jlk – Rusia, negara pengekspor minyak terbesar kedua di dunia, telah memutuskan untuk bermain-main dengan pasar energi global.
Dalam sebuah langkah yang bisa dibilang sebagai “bermain api di ladang minyak”, Rusia telah mengumumkan larangan ekspor bahan bakar minyak selama enam bulan, mulai 1 Maret.
Alasannya cukup manis, seperti madu yang menetes dari sarang lebah: menjaga kestabilan harga di pasar bahan bakar.
Ya, karena tidak ada yang lebih stabil daripada menghentikan ekspor minyak, bukan? Itu seperti mencoba menenangkan bayi yang menangis dengan memberinya drum dan stik drum.
eits, bentar dulu kisanak. Larangan ini juga bertujuan untuk menjaga permintaan BBM yang meningkat akibat dimulainya kegiatan penanaman di ladang gandum pada musim semi, musim liburan, dan jadwal perbaikan kilang minyak.
Jadi, jika Anda berpikir bahwa menanam gandum dan perbaikan kilang minyak adalah dua hal yang tidak terkait, pikirkan lagi. Di Rusia, tampaknya semuanya terkait.
Namun, di balik layar drama ini, ada beberapa plot yang lebih gelap. Harga BBM domestik menjadi isu sensitif menjelang pilpres Rusia pada 15-17 Maret.
Selain itu, beberapa kilang minyak Rusia diserang pesawat nirawak Ukraina dalam beberapa bulan terakhir. Jadi, mungkin ini bukan hanya tentang menjaga harga BBM tetap stabil, tetapi juga tentang politik dan perang.
Jadi, apa yang bisa kita pelajari dari semua ini? Pertama, jika Anda berpikir bahwa pasar energi global adalah tempat yang stabil dan dapat diprediksi, pikirkan lagi.
Kedua, jangan pernah meremehkan kekuatan politik dan perang dalam mengubah lanskap ekonomi.
ketiga, jika Anda berada di Rusia dan berencana untuk melakukan perjalanan panjang atau menanam gandum musim semi ini, mungkin sebaiknya Anda mulai menabung sekarang.
seperti yang dikatakan oleh penulis terkenal, Mark Twain: “Sejarah tidak mengulang dirinya sendiri, tetapi kadang-kadang ia berima.” Demikian Kisanak,