Setiap tanggal 1 Mei, dunia memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day, sebuah hari yang telah menjadi simbol perjuangan kaum buruh untuk hak dan keadilan sosial.
Di Indonesia, peringatan ini bukan hanya sekedar hari libur, melainkan juga refleksi atas perjalanan panjang dan berliku yang telah dilalui oleh para pekerja dalam memperjuangkan hak-hak mereka.
Awal Mula Gerakan Buruh di Indonesia
Sejarah perjuangan buruh di Indonesia dimulai sejak abad ke-19, ditandai dengan lahirnya Netherland Onder Werpen Genootschaft (NIOG) pada tahun 1879 sebagai serikat pekerja pertama yang mengorganisir guru-guru di sekolah Belanda.
Ini merupakan awal dari gerakan buruh yang kemudian berkembang pesat, terutama setelah Perang Dunia I, ketika serikat-serikat buruh melakukan gelombang pemogokan yang berkesinambungan hingga tahun 1921.
Perjuangan Buruh di Era Kemerdekaan
Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, gerakan buruh telah berkembang menjadi organisasi-organisasi yang melek politik. Tokoh-tokoh penting seperti Tan Malaka dan Musso memperjelas arah gerak organisasi buruh dalam panggung politik Indonesia.
Maklumat No. 10 yang dikeluarkan oleh Mohammad Hatta pada 3 November 1945 memerintahkan masyarakat Indonesia untuk membentuk partai-partai politik, banyak di antaranya beranggotakan kaum buruh.
Dinamika Gerakan Buruh Pasca-Kemerdekaan
Gerakan buruh Indonesia pada masa Soekarno dapat dilihat dalam dua fase: awal kemerdekaan dan pasca-Konferensi Meja Bundar (KMB).
Gerakan-gerakan yang menjamin kesejahteraan buruh masih berlangsung dalam berbagai bentuk perjuangan, meskipun telah melek politik dan cenderung politis.
Era Reformasi dan Serikat Buruh Modern
Di era Reformasi, muncul fenomena baru dalam hubungan industrial di Indonesia, ditandai dengan munculnya serikat pekerja-serikat pekerja baru. Hingga saat ini, terdapat sejumlah serikat pekerja yang terdaftar di Kementerian Tenaga Kerja.
Pemerintah mendorong terbentuknya serikat pekerja tingkat perusahaan (SPTP), yaitu serikat-serikat pekerja yang bebas (non afiliasi) di tingkat perusahaan.
Refleksi dan Harapan
Refleksi May Day bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga tentang melihat ke depan. Perjuangan kaum buruh di Indonesia telah menunjukkan bahwa solidaritas dan kesatuan adalah kunci dalam memperjuangkan hak dan keadilan.
Dengan semangat yang sama, para pekerja di Indonesia terus berjuang untuk keadilan upah, jam kerja yang wajar, dan kondisi kerja yang layak.
May Day menjadi momen penting untuk mengingatkan semua pihak bahwa perjuangan kaum buruh adalah perjuangan kemanusiaan yang tidak pernah berakhir.
Diharapkan, peringatan ini akan terus menginspirasi generasi pekerja untuk berani bersuara dan beraksi demi masa depan yang lebih baik.