Anda mungkin sering mengeluhkan kondisi keuangan yang tidak kunjung membaik, atau malah sebaliknya. Anda mungkin merasa ada yang salah dari semua ini. Apakah Anda sudah melakukan cek kesehatan keuangan?
Cek kesehatan keuangan adalah langkah penting untuk mengetahui kondisi finansial Anda saat ini, dan apa yang perlu Anda lakukan untuk mencapai tujuan keuangan Anda di masa depan.
Cek kesehatan keuangan juga bisa membantu Anda menghindari masalah keuangan yang bisa berdampak buruk pada kesejahteraan Anda.
Lalu, bagaimana cara melakukan cek kesehatan keuangan? Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda ikuti:
1. Kesehatan Arus Kas
Langkah pertama adalah mengevaluasi pemasukan dan pengeluaran Anda dalam sebulan, terhitung dari saat Anda menerima gaji di awal bulan hingga akhir bulan.
Cari tahu, pengeluaran apa yang nilainya paling besar dan cobalah untuk mencari tahu, apakah dalam rentang waktu tersebut pengeluaran Anda melebihi pemasukan.
Jika pengeluaran Anda melebihi pemasukan, maka konsekuensi yang harus Anda hadapi adalah berkurangnya total tabungan di rekening Anda.
Arus kas yang sehat ditandai dengan adanya surplus dari hasil pengurangan total pemasukan dan pengeluaran, yang jumlahnya sebesar 10% dari pemasukan.
Untuk mencapai arus kas yang sehat, Anda perlu mengatur pengeluaran Anda dengan bijak, dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu atau bisa ditunda.
Anda juga bisa mencari sumber pemasukan tambahan, misalnya dengan menjual barang bekas, menawarkan jasa, atau berinvestasi.
2. Jumlah Cicilan Utang
Semakin besar cicilan utang, maka semakin berat beban pengeluaran Anda setiap bulannya. Dan hal itu bisa membuat Anda kesulitan dalam menabung atau berinvestasi.
Alangkah lebih baik untuk menjaga jumlah cicilan agar tidak melebihi 30% dari pemasukan.
Jika jumlah cicilan Anda sudah melebihi batas tersebut, Anda perlu segera menyelesaikan utang Anda dengan cara menegosiasikan bunga, menggabungkan utang, atau mengajukan restrukturisasi. Anda juga perlu menghindari menambah utang baru, terutama utang konsumtif yang tidak produktif.
3. Jumlah Utang yang Belum Terbayar
Bukan cuma cicilan, jumlah utang pun harus dijaga dengan baik. Lakukanlah perhitungan secara seksama terhadap total utang yang belum terbayar hingga saat ini.
Jika nilai dari total utang tersebut masih di bawah 50% dari total aset, maka besaran itu masih bisa dianggap wajar. Namun jika malah di atasnya, Anda harus waspada.
Jumlah utang yang terlalu besar bisa mengancam kestabilan keuangan Anda, dan membuat Anda terjebak dalam lingkaran setan utang.
Anda perlu segera menyelesaikan utang Anda dengan cara membayar utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu, atau menggunakan metode salju yang bisa membantu Anda melunasi utang lebih cepat.
4. Kekayaan Bersih
Kekayaan bersih adalah kekayaan riil atau kekayaan Anda yang sebenarnya. Nilai kekayaan bersih didapat dari hasil pengurangan antara aset dan utang. Selama nilai kekayaan bersih Anda positif, maka sebesar apapun jumlahnya maka kekayaan bersih Anda dinyatakan sehat.
Namun jika negatif, hal itu menandakan terlalu banyak utang konsumtif yang Anda ambil, Anda pun dinyatakan sudah berada di ambang kebangkrutan.
Untuk meningkatkan kekayaan bersih Anda, Anda perlu menambah aset Anda, terutama aset produktif yang bisa menghasilkan pendapatan pasif, seperti properti, saham, reksa dana, atau bisnis.
Anda juga perlu mengurangi utang Anda, terutama utang yang tidak memberikan manfaat, seperti kartu kredit, kredit online, atau pinjaman konsumtif lainnya.
5. Jumlah Aset Lancar
Aset lancar yaitu kas dan setara kas menunjukkan besaran nilai tabungan yang Anda miliki saat ini.
Untuk menentukan sehat atau tidaknya jumlah aset lancar Anda, Anda bisa menjumlahkan semua uang yang ada dan membaginya dengan kekayaan bersih. Adapun aset lancar ideal adalah berkisar di 15-20% dari kekayaan bersih.
Terlalu banyak menyimpan aset lancar tentu tidak baik, lantaran nilai uang akan tergerus dengan inflasi. Ketika ada arus kas negatif, maka jumlah aset lancar Anda akan berkurang.
Oleh karena itu, Anda perlu mengalokasikan sebagian aset lancar Anda untuk berinvestasi, agar nilai uang Anda bisa bertumbuh dan mengalahkan inflasi.
6. Jumlah Dana Darurat
Nilai dana darurat didapat dari aset lancar berupa kas dan tabungan dibagi dengan total pengeluaran dalam sebulan. Hasil bagi itu menandakan berapa bulan lamanya Anda bisa bertahan hidup jika pemasukan Anda hilang.
Bagi karyawan lajang, nilai tiga adalah nilai ideal. Namun bagi mereka yang sudah punya tanggungan, nilai minimalnya adalah enam.
Dana darurat adalah dana cadangan yang bisa Anda gunakan untuk mengatasi keadaan darurat, seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau bencana. Dana darurat bisa membantu Anda menghindari utang, dan menjaga kestabilan keuangan Anda.
Anda perlu menyimpan dana darurat di tempat yang aman, mudah diakses, dan tidak mudah tergerus inflasi, seperti deposito, reksa dana pasar uang, atau asuransi.
7. Jumlah Aset Investasi
Apakah ada investasi yang Anda cairkan selama ini? Atau Anda malah membeli beberapa aset investasi baru?
Untuk mengetahui keidealan jumlah investasi Anda, maka Anda bisa menjumlahkan seluruh aset investasi yang dimiliki seperti emas, reksa dana, saham, obligasi, aset properti dan lainnya. Setelah itu, total nilai dari aset investasi bisa dibagi langsung dengan total nilai aset.
Adapun minimal aset investasi adalah 50% dari total aset, semakin tinggi menandakan bahwa semakin baik Anda dalam menggandakan kekayaan.
Investasi adalah cara terbaik untuk memperkaya diri, karena Anda bisa mendapatkan pendapatan pasif, dan meningkatkan nilai uang Anda. Anda perlu memilih investasi yang sesuai dengan profil risiko, tujuan, dan jangka waktu Anda.
Itulah tujuh langkah yang bisa Anda lakukan untuk melakukan cek kesehatan keuangan. Dengan melakukan cek kesehatan keuangan secara rutin, Anda bisa mengetahui kondisi finansial Anda saat ini, dan apa yang perlu Anda lakukan untuk mencapai tujuan keuangan Anda di masa depan.
Jangan lupa untuk selalu mengatur pengeluaran Anda dengan bijak, dan mengalokasikan pemasukan Anda untuk menabung dan berinvestasi.