jlk – Anak adalah anugerah terindah yang diberikan Allah kepada pasangan suami istri. Dengan adanya anak, kehidupan rumah tangga menjadi lebih harmonis, penuh kasih sayang, dan berkah.
Namun, tidak semua orang merasa cukup dengan apa yang telah Allah berikan. Ada yang masih menginginkan sesuatu yang lebih, yaitu anak laki-laki.
Mengapa anak laki-laki? Apakah karena mereka lebih berharga, lebih mulia, atau lebih bermanfaat daripada anak perempuan?
Apakah karena mereka dianggap sebagai penerus keturunan, pelindung keluarga, atau penolong di akhirat?
Atau apakah karena mereka lebih mudah diurus, lebih mandiri, atau lebih patuh daripada anak perempuan?
Tentu saja, semua alasan tersebut tidaklah benar. Anak laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak, kewajiban, dan tanggung jawab di hadapan Allah.
Mereka sama-sama berpotensi menjadi orang yang shaleh, shalihah, berilmu, beramal, dan bermanfaat bagi umat. Mereka sama-sama membutuhkan perhatian, pendidikan, dan bimbingan dari orang tua.
Mereka sama-sama bisa menjadi penyenang hati, penyejuk mata, dan penolong di akhirat bagi orang tua.
Lalu, mengapa masih ada orang yang berdoa agar diberi anak laki-laki? Apakah itu sebuah kebutuhan atau keserakahan?
Apakah itu sebuah ikhtiar atau keinginan semata? Apakah itu sebuah sunnah atau bid’ah?
Doa agar Diberi Anak Laki-laki dalam Perspektif Islam
Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah milik Allah. Allah lah yang menciptakan, mengatur, dan menentukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Termasuk dalam hal ini adalah jenis kelamin anak yang dikandung oleh seorang ibu.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ
“Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dia memberi anak perempuan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan memberi anak laki-laki kepada siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. Asy-Syura: 49)
Dari ayat ini, kita dapat mengetahui bahwa Allah lah yang berhak menentukan jenis kelamin anak yang dikandung oleh seorang ibu.
Tidak ada seorang pun yang dapat mempengaruhi, mengubah, atau menentang keputusan Allah. Kita sebagai hamba-Nya hanya dapat berserah diri, bersyukur, dan berdoa kepada-Nya.
Berdoa kepada Allah adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Berdoa adalah cara kita untuk berkomunikasi, memohon, dan mengadu kepada Allah.
Berdoa adalah bukti dari keimanan, kecintaan, dan ketergantungan kita kepada Allah. Berdoa adalah senjata orang mukmin, obat bagi hati, dan penyejuk jiwa.
Namun, berdoa tidak boleh sembarangan. Berdoa harus sesuai dengan syarat, rukun, dan adab yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Berdoa harus sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah. Berdoa harus sesuai dengan akal, logika, dan kesehatan.
Salah satu syarat berdoa adalah berdoa dengan tujuan yang baik, halal, dan bermanfaat. Tidak boleh berdoa dengan tujuan yang buruk, haram, atau sia-sia.
Tidak boleh berdoa dengan tujuan yang bertentangan dengan kehendak, hikmah, atau takdir Allah.
Lalu, bagaimana dengan berdoa agar diberi anak laki-laki? Apakah itu termasuk tujuan yang baik, halal, dan bermanfaat? Apakah itu termasuk tujuan yang sesuai dengan kehendak, hikmah, atau takdir Allah?
Jawabannya adalah tergantung. Tergantung pada niat, motivasi, dan sikap orang yang berdoa. Jika orang yang berdoa memiliki niat yang baik, motivasi yang positif, dan sikap yang ikhlas, maka berdoa agar diberi anak laki-laki adalah boleh dan tidak ada salahnya.
Namun, jika orang yang berdoa memiliki niat yang buruk, motivasi yang negatif, atau sikap yang tidak ikhlas, maka berdoa agar diberi anak laki-laki adalah tidak boleh dan bisa menjadi dosa.
Niat, Motivasi, dan Sikap yang Baik dalam Berdoa agar Diberi Anak Laki-laki
Niat yang baik dalam berdoa agar diberi anak laki-laki adalah niat untuk mengikuti sunnah Nabi Ibrahim AS, yang berdoa kepada Allah agar diberi anak yang shaleh, yang kemudian dikabulkan dengan kelahiran Nabi Ismail AS.
Niat ini didasarkan pada kecintaan, ketaatan, dan penghormatan kepada Nabi Ibrahim AS, yang merupakan bapak para nabi dan rasul, dan teladan bagi umat Islam.
Motivasi yang positif dalam berdoa agar diberi anak laki-laki adalah motivasi untuk mendidik, membimbing, dan membantu anak laki-laki menjadi orang yang shaleh, berilmu, beramal, dan bermanfaat bagi umat.
