jlk – Di tengah gemuruh ketidakpastian ekonomi global, sebuah peristiwa memicu gelombang kepanikan di pasar keuangan: Israel menyerang Iran.
Seperti kilat yang menyambar di langit malam, serangan ini langsung berdampak pada nilai tukar rupiah, yang terjun bebas hingga Rp 16.278 per dolar AS.
Serangan Mengejutkan, Rupiah Terperosok
Pada pagi yang menegangkan itu, rupiah tergelincir dari pijakannya yang kokoh di pembukaan perdagangan, terperosok hampir 108 poin.
Ibrahim Assuaibi, Direktur Laba Forexindo Berjangka, mengibaratkan situasi ini seperti sebuah drama yang menunggu babak penentuannya.
Spekulasi tentang serangan balasan Israel terhadap Iran akhirnya menjadi kenyataan, dan para investor pun berlomba mencari perlindungan di safe haven, seperti emas yang harganya melonjak.
IHSG Turut Terjun
Tak hanya rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ikut terjun, anjlok 1,62 persen. Cheril Tanuwijaya, Head of Research Investasiku by Mega Capital Sekuritas, menggambarkan kejatuhan IHSG sebagai daun yang gugur ditiup angin perang.
Dimana sentimen negatif dari serangan Israel terhadap Iran telah menimbulkan kekhawatiran akan dampak ekonomi yang lebih luas.
Dampak Ekonomi: Inflasi dan Suku Bunga
Dampak ekonomi dari serangan ini terasa seperti hembusan angin dingin yang mendadak, dengan harga energi yang naik dan inflasi yang melonjak.
Suku bunga The Fed, yang seolah-olah seperti kapal yang berusaha menavigasi ombak besar, diprediksi akan semakin lama untuk turun.
Harapan untuk Stabilitas
Namun, di tengah badai, masih ada harapan untuk stabilitas. Ibrahim Assuaibi berharap Iran tidak melakukan penyerangan kembali, agar kondisi ekonomi global dapat kembali menemukan keseimbangannya.
Seperti matahari yang menembus awan setelah hujan, kita semua berharap untuk kembali ke keadaan normal, dimana nilai tukar mata uang dan pasar saham dapat bergerak dengan lebih pasti dan tenang.
Dalam narasi ini, kita diajak untuk merenungkan betapa rapuhnya ekonomi global yang bisa terguncang oleh konflik geopolitik.
Namun, seperti pohon yang bertahan dari badai, kita juga diingatkan tentang ketahanan dan kemampuan adaptasi yang dimiliki oleh pasar keuangan.