyawa bayinya. Banyak juga yang mengecam pria yang menjadi ayah dari bayi tersebut, yang diduga telah menelantarkan Siti Aisyah dan bayinya. Namun, ada juga yang bersimpati dengan kondisi Siti Aisyah, yang mungkin mengalami tekanan psikologis dan sosial yang berat. Banyak yang menawarkan untuk mengadopsi bayi tersebut dan memberikan bantuan kepada Siti Aisyah.
Kasus ini juga menggugah kepedulian masyarakat terhadap permasalahan sosial yang melatarbelakangi peristiwa tragis ini. Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebabnya antara lain adalah kurangnya pendidikan seksual, rendahnya kesadaran ber-KB, maraknya pergaulan bebas, minimnya akses kesehatan reproduksi, dan lemahnya perlindungan hukum bagi perempuan dan anak. Kasus ini juga menunjukkan pentingnya peran keluarga, masyarakat, dan agama dalam memberikan dukungan dan bimbingan kepada perempuan yang mengalami kehamilan di luar nikah.
Kasus ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri, pasangan, keluarga, dan masyarakat. Kita juga harus lebih menghargai dan menjaga kehidupan yang merupakan anugerah dari Tuhan. Semoga bayi yang menjadi korban dari kasus ini dapat tumbuh menjadi anak yang sehat, bahagia, dan berbakti. Semoga juga Siti Aisyah dapat mendapatkan hukuman yang adil dan bimbingan yang baik agar dapat memperbaiki diri dan hidupnya.