Sejarah Motor di Indonesia: Bagaimana Motor Menjadi Bagian dari Budaya dan Kehidupan Masyarakat Indonesia

zajpreneur By zajpreneur
16 Min Read
Sejarah Motor di Indonesia: Bagaimana Motor Menjadi Bagian dari Budaya dan Kehidupan Masyarakat Indonesia

Motor bermesin uap tidak bertahan lama di Indonesia. Motor ini memiliki banyak kekurangan, seperti boros air, berisik, berbau, dan mudah rusak.

Motor ini juga tidak cocok dengan iklim tropis Indonesia yang panas dan lembab. Motor ini juga tidak praktis untuk digunakan di jalan-jalan yang masih berupa tanah dan kerikil. Motor ini juga tidak aman untuk digunakan di jalan-jalan yang ramai dan berlalu-lintas.

Motor bermesin uap mulai digantikan oleh motor bermesin bensin pada awal abad ke-20. Motor bermesin bensin adalah motor yang menggunakan bensin sebagai bahan bakar untuk menggerakkan roda.

Motor ini merupakan hasil inovasi dari motor bermesin uap yang sudah ada sebelumnya. Motor bermesin bensin pertama di dunia juga lahir di Jerman, sama seperti motor bermesin uap pertama yang tercipta di Jerman.

- Advertisement -

Gottlieb Daimler dan mitranya, Wilhem Maybach, keduanya ahli mesin empat langkah Jerman, yang menciptakan motor bermesin bensin pertama di dunia pada tahun 1885.

Motor bermesin bensin pertama yang tiba di Indonesia bermerek Harley Davidson dan berasal dari Amerika Serikat.

Harley Davidson adalah motor buatan William S Harley dan Arthur Davidson bersaudara yang merupakan insinyur mesin bensin. Motor ini memiliki satu silinder, dua roda, dan berat sekitar 100 kg. Motor ini bisa mencapai kecepatan maksimal 60 km/jam.

Motor Harley Davidson tersebut tiba di Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada tahun 1908.

Motor ini dibeli oleh seorang pria Belanda bernama Pieter van der Veen, yang merupakan seorang dokter dan penjelajah. Van der Veen membeli motor ini dengan harga 2.000 gulden, setara dengan Rp 30 juta saat ini.

- Advertisement -

Van der Veen kemudian membawa motor ini ke berbagai daerah di Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi. Ia juga sering mengabadikan perjalanannya dengan motor ini dalam bentuk foto dan tulisan.

Ia juga sering berbagi pengalaman dan pengetahuannya tentang motor ini dengan orang-orang yang ia temui di sepanjang perjalanannya. Ia juga sering memberikan bantuan medis dan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan dengan menggunakan motor ini.

Motor bermesin bensin ini menjadi motor kedua yang ada di Indonesia setelah motor bermesin uap. Motor ini juga menjadi motor pertama yang melintasi pulau-pulau di Indonesia.

- Advertisement -

Motor ini menjadi saksi sejarah perkembangan pariwisata di Indonesia, dari zaman penjelajahan alam, hingga zaman wisata budaya.

Motor ini juga menjadi saksi sejarah perkembangan sosial di Indonesia, dari zaman kolonialisme Belanda, hingga zaman nasionalisme Indonesia.

Periode 1930 hingga 1950-an: Motor Impor dan Lokal

Share This Article