Motivasi ini didasarkan pada tanggung jawab, kepedulian, dan harapan kepada anak laki-laki, yang diharapkan dapat menjadi penerus, pelindung, dan penolong bagi keluarga, masyarakat, dan agama.
Sikap yang ikhlas dalam berdoa agar diberi anak laki-laki adalah sikap yang menerima, bersyukur, dan ridha kepada Allah, apapun hasilnya.
Sikap ini didasarkan pada keimanan, kepasrahan, dan ketawakalan kepada Allah, yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, dan Maha Adil.
Sikap ini juga didasarkan pada rasa hormat, cinta, dan sayang kepada anak perempuan, yang tidak merasa kurang, iri, atau minder karena tidak memiliki anak laki-laki.
Niat, Motivasi, dan Sikap yang Buruk dalam Berdoa agar Diberi Anak Laki-laki
Niat yang buruk dalam berdoa agar diberi anak laki-laki adalah niat untuk memuaskan ego, gengsi, atau ambisi diri sendiri atau orang lain.
Niat ini didasarkan pada kesombongan, keangkuhan, atau kebodohan terhadap Allah, yang Maha Pencipta, Maha Pemberi, dan Maha Penentu.
Niat ini juga didasarkan pada ketidakadilan, ketidakpedulian, atau kebencian terhadap anak perempuan, yang dianggap sebagai beban, aib, atau musibah.
Motivasi yang negatif dalam berdoa agar diberi anak laki-laki adalah motivasi untuk memanfaatkan, mengeksploitasi, atau menyalahgunakan anak laki-laki untuk kepentingan, keuntungan, atau kesenangan diri sendiri atau orang lain.
Motivasi ini didasarkan pada keserakahan, kezaliman, atau kejahatan terhadap anak laki-laki, yang dijadikan sebagai alat, objek, atau korban.
Motivasi ini juga didasarkan pada ketidakpedulian, ketidakberdayaan, atau ketakutan terhadap anak perempuan, yang diabaikan, dilemahkan, atau dianiaya.
Sikap yang tidak ikhlas dalam berdoa agar diberi anak laki-laki adalah sikap yang tidak menerima, tidak bersyukur, atau tidak ridha kepada Allah, apapun hasilnya.
Sikap yang tidak ikhlas dalam berdoa agar diberi anak laki-laki adalah sikap yang tidak menerima, tidak bersyukur, atau tidak ridha kepada Allah, apapun hasilnya.
Sikap ini didasarkan pada ketidakpercayaan, ketidakpuasan, atau ketidaksuburan terhadap Allah, yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Penyembuh.
Sikap ini juga didasarkan pada rasa tidak adil, tidak peduli, atau tidak sayang terhadap anak perempuan, yang dianggap sebagai penghalang, pengganggu, atau penghinaan.
Kesimpulan: Doa agar Diberi Anak Laki-laki, Sebuah Kebutuhan atau Keserakahan?
Setelah melihat dari berbagai sudut pandang, kita dapat menyimpulkan bahwa berdoa agar diberi anak laki-laki bukanlah sebuah kebutuhan, melainkan sebuah keinginan.
Kebutuhan adalah sesuatu yang harus dipenuhi untuk bertahan hidup, sedangkan keinginan adalah sesuatu yang ingin dipenuhi untuk memperkaya hidup.
Anak laki-laki bukanlah sebuah kebutuhan, melainkan sebuah keinginan. Mereka bukanlah sebuah syarat, melainkan sebuah pilihan. Mereka bukanlah sebuah tujuan, melainkan sebuah alat.
Namun, berdoa agar diberi anak laki-laki juga bukanlah sebuah keserakahan, melainkan sebuah ikhtiar.
Keserakahan adalah keinginan yang berlebihan dan tidak terkontrol, sedangkan ikhtiar adalah usaha yang maksimal dan terarah. Anak laki-laki bukanlah sebuah keserakahan, melainkan sebuah ikhtiar.
Mereka bukanlah sebuah obsesi, melainkan sebuah aspirasi. Mereka bukanlah sebuah ambisi, melainkan sebuah inspirasi.
Jadi, berdoa agar diberi anak laki-laki adalah boleh dan tidak ada salahnya, asalkan dilakukan dengan niat yang baik, motivasi yang positif, dan sikap yang ikhlas.
Namun, berdoa agar diberi anak laki-laki juga harus disertai dengan usaha yang maksimal, doa yang khusyuk, dan tawakal yang penuh kepada Allah.
Dan yang terpenting, berdoa agar diberi anak laki-laki harus disertai dengan rasa syukur, sabar, dan ridha kepada Allah, apapun hasilnya.
Karena sesungguhnya, anak laki-laki dan perempuan sama-sama adalah anugerah, amanah, dan ujian dari Allah. Mereka sama-sama adalah harta, warisan, dan investasi bagi orang tua. Mereka sama-sama adalah harapan, impian, dan masa depan bagi umat.